20 tahun kemudian . . .
Aeri membawa tas-tas ransel anak itu dengan kewalahan. Di belakangnya, mengekor dua anak perempuan yang tengah hikmad memakan es krim.
"Ibu, kenapa kita ke bandara?" tanya satu gadis kecil yang rambutnya berkucir dua.
"Untuk menyambut kepulangan kawan ibu. Astaga, JungAe, kau bisa tidak membantuku membawa ini. Astaga! Apa saja yang ada di tasmu ini?!" Aeri menggerutu kesal.
Bocah berkucir satu menggeleng. "Itu urusan ibu, oke? Salah sendiri ibu terlambat menjemput kami."
"Astaga, kenapa sifat menyebalkanmu mirip sekali dengan ayahmu, sih!" desis wanita itu dengan kesal. "Ayo cepat jalannya! Teman ibu sudah hampir sampai!"
"Iya, iya, ibu ini tidak sabaran sekali, sih? Kami ini masih kecil. Iya kan, JungAe?" kata sang gadis kecil sambil melirik kembarannya.
Si kembaran berkucir dua mengangguk lucu dengan mata sipitnya. "Benar!"
Aeri mendengus. "YoonAe, kau jangan ikut-ikutan seperti kakakmu. Ayo, ayo, lihat! Orang-orang sudah mulai datang!" seru Aeri. "Tunggu di sini, oke? Diam saja. Aku akan mencari temanku dulu."
Keduanya menurut. Dua bocah kecil itu hanya diam sembari memperhatikan ibu mereka yang celingak-celinguk mencari kawannya.
"Oh! Yoongi Oppa!" Aeri berseru saat melihat Yoongi yang berjalan ke arahnya.
"Aeri!" Yoongi mengangkat satu anak lelaki yang bersamanya. Di belakang pria itu, ada sesosok wanita cantik yang mengikuti dengan membawa putri kecilnya yang masih bayi.
Yoongi segera berjalan menuju Aeri dan memeluk wanita itu. "Astaga, sudah berapa lama, ya? Kau semakin kurus saja."
Aeri merengut kesal. "Lima tahun. Jangan pura-pura bodoh! Kau meninggalkanku selama lima tahun setelah pernikahanmu. Jahat sekali sumpah."
Yoongi tertawa terbahak-bahak mendengar gerutuan Aeri. "Astaga, kau masih saja galak. Ngomong-ngomong dimana anakmu?"
"Itu, mereka di sana." Aeri menunjuk ke arah tempat duduk yang berada tidak jauh dari mereka.
"Ya sudah, ayo temui anak-anakmu," ujar Yoongi. "Ayo, Yeobo," katanya sambil menggandeng sang istri yang setia di sampingnya.
Mereka pun mendekati kursi tempat duo Ae berada. Kedua bocah kembar itu menunduk sopan saat dikenalkan dengan Yoongi.
"Yang ini namanya JungAe, yang ini namanya YoonAe," ujar Aeri memperkenalkan.
"YoonAe? Apa itu YoonAe? Yoongi-Aeri?" Yoongi menaikkan alis. "Woah, apa kau masih belum bisa move on dariku bahkan setelah dua puluh tahun, Yoo Aeri? Jangan lupa, kita sudah sama-sama menikah, loh!"
Aeri berdecih pelan. "Bodoh. Aku hanya menamai begitu karena kau adalah salah satu orang terpenting dalam hidupku, teman baikku."
"Wah, Yeobo, jangan sampai kau cemburu, ya. Aeri memang begitu sifatnya," ujar Yoongi pada istrinya. Sang istri hanya tertawa dan mengangguk.
"Astaga, apa kalian memulai semua tawa ini tanpa aku?"
Suara seorang pria yang sangat familiar membuat semua orang di sana berbalik. Mata Aeri berbinar cerah. Wanita itu langsung berlari ke arah si pria dan memeluknya dengan sangat erat.
"Jungkook!" seru wanita itu sambil menubrukkan tubuhnya pada Jungkook. "Aku merindukanmu."
"Astaga, jangan membuatku malu." Jungkook melepas pelukan itu. Ia menyentil dahi Aeri. "Aish, kelakuanmu yang seperti inilah yang membuatku hampir bercerai dengan istriku tahu! Setiap aku datang selalu main peluk-peluk saja!"
Aeri mencebik. "Baiklah, baiklah, maaf. Huft, kalian benar-benar menyebalkan! Enak, ya, yang masih menikah, apalah daya diriku yang sudah menjanda ini," ujar Aeri.
Jungkook tersenyum kecil dan merangkul bahu Aeri. "Semangatlah, Chingu! Ingat kalau kita akan saling menjodohkan anak, kan? Sudah kupastikan Minho-ku akan tumbuh menjadi pemuda tampan sepertiku, oke? Lain kali aku akan membawanya pulang ke Korea bersama istriku juga, setuju?"
Jungkook mengepalkan tangannya, gestur tos ala anak muda. Aeri tersenyum dan membalas tos dari Jungkook.
"Sudah, sudah, ayo pergi! Kita kan mau pergi mengitari Seoul. Ini sudah lima tahun bagiku dan dua puluh tahun bagi Jungkook untuk pulang, loh! Ayo jalan-jalan!" seru Yoongi.
Yoongi menarik semuanya untuk keluar dari bandara.
Yah, begitulah akhirnya.
Jeon Jungkook, Min Yoongi, dan Yoo Aeri, sudah memilih jalan mereka masing-masing, dimana tak ada lagi yang mengutamakan kebahagiaan orang lain. Ini adalah mereka, jalan hidup mereka, pilihan mereka, dan kebahagiaan mereka.
Tidak ada lagi Me After You yang menyakitkan, sekarang adalah Me With You, dimana aku dan kau, berjalan beriringan sebagai sahabat selamanya.
FIN.
03 July 2019
***
Okay, sengaja begadang buat ngetik ini untuk mengapresiasi kalian2 yang udah pada mau komen. Huhuhuuuu makasih ❤❤❤❤Gue tau ini epilog yang gaje luar biasa, tapi beginilah jadinya :"
Dan, yah, beginilah endingnya. Karena nggak selamanya yang deket bakal jadi pacar dan nggak tentu juga yang jadi pacar bakal jadi suami, wkwkwkwkwk. Dan yang jelas, gue nggak pernah menjelaskan bahwa Jungkook jatuh cinta sama Aeri :v
Di sini gue justru pengin menceritakan bagaimana laki-laki dan perempuan bisa aja jadi sahabat.Bagi Jung-Ae shipper dan YoonAe shipper, jangan ada perbedaan lagi di antara kita karena mereka akhirnya juga nggak ada yang bersama :")
So, ini termasuk plot twist apa nggak nih? 😏Makasih bagi semua yang udah dukung MAY selama ini, ya. Ini pertama kalinya gue bikin angst lagi setelah BME, hehehehe. Maaf juga kalau belum sesuai ekspektasi kalian, doain aja Yo ini bisa semakin berkembang nantinya dan bisa lebih memuaskan kalian lagi.
Makasih udah mampir, My Lovely Readers :*
You're so lovely, I so lovely, We're so lovely, lovely, lovely ❤❤❤
![](https://img.wattpad.com/cover/146841244-288-k841982.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
FanfictionSaat aku dan Yoongi Hyung membeli mainan baru, aku bertanya pada Ibu, "Siapa dulu yang harus mencoba memainkan mainan itu?" Kemudian Ibu akan menjawab, "Dahulukan kakakmu, Jungkook." Kemudian aku mengangguk dan menyerahkan mainan itu kepada Yoongi H...