Gomawoo buat kalian yang masih berbesar jantung, ehh hati maksudnya buat baca ff ku ini
I purple you gaes💜💜
Hancur, rapuh, gagal, remuk, berantakan dan segala macam bentuk kehancuran lainnya tengah menyelimuti hati dan jiwa ku saat ini.
Terduduk layu dilantai dingin ruang tamu ini dengan jutaan butir air mata yang tak terhitung lagi. Kaki meja kayu yang saat ini ku genggam erat menjadi salah satu saksi kerapuhan diriku saat ini.
Tiba-tiba saja Taehyung yang sedari tadi pergi membeli bibimbap, datang dan seketika panik melihat diriku yang terduduk dilantai dengan isakan kuat yang terus keluar dari mulutku.
"Waegeurae Seijin-ah, aku tadi tidak sengaja bertemu dengan Namjoon dan satu teman lelakinya. Apa dia habis dari sini? Apa yang dia lakukan padamu Seijin. Malhebwa?!" Ucap Taehyung cepat bahkan melebihi kecepatan cahaya.
Aku berusaha mengatur napas ku yang tersengal-sengal,
"Oppa, eottokhae Jin oppa dia sedang kritis sekarang dirumah sakit. Dan mereka tadi datang untuk menyuruhku kesana.""Jinjjayeo? Geundae wae? Kau akan kesanakan?" (Lalu kenapa)
"Molla, a... aku masih tidak sanggup untuk melihat wajahnya oppa." Ucap ku sesenggukan.
Bertemu dengan Jin?
Jangankan bertemu dengannya
Mendengar namanya saja sudah membuat seluruh ruang hati ku terasa remuk
Apalagi harus bertemu dan menatap wajahnya itu
Aku sungguh tidak sanggup
"Andwaegetda Sei. Kau harus tetap menemuinya. Jangan khawatir aku akan mengantarmu." Taehyung merangkul tubuh gontai ku ini agar dapat berdiri tegak.
(Tidak boleh begini)***
Koridor dengan panjang ratusan meter yang minim penerangan ini membuat bulu kudukku sedikit beranjak dari rebahannya. Aku baru tahu ternyata SMC memiliki tempat yang ketat akan keprivasiannya seperti ini. Dokter Jung bilang ruang ini hanya untuk orang-orang elite saja.
Mungkin sebelum Jin menyerahkan seluruh hartanya, ia masih meninggalkan asuransi kesehatannya.
Kembali kekoridor...
Tempat ini lumayan dingin dan terlebih koridor sepanjang ratusan meter ini sangat kedap suara agar tidak dapat mengganggu ketenangan pasien.
Sungguh area yang sangat privasi
Setelah berjalan beberapa menit menyusuri koridor ini, akhirnya kami pun sampai dipenghujungnya. Nampak dokter Jung dan juga Namjoon sedang berdiri cemas didepan pintu kaca ruang privasi itu.
"Seijin akhirnya kau datang juga. Akhirnya kau merubah keputusan itu juga. Gomawo Seijin." Ucap Namjoon menyambut kami dengan penuh harapan.
"Nee kyosunim. Sekarang dimana Jin oppa" Tanya ku celingak- celinguk.
"Dia... didalam." Ucap Namjoon sembari menunjuk pintu kaca tebal didepan ku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphania
RandomSegelintir kisah pelik, tentang bagaimana cinta dan maut yang terimplisit dalam satu takdir yang sama. Juli, 2019.