Aeri mengumpulkan buku-bukunya dan dengan tergesa-gesa memasukkannya ke dalam tas.
Yoongi yang melihat hal itu pun menaikkan alis. "Kenapa terburu-buru begitu?"
"Ah, Sunbae, aku harus cepat-cepat menemui Jeon Jungkook sebelum dia kabur." Aeri memakai tasnya. "Aku tidak bisa membiarkannya lari lagi. Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Sunbaenim!"
Yoongi terkekeh dan menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Aeri. Gadis yang sebangku dengannya itu memang tidak bisa ditebak.
Ah, bingung kenapa Yoongi dan Aeri bisa satu kelas?
Jadi begini, sekolah mereka mempunyai kelas khusus untuk para murid yang berada di atas rata-rata. Jenius, lebih tepatnya. Mereka akan mendapat pelajaran khusus di kelas tersendiri. Kadang pelajarannya sudah lebih tinggi dibandingkan kelas tiga. Jadi sebenarnya, Yoongi harusnya terdaftar di kelas tiga, sedangkan Aeri di kelas satu. Namun, saking jeniusnya gadis itu, Aeri bisa lompat kelas dan masuk ke kelas khusus, karena itulah dia berada di satu tingkat dengan Yoongi.
Kembali lagi pada Aeri yang tengah berjalan cepat menuju kelas Jungkook di lantai dua. Gadis itu menuruni tangga menuju kelas Jungkook dengan sedikit berlari.
Akhirnya, kelas Jungkook pun nampak. "Jeon Jungkook ada?" tanyanya langsung saat sampai di depan pintu kelas Jungkook.
"Tidak ada, dia sedang di bawah. Latihan basket untuk turnamen." Itu Eunwoo yang menjawab.
Aeri menghela napas lelah. Jeon Jungkook itu seperti kutu, susah sekali dicarinya.
Mau tidak mau, Aeri kembali bergegas menuju lapangan basket. Semoga saja Jungkook benar-benar di sana atau kalau tidak, Aeri lebih baik bunuh diri.
***
Jungkook mengusap peluh yang membanjiri kening dan wajahnya. Ia mengatur napasnya yang memburu karena latihan sedari tadi.
"Kook-ah, kau tidak apa-apa?" Pak Lee bertanya kepada Jungkook sambil menepuk bahu pemuda itu.
"Tidak, aku baik-baik saja, Pak. Hanya istirahat sebentar untuk mengatur napas," jawab Jungkook.
Pak Lee mengangguk. Ia kembali ke tengah lapangan untuk melatih murid-murid lainnya. Jungkook sendiri memilih untuk berteduh di bawah pohon besar di pinggir lapangan.
"Huh, lelahnya," gumamnya sambil membaringkan tubuh diatas rumput.
Tiba-tiba tertangkap olehnya seluet gadis yang berjalan cepat dipinggir lapangan sambil cemberut. Ia bangkit dan mencoba melihat gadis itu dengan lebih jelas. Wah, ternyata itu Yoo Aeri. Pasti dia ke sini untuk mencarinya. Aeri pasti masih kesal padanya masalah pesan semalam itu.
Gadis Yoo itu memakinya habis-habisan setelah Jungkook berkata ingin memacarinya. Ia bahkan ditelpon Aeri dan berujung gadis itu berteriak dan mengumpat. Karnanya, sebelum Aeri marah-marah lagi, Jungkook pun memutuskan untuk mendekatinya.
Jungkook berlari kecil kearah gadis dengan rambut sepunggung itu. Namun, tiba-tiba ia melihat bola basket yang melambung ke arah Aeri.
Jungkook mempercepat larinya. Agak sulit untuk mencapai gadis itu karena tempat mereka yang bersebrangan. Dan benar, bola basket itu mengenai kepala Aeri dan langsung membuatnya pingsan di tempat.
Beruntung Jungkook yang telah sampai dengan sigap menangkap tubuh Aeri. Ia melihat darah mengalir dari hidung gadis itu.
"Apa dia baik-baik saja?" Pak Lee bertanya dengan nada khawatir.
Jungkook mengangkat tubuh gadis itu. "Aku akan membawanya ke UKS," ujarnya sambil pergi meninggalkan lapangan itu.
Jungkook melangkah lebar menuju ruang UKS. Ia menendang pintu ruangan itu dengan kasar sehingga membuat orang-orang yang berada di sana kaget setengah mati.
Bu Jung yang sedang bertugas saat itu, datang menghampiri Jungkook yang telah membaringkan Aeri yang berada di gendongannya ke ranjang.
"Dia kenapa? Jangan bilang kau buat masalah lagi, Jeon Jungkook!" Wanita dengan rambut coklat itu menjewer telinga Jungkook.
"A-aw. Tidak, Bu. Sungguh. Tadi dia tidak sengaja terkena bola basket dan aku membawanya kesini," ujar Jungkook.
Bu Jung melepas jewerannya. "Benarkah? Baiklah, aku akan memeriksanya dulu." Jungkook bergeser membiarkan Bu Jung memeriksa keadaan Aeri.
"Dia akan baik-baik saja, mungkin hanya karena syok." Bu Jung berujar setelah selesai memeriksa gadis itu. "Ia hanya butuh istirahat sebentar. Jaga dia! Aku masih ada pekerjaan."
"Kenapa aku?" Jungkook protes. Ia sudah selesai latihan basket, sih. Tapi kan Jungkook tidak mau berakhir harus tetap bimbingan dengan Aeri saat gadis itu sadar.
"Karena kau yang membawanya ke sini. Daripada kau bolos pelajaran dan berkeliaran membuat masalah, lebih baik kau menjaga gadis ini. Berbuat baiklah sedikit, Jungkook."
Baru saja Jungkook ingin kembali membuka mulut untuk protes, Bu Jung sudah pergi meninggalkannya bersama Aeri yang masih tidak sadarkan diri.
Jungkook mendengus kesal. Ia menarik sebuah kursi dan mendudukkan dirinya di sana. Dia menatap wajah damai gadis yang terbaring di hadapannya.
Mau dilihat dari mana pun, Aeri itu memang cantik dan menggemaskan. Tubuhnya ideal, tidak terlalu tinggi dan tidak pendek, kakinya juga bagus. Persis seperti tipe ideal Jungkook, andai saja Aeri tidak galak.
Perlahan, si gadis membuka matanya. Jungkook jadi gelagapan sendiri, dia tidak tahu apa yang harus ia katakan atau lakukan.
Padahal sebenarnya ia tidak perlu melakukan apapun.
"Uh, kepalaku sakit." Aeri mencoba bangkit dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
"Kau baik-baik saja?" Jungkook bertanya dengan raut khawatir yang ia coba sembunyikan.
Aeri mendengus dan menatap Jungkook dengan kesal. "Dasar bedebah! Andai saja kau ada di kelas, aku tidak perlu ke lapangan dan berakhir terkena bola seperti ini, bodoh!" Aeri memukul lengan Jungkook.
"Hei, hei, dasar gadis tidak tahu etika! Aku yang membawamu ke sini, setidaknya berterima kasihlah kepadaku!" seru Jungkook kesal. "Kau pikir membawa tubuh gendutmu ke UKS itu mudah, ya?"
"Aku tidak gendut, sialan! A-aw!" Aeri meringis saat merasakan kepalanya berdenyut.
Jungkook membulatkan matanya panik. "K-kau baik-baik saja, kan?"
Tiba-tiba saja, Bu Jung datang ke tempat mereka dengan raut kesal. "Jeon Jungkook! Kenapa kau mengganggu temanmu yang sedang sakit? Dasar anak nakal!" Kemudian, jeweran keras di telinga pun, Jungkook dapatkan.
Bu Jung itu, setelah melahirkan bulan lalu jadi tambah sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga sekolah padanya. Galak sekali, sumpah.
"A-ah, tidak, Bu. Aw, lepaskan aku. Ampun, Bu Jung!" Jungkook meringis.
Sedangkan Aeri justru tertawa terbahak-bahak di ranjangnya.
"Awas kau, akan ku bawa kau ke Pak Kang!"
"Tidak, Bu Jung. Kumohon, apapun selain Pak Kang. Demi Tuhan, aku tidak mau disuruh membersihkan toilet dengan sikat gigi lagi!!" []
***
Makasih udah mampir ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
أدب الهواةSaat aku dan Yoongi Hyung membeli mainan baru, aku bertanya pada Ibu, "Siapa dulu yang harus mencoba memainkan mainan itu?" Kemudian Ibu akan menjawab, "Dahulukan kakakmu, Jungkook." Kemudian aku mengangguk dan menyerahkan mainan itu kepada Yoongi H...