15. Waktu

1.3K 254 37
                                    

Typo menandakan gue masih manusia, bukan cheonsa :)

**

Malam ini adalah malam terakhir Yoongi berada di Korea. Jujur saja, hatinya belum siap untuk meninggalkan tanah kelahirannya, meninggalkan orang tuanya, keluarganya, juga Yoo Aeri.

Ya, gadis itu, kekasih manisnya.

Yoongi rasanya ingin melepas beasiswanya saja. Ia ingin berada di Korea, tidak ingin jauh-jauh dari gadis itu. Namun, saat ia membicarakannya pada Aeri beberapa minggu lalu, si gadis justru melarangnya untuk melepas beasiswa. Aeri berkata bahwa mendapat beasiswa seperti ini sangat sulit, mana bisa dilepas begitu saja. Maka dari itu, Yoongi pun tidak punya pilihan lain selain tetap pergi.

Namun, pemuda itu berpikir untuk setidaknya meninggalkan kenangan yang bisa diingat Aeri selama menunggu kepulangannya. Karena itu, malam ini Yoongi berencana untuk mengajak Aeri kencan.

"Jungkook," panggil Yoongi saat pemuda itu akan memasuki mobil. Kali ini Yoongi memang berencana untuk membawa mobil. Umurnya sudah legal sekarang, jadi boleh-boleh saja jika mau membawa kendaraan.

Jungkook yang sedang bermain basket pun menoleh. "Hm? Kenapa, Hyung?" tanya pemuda itu sambil berjalan menghampiri Yoongi.

"Besok aku akan berangkat pagi-pagi sekali, jadi mungkin tidak bisa menyampaikan salam pada Aeri, bisa menolongku untuk mengucapkan salam padanya?"

"Loh? Bukannya kau mau pergi menemuinya sekarang?"

"Iya, tapi aku tetap tidak enak jika meninggalkannya begitu saja," ujar Yoongi. Ia mendekati Jungkook dan menepuk bahu adiknya. "Aku menitipkan Aeri padamu, Kook-ah. Tolong jaga dia selama aku tidak ada. Aku benar-benar berharap banyak padamu."

"Tanpa kau minta pun, aku akan melakukannya. Dia, kan, temanku," kata Jungkook. "Karena itu, kau hanya perlu belajar dengan giat di sana, Hyung. Aku tidak mau punya kakak bodoh."

Yoongi terkekeh mendengar ucapan Jungkook. "Tentu, aku akan belajar dengan baik," jawabnya. "Tetapi kau juga harus berjanji padaku bahwa kau akan sekolah dengan baik pula. Kulihat selama ujian kemarin, kau sangat niat belajar. Itu benar-benar hal yang bagus, Jungkook. Aku yakin nilaimu nanti akan memuaskan."

"Yah, kita lihat saja nanti." Jungkook mengendikkan bahunya.

Yoongi pun mengangguk. "Baiklah aku akan pergi sekarang. Sampai nanti!"

"Ne."

***

Yoongi sampai di rumah Aeri. Pemuda itu tersenyum saat seorang pelayan mempersilahkannya untuk masuk. Yoongi pun mendudukkan diri di sofa, menunggu Aeri turun dari kamarnya.

"Apa kau sudah gila, Yoo Aeri? Kenapa bisa sampai seperti ini?!"

Yoongi mengernyit saat mendengar seruan itu. Suaranya terdengar seperti ibu Aeri.

"Sudah kubilang untuk menjaga kesehatanmu, kan?! Apa yang sudah kau lakukan selama ini sebenarnya?!"

Kerutan di dahi Yoongi semakin menjadi. Kenapa? Apakah Aeri sakit? Gadis itu baik-baik saja, kan?

Beberapa menit kemudian, Yoongi melihat Aeri yang menuruni tangga dengan perlahan. Si pemuda langsung berdiri dan menghampiri gadisnya. Ia menyentuh lengan Aeri dan menatap lekat wajahnya. "Kau pucat sekali. Apa kau sedang sakit?" tanya Yoongi dengan khawatir. "Batalkan saja kencannya, ya? Kau benar-benar terlihat sakit, Yoo Aeri."

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang