9. Gereja

1.7K 280 30
                                    

Hola!



Jungkook mendesah lelah saat melihat kalender di dindingnya. Ini sudah memasuki bulan Juni, itu artinya ia harus mengikuti kegiatan rutinnya. Jungkook menebak jika ibunya pasti tengah berjalan menuju kamarnya saat ini.

"Jeon Jungkook,"

Panggilan tiba-tiba itu terasa tak mengejutkan lagi. Seperti yang sudah Jungkook duga, ibunya datang menghampirinya.

"Kau sudah bersiap? Kita harus segera pergi," ujar ibunya.

"Aku sudah menyiapkan setengah pakaianku. Kapan kita akan pergi?"

"Nanti sore. Ibu sudah memesan tiket ke Busan."

Jungkook mengangguk paham.

"Tidak usah membawa pakaian terlalu banyak. Kau hanya lima hari di sana," ujar ibunya, membuat Jungkook membulatkan matanya kaget.

"Loh? Kenapa hanya lima hari? Bukankah biasanya sepuluh hari?"

Ibunya menghela napas lelah. "Nyonya Min tidak mengijinkan. Katanya kau ada ujian sebentar lagi, kan? Nyonya Min tidak mau jika kau tidak mengikuti bimbingan untuk ujian. Aku hanya bisa menurutinya."

Diam-diam, Jungkook tersenyum simpul. "Lalu Ibu?"

"Aku jelas akan tetap di sana selama sebulan, seperti biasa."

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Kemudian, setelah mengatakan beberapa hal tentang apa saja yang harus di siapkan untuk kepergian, ibunya lantas pergi dari kamar Jungkook.

Pemuda itu menghela napas saat pintu kamarnya tertutup. Dirinya sedikit merasa sedih. Pergi ke Busan selama lima hari itu artinya ia tidak akan sekolah, kan? Ia juga tidak akan bertemu dengan Aeri, kan?

Ia dan ibunya memang punya kegiatan rutin tahunan yaitu pergi ke salah satu gereja di Busan. Dia dan sang ibu akan tinggal selama setidaknya satu bulan. Namun, semenjak Jungkook bersekolah, ia hanya akan menghabiskan setidaknya sepuluh hari di gereja.

Ibunya bilang, dulu sekali, saat masih muda, ibunya sempat berkeinginan untuk menjadi biarawati di gereja. Namun, hal itu diurungkan karena beberapa alasan, termasuk kelahirannya. Jungkook tidak pernah tahu siapa ayahnya dan ia juga tidak pernah ingin tahu. Baginya, hanya ia, ibunya, dan keluarga Min, itu sudah lebih dari cukup. Jungkook juga sudah sangat mengerti bahwa ia mungkin adalah anak yang tidak diinginkan kelahirannya. Mungkin itu yang menyebabkan ibunya berperilaku demikian kepadanya, namun Jungkook tidak terlalu mengambil hati tentang masalah itu. Pikirnya, selama ia bisa menutup mulut dan menjadi anak baik untuk ibunya, sang ibu akan menyayanginya.

Meskipun ia tahu, itu hanya harapan sia-sia.

***

Aku dan ibu sampai di Busan saat hari sudah gelap. Seakan terlampau terbiasa, ibu segera membawaku ke sisi kanan gereja, di mana ada satu rumah kecil di sana untuk penginapan para pastur dan biarawati.

Ibu mengetuk pintu cokelat itu beberapa kali. Pintu terbuka, menampilkan satu orang biarawati yang sudah sangat aku kenal.

"Oh, Jungkook? Yoora? Bagaimana kabar kalian?" sapa biarawati itu, yang biasa kupanggil Bibi Ma.

Ibuku tersenyum. "Kami baik saja, Eonni. Bisakah kami masuk? Rasanya sedikit dingin di sini."

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang