PART-34

49.4K 1.9K 5
                                    

Hari ini adalah hari pemakaman Kirana, sekarang mereka hanya bisa melihat Kirana di sana tidak bisa bertemu dan melihat senyumannya lagi.

"Kirana, semoga kamu tenang disana Sayang" Aluna mengusap papan nisan Kirana.

"Mommy bangun mommy jangan tinggalin kita mommy, mommy udah janji gak bakalan tinggalin Kita mommy hikksss.... Hikksss... Hikksss mommy jahat sama kita"

Mereka langsung memeluk Kenneth sambil menangis di pelukan Kenneth, betapa hancur perasaan Mereka ketika melihat Kirana kembali dengan kondisi seperti ini.

"Bunaaa!! Bunaa Affia janji gak nakal Buna tapi Buna jangan tinggalin kita Buna, Affia sama bang Andreas janji bakal rajin belajar seperti yang Buna mau..hikksss... Hikksss"

Vero memeluk anaknya yang menangis Karena di tinggalkan Kirana untuk selamanya, Ia juga merasakan hancur ketika tau Kirana meninggal dalam kecelakaan mobil apalagi mendengar kabar suster Yuni belum di temukan.

"Aku janji sama kamu bakalan jaga mereka demi kamu, kamu yang tenang disana"

Hanya foto Kirana yang sekarang mereka pandang di seperti dulu.
.
.
.
.
Setelah acara pemakaman selesai Aluna dan Yusuf akan menyimpan barang-barang peninggalan Kirana karena mereka tidak ingin mengingat Kirana, mereka sudah mengikhlaskan Kirana.

"Kita harus kuat biar Kirana gak sedih disana"

Yusuf merangkul bahu istrinya dan Aluna menangis di pelukannya ia masih tidak percaya Kirana sudah pergi selamanya dalam kehidupan mereka.
.
.
.
.
Di rumah Kirana, Kenneth sedang memandang foto Kirana berukuran besar yang menghias ruang kerja Kirana.

"Gua gak mau nikah cuma karena rasa kasihan, mendingan lo batalin niat lo nikahin gua"

Kenneth berbalik dan melihat Kirana berdiri dengan penampilan kacau di ambang pintu kamar tamunya.

"Saya gak mungkin nikahin kamu karena cinta, karena saya gak cinta sama kamu saya cuma mau anak-anak saya dapat kasih sayang dari seorang ibu gak lebih jadi kamu gak usah berharap lebih" ucap Kenneth yang membuat hati Kirana jauh lebih sakit.

"Gua bisa jadi ibu mereka tanpa harus nikah sama lo, Karena gua sadar gua ini cuma pelacur jalanan yang gak pantes jadi istri seorang raja terhormat seperti lo"

Kenneth sebenarnya merasa bersalah sudah menghina Kirana gadis yang ia sayangi, tapi karena amarahnya ia sudah melukai hatinya berkeping-keping.

"Saya akan tetap nikahin kamu walaupun kamu nolak paham!!"

Kirana langsung pergi dari dalam kamar Kenneth, ia pergi ke ruang kerjanya di dekat kamar tamu.

Kenneth dapat mendengar tangisan Kirana didalam ruangan tersebut, betapa hancurnya Kirana saat ini ia sangat hancur.

Ia memutuskan untuk melihat di celah pintu yang sedikit terbuka, terlihat Kirana sedang meminum winenya yang ada di dalam botol.

"Kirana!!"

Kenneth masuk dan mengambil botol yang ada di genggaman Kirana, Kirana memintanya untuk mengembalikan minuman itu.

"Balikin minuman gua!!"

"Gak, kamu jangan pernah sentuh ini lagi"

Kenneth menjatuhkan botol itu ke lantai hingga hancur berantakan, ia langsung memeluk Kirana yang menangis.

"Lo jahat!! Mendingan lo pergi gua gak mau liat muka lo lagi!!"

Kirana terus memukul dada Kenneth, Kenneth membiarkannya mungkin Kirana butuh pelampiasan amarahnya.

"Diam!! Saya gak akan pergi dari sini"

"Lo sendiri yang bilang gua ini pel- emmm"

Sebelum Kirana menyelesaikan perkataannya Kenneth sudah membungkam mulutnya dengan bibirnya, ia mencium Kirana bahkan ia melumat dan menggigitnya agar Kirana membuka aksesnya masuk.

Ia memukul kaca di ruangan kerja Kirana, bayang-bayang Kirana dan dirinya didalam ruangan ini melintas dalam benaknya.

"Kenapa Kirana kenapa? Sangking bencinya kamu sama aku kamu tinggalin aku sama anak-anak hah? Kenapaaaa!!!"

"Hey!"

Suara Kirana memanggilnya ia berbalik dan melihat Kirana berdiri di belakangnya dengan pakaian serba putih, wajahnya bersinar ia tersenyum pada Kenneth.

"Kirana?"

"Iya Ini aku, maaf yah aku pergi dan ninggalin kalian semua sekarang aku Udah tenang jaga anak-anak yah aku minta Affia dan Andreas ikut sama kamu"

"Kenapa sama aku? Merekakan anak Vero"

"Aku takut Gina akan melakukan sesuatu pada mereka jadi jaga mereka, aku pergi!!"

Kirana berjalan meninggalkan Kenneth yang masih berdiri sambil memanggil namanya.

"Kiranaaaa!!!"

Kenneth bangun dari mimpinya dengan wajah di banjiri peluh, ternyata ia tertidur di ruang kerja Kirana sambil memeluk foto Kirana.

"Mimpi?"

Ia mengusap wajahnya frustasi, bahkan sekarang anak-anaknya sudah berdiri disisinya sambil menangis.

"Maaf tuan mereka ingin tidur bersama tuan"

Kenneth mengajak mereka berenam kekamarnya dan milik Kirana dulu, saat membuka pintunya semerbak bau parfum Kirana tercium bahkan barang-barang Kirana tertata rapih disana tidak ada yang memindahkannya setelah Kirana meninggal.

"Mommy?"

"Buna?"

Panggil mereka bersamaan ketika mencium aroma wangi di kamar itu apalagi melihat pakaian Kirana tergantung rapi di walk in closet, alat makeup nya tertata rapi di meja rias dengan foto dirinya dan anak-anaknya disana terpajang manis.

"Kita tidur yah Udah malem"

Mereka naik keatas ranjang Kirana di susul Kenneth, ia menidurkannya sebelum ia ikut terlelap juga kedalam mimpinya.

****
Pagi ini mereka sedang sarapan bersama di ruang tamu, Kenneth hanya memainkan makanannya saja sedangkan mereka di suapi babysister mereka.

Ia memikirkan keputusannya untuk membawa mereka pergi dari sini agar mereka bisa melupakan Kirana, mereka terlalu kecil untuk ini semua jadi keputusannya sudah bulat akan membawa mereka pergi.

"Nanti saya pulang kantor beresin barang-barang mereka ke koper saya akan bawa mereka pergi supaya mereka bisa lupain ibu"

Mereka hanya mengangguk saja mengiyakan permintaan Kenneth.

"Kita mau kemana Daddy? Kita Mau tinggalin mommy yah?"

"Kita bakalan pergi liburan kalian mau kan? Kita gak tinggalin mommy kok"

"Terus nanti kalo Kita pergi Buna sama siapa?" tanya Affia polos.

"Kan Buna gak sendirian Buna banyak temannya, mendingan kita berangkat yuk nanti kesiangan"

"Iya, ayok guy's" ajak Kenan seperti melupakan kejadian kemarin.

Dalam pikiran Kenneth ia begitu ingin menjadi anak kecil yang bisa menangis jika jatuh dan kembali tertawa di waktu bersamaan melupakan rasa sakit mereka, namun dia bukanlah anak kecil lagi dia sudah menjadi seorang Ayah bagi mereka.

Pintu mobilnya di bukakan oleh supirnya mereka masuk kedalam mobil dan meninggalkan kediaman Kirana, rasanya ini semua sulit baginya apalagi cobaan yang harus ia terima.

"Aku janji bakalan jagain mereka Kiranabatin Kenneth berjanji sambil menatap awan di atas sana.

To Beatiful Doctor From My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang