Ingat typho adalah naluriah😩
Selamat membaca😄😄
Aku tidak terlambat kan?
Batin ku mencelos sejenak setelah aku berpijak mantap didepan pintu kaca besar yang menjadi gerbang utama masuk restoran cepat saji tempat ku bekerja ini.
"Dari mana saja kau huuhh?" Ucap Joo Eun teman kerja ku usai menepuk kasar pundak kiri ku.
"Awww appo Joo Eun-ah." Jawab ku sedikit terlonjak akibat sakitnya tebasan dari tangan seorang yorisa yappeuda tersebut. (Koki cantik)
"Mianhae aku sedikit sibuk tadi." Lanjut ku dengan tatapan malas kemudian meraih afron yang tergantung rapi disisi kanan meja dapur.
Joo Eun mencelos jengah pada ku. Tatapannya mengisyaratkan kekesalan yang tak dapat dipungkiri lagi. "Cihh, sibuk kata mu? Kau kira ini resto eommanie punya eoh hingga kau seenaknya begini.
"Seandainya sajang-nim Kim tahu habislah kau." Lanjutnya lagi yang kini fokus bermain dengan spatula kesayangannya itu. (Direktur utama)
"Nee... nee arasseo." Jawab ku dengan nada sedikit menyesal.
"Sementangannya saja nama eomma nya sama dengan
sajang-nim Kim." Sambung salah satu pelayan dari pojok dapur resto yang tidak lain tidak bukan adalah Min Yoongi.Joo Eun berdehem kasar kearah laki-laki bermarga Min itu mencoba mencairkan suasana yang mendadak suram.
Dasar albino bodoh. Kau bisa menyinggung perasaan Seijin dengan perkataan mu itu pabo.
"Lain kali jangan begitu lagi Seijin-ah. Arrachi?" Ucap Joo Eun yang seketika memecah kecanggungan antara aku dan Yoongi kemudian menarik kedua ujung sisi bibirnya sehingga menghasilkan senyum indah di wajahnya.
Kini aku melanjutkan pekerjaan ku seperti biasa. Beradu akting dengan piring dan nampan. Berjalan lancar seperti biasanya. Jika saja seandainya seseorang tidak memanggilku untuk sebuah tugas negara.
"Seijin... Seijin... bisakah kau datang keruangan sajang-nim Kim. Dia sedang mencarimu sekarang." Ucap salah satu teman pelayan ku yang masih bertengger kokoh di gerbang pintu dapur dengan napas yang seraya memburu.
"Jeongmalyeo?" Jawab ku heran.
"Nee. Aku tidak bohong. Sepertinya ada yang ingin dia katakan padamu. Jadi segeralah kesana." Menggoyangkan tangannya seperti arahan agar aku cepat kesana.
"Ne... nee arraseo." Ucap ku terburu-buru sembari meletakkan piring dan gelas dari tangan ku.
"Tamat lah riwayatmu wahai Kim Seijin." Cetus Yoongi pelan disusul dengan sebuah senyum smirk dibibir tipisnya itu.
"Silyehabnida." Ucap ku setelah membuka knop pintu ruangan direktur Kim sedikit perasaan kahwatir yang mendalam mendadak menyelubungi benak ku saat ini. (Permisi)
"Masuklah Seijin." Jawab direktur Kim ramah.
"Sajang-nim mencari saya?"
Jawab ku sedikit canggung."Nde silahkan duduk Seijin. Ku lihat akhir-akhir ini kau sering tidak fokus dalam bekerja. Memangnya kau ada masalah apa Seijin-ssi?" Ucap direktur Kim membuka pembicaraan canggung ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphania
RandomSegelintir kisah pelik, tentang bagaimana cinta dan maut yang terimplisit dalam satu takdir yang sama. Juli, 2019.