Happy Reading semua🌟
Maaf kalo ada typo
***•••***
Radit, Deviana,Raka,Riko,Dian,Briyan serta Ismi cs sedang berada di depan ruang operasi. Lampu operasi yang menyala menandakan operasi masih berlangsung.Radit termenung di kursi pojok sendirian,ia terlihat sangat kacau dan frustasi bahkan saat ada yang mengajaknya bicara ia tidak merespon sama sekali.
Selang beberapa menit menunggu seorang dokter keluar dari ruang operasi.
"Dengan keluarga pasien."Ucap Dokter itu membuat Radit langsung bangkit dari duduknya.
"Saya suaminya dok,gimana keadaan istri saya?"Tanya Radit.
"Bapak silahkan ikut ke ruangan saya ada yang perlu saya jelaskan."Ucap Dokter itu.
"Baik dok."Ucap Radit lalu mengikuti dokter tersebut.
"Silahkan duduk."Ucap Dokter yang Radit ketahui namanya Dina.
"Apa ada masalah dok?"Tanya Radit khawatir.
"Keadaan ibu Retno saat ini mulai stabil,tapi..."Dokter Dina menggantung kalimat nya.
"Tapi apa dok?"Tanya Radit.
"Pada saat jatuh dari tangga perut bu Retno menghantam sesuatu sehingga membuat rahim Bu Retno lemah dan itu mengakibatkan kemungkinan besar ibu Retno tidak bisa hamil."Penjelasan dokter Dina membuat Radit sangat terkejut.
"Apa selamanya dia tidak bisa hamil dok?"Tanya Radit.
"Jika ibu Retno hamil pun itu akan membahayakan nyawanya."Jawab Dokter Dina.
"Apa saya bisa menjenguknya?"Tanya Radit.
"Silahkan."Ucap Dokter Dina.
"Baiklah saya permisi Dokter."Ucapnya lalu berlalu meninggalkan ruangan tersebut.
Radit berjalan dengan langkah gontai menuju ruangan Retno dan sesampai di ruang rawat Retno Radit disemprot dengan berbagai pertanyaan.
"Radit dokter bilang apa sama kamu?"
"Dit, gimana keadaan Retno dia nggapapa kan?"
"Nak,apa kata dokter?"
Dan lain sebagainya...
Dan Radit hanya bisa menunduk tanpa menjawab pertanyaan mereka.
"Dit, jawab dong."Ucap Ismi.
Dan Radit pun menceritakan apa yang dibicarakannya dengan dokter Dina tadi. Dan tentu saja membuat syok semua orang.
"Astaga."Ucap Deviana sambil menangis.
"Ma Radit mau jenguk Retno dulu."Pamit Radit lalu membuka pintu ruang rawat Retno.
Pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah gadis yang dicintainya sedang terbaring tak berdaya dengan alat oksigen yang membantu pernapasan nya.
Radit duduk di kursi sebelah Retno sambil menggenggam tangan Retno lalu mengecup nya.
"Bangun ya sayang."lirih Radit.
"Emang kamu nggak capek tidur terus."Tambahnya.
"Aku rindu kamu,kamu jangan lama lama tidurnya ya sayang."Ucapnya lalu mengecup kening Retno.
"Aku tinggal pulang sebentar yah aku mau ambil perlengkapan kamu."Ucap Radit.
Saat Radit akan beranjak dari kursinya ia merasa tangannya digenggam erat,saat ia berbalik ia melihat Retno yang sedang menatapnya.
"Sayang kamu udah sadar,apa yang sakit."Ucap Radit saat melihat Retno mengerjapkan matanya.
"Radit takut."Cicitnya pelan tapi masih bisa didengar Radit.
"Kamu nggak perlu takut sayang,ada aku disini aku bakal jagain kamu."Ucap Radit sambil tersenyum.
'sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk memberitahu Retno tentang Rahimnya.' Batin Radit
"Radit haus."Ucap Retno.
"Sini aku bantu."Ucap Radit mulai membantu Retno minum.
"Sayang aku keluar dulu yah kasian mama pasti juga mau jenguk kamu."Izin Radit yang diangguki Retno.
Setelah itu Radit keluar dari ruangan Retno untuk memberitahu keluarganya dan teman teman Retno.
****
Keesokan harinya keadaan Retno sudah mulai membaik dan kata dokter besok dia sudah diperbolehkan pulang."Ditt"Panggil Retno kepada Radit yang tengah menonton televisi.
Yahh memang ruang rawat Retno memiliki sofa,televisi,dan kamar mandi di dalam nya maklum lahh VVIP.
"Kenapa sayang?"Tanya Radit.
"Aku mau pulang hari ini."Rengek Retno.
"Nggak bisa,kamu masih masa pemulihan sayang besok kamu udah boleh pulang kok."Ucap Radit.
"Tapi aku maunya hari ini."Ucap Retno sambil mengerucutkan kan bibirnya.
"Nggak bisa sayang."Ucap Radit sambil mencubit pipi Retno karena gemas dengan ekspresi nya.
"Ihh nyebelin."Ucap Retno dengan nada merajuk.
"Ngambek nih."Gumam Radit.
"Sayang jangan ngambek dong,nanti jelek loh."bujuk Radit sambil berjalan mendekati Retno
"Bodo amat."Ucap Retno.
"Besok aku traktir Mozarella cheeseburger deh."Ucap Radit mencoba bernegosiasi dengan Retno.
"Beneran yah,awas aja kalo bohong."Ucap Retno.
"Iya beneran sayang."Ucap Radit.
"Tapi aku maunya yang di Burger King."Ucap Retno.
"Iyah sayangku."Ucap Radit lalu mengecup pucuk kepala Retno.
"Sekarang kamu istirahat yah bentar lagi mami kesini."Ucap Radit yang diangguki Retno.
****
Hari ini Retno sudah diperbolehkan pulang oleh dokter Dina karena keadaan nya sudah stabil sepenuhnya."Radit jangan lupa janji kamu."Ucap Retno memperingatkan.
"Siap bosku."Ucap Radit sambil menggandeng tangan Retno menuju parkiran.
"Mau aku gendong?"Tanya Radit yang iba melihat Retno meringis saat berjalan.
"Nggak usa---ehh."Retno terkejut karena tiba tiba Radit menggendong nya ala bridal style.
"Ihh Radit aku mau tau."Ucap Retno menyembunyikan wajahnya di dada bidang Radit.
Radit terkekeh melihat ekspresi istrinya yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Masuk sayang."Ucap Radit saat sudah berada di depan mobilnya.
Radit melajukan mobilnya dengan kecepatan rata rata menuju Burger King untuk menepati janjinya.
"Yeayy udah sampe."Ucap Retno kegirangan.
"Ayo sayang."Ucap Radit yang diangguki Retno.
Saat sudah memasuki Burger King Retno mencari tempat duduk sedangkan Radit memesan makan untuk mereka.
Selang beberapa menit menunggu akhirnya Radit datang membawa nampan yang berisi banyak sekali makanan.
"Makasih sayangku."Ucap Retno sambil mencium pipi Radit.
"Silahkan dimakan tuan putri."Ucap Radit.
Mereka pun mulai memakan sambil sesekali bercanda dan beremesra mesraan.
Setelah makan mereka memutuskan untuk langsung pulang karena keadaan Retno yang baru pulih.
Holla guyss👋
Jangan lupa vote sama commentnya ya:)
Salam manis:D
Feladia Vega😙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Husband
Novela JuvenilKalo bukan karena nyokap sama bokap gue, gue gaakan mau nikah sama orang yang selalu buat gue naik pitam ...... Follow kuy^_^ @feladia.vv