Jungkook tengah pergi ke ruang tes di rumah sakit. Ia sudah memantapkan diri semalaman. Dia akan menolong Aeri, tidak peduli apapun. Pemuda itu gugup sekali saat menemui dokter yang akan mengetesnya.
Dokter itu menaikkan alis saat melihat Jungkook yang duduk di kursi tunggu. "Kau yang akan di tes untuk donor jantung itu?" tanya sang dokter.
Jungkook langsung berdiri dan menundukkan tubuhnya. "Benar, Dok. Mohon bantuannya."
"Mohon bantuan apanya!" seru dokter itu. "Hei, Nak, kau sudah gila, ya? Donor jantung diperuntukkan bagi orang yang sudah meninggal. Bagaimana bisa orang yang sehat dan muda seperti dirimu mendonorkan jantungnya?" Dokter itu mendekati Jungkook dan menepuk pundaknya. "Manusia tidak akan bisa hidup tanpa jantung, Nak. Kau tahu itu, kan? Jika kau mendonorkan jantungmu, kau akan mati."
"A-aku tahu, Dokter. Tapi aku sungguh harus melakukan ini." Jungkook menundukkan wajahnya. "Kumohon tolong aku, Dokter. Tes saja diriku, mungkin cocok dengan pasien Yoo Aeri dari kamar VIP 7."
"Kalau begitu dimana kartu tanda pengenalmu?"
"Aku t-tidak punya."
Dokter itu pun langsung membulatkan mata. "Apa?! Jadi kau masih di bawah umur?!" serunya marah. "Kau benar-benar sudah gila, Nak. Pulang dan belajarlah yang rajin! Dapatkan pekerjaan bagus dan nikmati hidupmu dulu, setelah itu baru kau boleh datang padaku." Sang dokter pun langsung masuk ke dalam ruangan.
"D-dokter! Dokter, tolong, aku benar-benar harus mendonorkan jantungku! Dokter! Aish!" Jungkook mengusak rambutnya kasar.
Jadi, bagaimana sekarang?
***
"Ibu, tolong tanda tangani ini," ujar Jungkook sambil memberikan beberapa lembar surat ijin dan surat perjanjian yang ia bawa dari rumah sakit.
"Apa ini, Kook?" tanya Nyonya Min yang sedang meminum tehnya. Wanita itu mengambil berkas Jungkook dan membacanya sekilas.
"I-itu---"
"Astaga, Jungkook Min!" Nyonya Min membulatkan matanya. "Bagaimana bisa kau ingin mendonorkan jantungmu? Kau sudah gila?" seru si wanita. "Yeobo! Yeobo! Yoora Eonni! Kemarilah!"
Tuan Min pun berjalan cepat menuju ruang tengah dimana istrinya memanggil. "Ada apa?" tanya pria paruh baya.
"Yeobo, lihat ini! Jungkookie ingin mendonorkan jantungnya!" adu Nyonya Min sambil menyerahkan berkas.
Jungkook diam saja dan menunduk.
Setelah membaca berkas itu, Tuan Min menatap Jungkook dengan tajam. "Jungkook, apa maksudnya semua ini? Kau berniat mendonorkan jantungmu untuk siapa? Siapa orang yang sangat hebat itu, yang sampai bisa membuatmu berniat meninggalkan ayah dan ibu?"
"A-ayah, itu----" Suara Jungkook tercekat. Ia tidak kuat melanjutkan.
Saat itu pula, ibu kandung Jungkook datang ke ruang tengah. "Ada apa, Tuan, Nyonya?"
"Yoora-ssi, lihat ini. Anak kita ingin mendonorkan jantungnya. Apa dia sudah gila?" ujar Tuan Min. Jungkook langsung berdiri dan menghampiri ibu kandungnya.
"Jeon Jungkook, apa itu benar?" ujar ibunya penuh penekanan. Jungkook hanya mengangguk lemah.
Kemudian, yang terjadi adalah Nyonya dan Tuan Min yang kaget setengah mati karena Jungkook yang ditampar oleh ibu kandungnya. "Aku sudah katakan padamu, kan! Jangan ikut campur urusan orang lain! Kau sudah sepakat denganku hanya untuk merawatnya, lalu kenapa sekarang mau mati untuknya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
FanfictionSaat aku dan Yoongi Hyung membeli mainan baru, aku bertanya pada Ibu, "Siapa dulu yang harus mencoba memainkan mainan itu?" Kemudian Ibu akan menjawab, "Dahulukan kakakmu, Jungkook." Kemudian aku mengangguk dan menyerahkan mainan itu kepada Yoongi H...