Aeri merapikan rambutnya sebelum keluar dari kamar mandi. Gadis itu kembali menatap ke cermin sebelum membuka pintu toilet. Gadis itu keluar dengan senyum mengembang di bibirnya, Yoongi yang menunggu di depan toilet sedari tadi jadi ikut tersenyum.
"Sudah?" tanya pemuda itu.
Aeri tertawa lalu memeluk lengan kanan Yoongi. "Sudah," cengirnya.
Yoongi tersenyum dan mengusak rambut Aeri, membuat gadis itu mengerang protes. "Ah, Sunbae! Jangan diacak-acak begitu! Merapikannya susah tahu!"
"Tidak apa-apa. Sengaja biar tidak rapi-rapi. Nanti kau makin cantik, makin banyak yang naksir. Aku bisa mati cemburu."
"Apa? Astaga, kekasihku ini bisa cemburu juga rupanya?" Aeri tertawa mengejek.
"Ish, dasar gadis ini!" Yoongi menyentil pelan dahi Aeri sebelum membawa mereka berjalan menuju kantin.
Di sepanjang koridor kelas menuju kantin, orang-orang menatap pasangan itu dengan berbagai pandangan, ada yang terlihat iri, cemburu, gemas, dan lain-lain. "Ohoo~~ Yang sudah punya gandengan sekarang senyam-senyum terus."
"Diam, kau, Soobin! Iri, ya? Makannya cari pacar sana!" balas Aeri galak.
"Sunbae, bagaimana bisa kau mau dengan gadis galak macam dia? Kalau aku, sih, amit-amit," ujar Soobin sambil menjulurkan lidahnya untuk mengejek Aeri. Gadis itu baru saja akan menghadiahkan Soobin dengan sebuah geplakan manis di kepala, justru dihentikan oleh Yoongi. Pemuda yang lebih tua bergumam sudahlah, hingga Aeri pun menghentikan aksinya.
"Yaaa, mau bagaimana lagi, Soobin-ah. Dia sudah mencuri hatiku. Jadi lebih baik kuresmikan saja, kan? Lagipula, bukankah dia cantik?" kata Yoongi.
"Dia memang cantik, sih. Tapi kelakuannya macam nenek sihir. Jungkook Sunbae saja sampai melarikan diri karena kegalakannya."
"Yak! Tau apa kau ini! Jungkook itu sedang ada urusan pribadi, makannya tidak berangkat!"
"Kau dengar itu, Sunbae," ujar Soobin dengan mata membulat yang berlebihan. Tangannya bahkan menunjuk Aeri. "Dengar itu, dia sangat tidak sopan. Bagaimana bisa memanggil kakak kelas dengan hanya namanya saja? Woah, yeoksi, Yoo Aeri memang tak tahu aturan."
"Choi Soobin, kau—"
"Aeri-ya!"
Aeri mengerutkan kening saat mendengar teriakan Yoonji. Gadis itu bahkan terlihat berlari kesetanan menuju ke arahnya. "Ada apa, Yoonji?" tanya Aeri saat sahabatnya itu berhenti tepat di depannya.
Yoonji mengatur napas sebelum berkata, "Anak didikmu—maksudku, Jeon Jungkook. Dia sudah berangkat sekolah!"
"Apa?!" Yoongi dan Aeri sama-sama berseru.
"Dia bahkan belum pulang ke rumah, bagaimana bisa sudah berangkat? Apa itu benar-benar Jeon Jungkook? Kau yakin itu adikku?" tanya Yoongi. Seingatnya Jungkook sama sekali belum menginjakkan kaki di rumah semalam. Atau mungkin pemuda itu datang tadi pagi saat ia sudah berangkat? Tapi bagaimana bisa Yoongi tidak tahu apapun?
"Itu benar, Sunbae," jawab Yoonji. "Dia baru saja mendapat detensi di ruang BK tadi, karena terlambat."
Wajah Yoongi semakin keruh mendengarnya. Jeon Jungkook sudah kembali ke Seoul tapi tidak pulang ke rumah? Lalu kemana bocah nakal itu semalaman?
Yoongi segera berjalan cepat menuju ruang BK, meninggalkan Aeri yang juga masih kebingungan. Gadis itu pun segera mengikuti Yoongi bersama dengan Yoonji dan Soobin yang entah kenapa ikut mengekor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
FanfictionSaat aku dan Yoongi Hyung membeli mainan baru, aku bertanya pada Ibu, "Siapa dulu yang harus mencoba memainkan mainan itu?" Kemudian Ibu akan menjawab, "Dahulukan kakakmu, Jungkook." Kemudian aku mengangguk dan menyerahkan mainan itu kepada Yoongi H...