Kirana baru saja selesai memeriksa pasiennya, dan kini ia sedang menghubungi seseorang.
"Hallo mbak"
"....."
"Nanti uang saya transfer buat beli kebutuhan rumah sama yang lainnya"
"....."
"Gimana mereka?"
"....."
"Syukur deh, nanti kirim foto mereka sama saya"
"....."
"Waalaikumsalam"
Sambungannya terputus bertepatan dengan Vero yang datang ke ruangannya tanpa mengetuk pintu lebih dulu, Kirana berdiri dari duduknya dan meminta suster keluar dari rumahnya.
"Ngapain lo kesini?"
"Apa maksud dari semua ini Kirana?"
Vero melemparkan surat yang ia terima dulu kehadapan Kirana, Kirana yang melihatnya terkejut bukan kah surat itu sudah ia bakar tadi? Tapi Kenapa sekarang ada di tangan Vero.
"Lllo gak baca surat ini kan?" tanya Kirana yang takut akan sesuatu terjadi, ia takut jika yang selama ini ia jaga akan dirampas oleh Vero kali ini ia tidak akan membiarkan itu terjadi.
"Aku Udah baca semuanya, sekarang aku tanya apa setelah kejadian waktu itu kamu hamil?"
Kirana tidak menjawabnya, ia malah memalingkan wajahnya dari pada menjawab pertanyaan Vero padanya.
"Jawab!!" Vero membentak Kirana, membuat Kirana terkejut.
"Iya, semua ini bener setelah kejadian itu gua hamil dan gua gak bilang Karena gua baru tau kalo gua ini di jadiin bahan taruhan lo sama temen-temen brengsek lo!!! Harusnya lo sadar yang lo lakuin ke gua itu kejam gua juga punya hati Vero gua Ini manusia, bukan Mainan lo" Kirana mulai berapi-api setelah sekian lama ia pendam rasa sakit hati dan kecewanya kini keluar sudah.
Vero terduduk di kursi depan Kirana ia menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya menutupi rasa frustasinya.
Kirana sudah menangis sesegukan ia tidak bisa menanggung semua ini sendirian, ia tidak sanggup rasanya ia ingin bunuh diri saja.
"Maafin aku Kirana, aku terlalu bodoh tinggalin kamu gitu aja maaf" ucap Vero yang ikut menangis juga walaupun hanya meneteskan air matanya saja.
"Lo gak tau betapa menderitanya gua selama 4 tahun ini lo gak tau!!! Gua berusaha buat mereka bahagia dengan berbagai cara, gua berusaha buat jadi ibu sekaligus Ayah buat mereka. Gua gak tau karena terlalu di butakan cinta gua rela serahin diri gua sama laki-laki bajingan kaya lo!!"
"Sekarang dimana anak kita?"
Kirana memberikan tatapan kebencian yang begitu besar pada Vero.
"Anak kita? Lo bilang anak kita? Mereka itu anak gua bukan anak lo!"
"Please Kirana kasih tau aku, aku pengen ketemu sama mereka aku Aya-"
Belum sempat Vero melanjutkan kata-katanya Kirana sudah memotong perkataannya.
"Mereka Udah meninggal!" ucap Kirana dengan berlinang air mata.
Vero yang mendengar kabar itu hanya terdiam, tidak bisa berbuat apa-apa lagi sungguh ia sangat menyesalinya andai saja waktu dapat di putar kembali mungkin semuanya tidak akan seperti ini dan Kirana tidak akan terluka karena dirinya.
"Mendingan sekarang lo pergi!! Gua muak liat muka lo jangan pernah temuin gua ataupun muncul dihadapan gua lagi" Kirana mengusir Vero keluar dari ruangannya, namun Vero tidak pergi ia malah bersujud di kaki Kirana.
"Aku minta maaf Kirana!! Aku nyesel Udah lakuin itu sama kamu, aku gak tau kalo karena ulah aku kamu harus kaya gini"
"Sekarang lo bisanya minta maaf dan nyesel! Gua gak butuh semua itu mendingan lo pergi!!"
Kirana mendorong tubuh Vero keluar dari ruangannya dengan kasar, Karena kebenciannya jauh lebih besar dari pada rasa kasihan pada Vero.
"Jangan pernah temuin gua lagi!"
Vero bangkit dan berjalan untuk kembali keruang kerjanya, sedangkan Kirana sekarang hanya bisa menangis saja rahasia yang sudah ia pendam selama 4 tahun akhirnya terbongkar juga oleh Vero sendiri.
"Aarrghhh!!!"
****
Vero hanya diam saja setelah mengetahui semua yang ia perbuat pada Kirana dulu."Iya, semua ini bener setelah kejadian itu gua hamil dan gua gak bilang Karena gua baru tau kalo gua ini di jadiin bahan taruhan lo sama temen-temen brengsek lo!!! Harusnya lo sadar yang lo lakuin ke gua itu kejam gua juga punya hati Vero gua Ini manusia, bukan Mainan lo"
Kata-kata itu terngiang di telinganya dan membuatnya merasa bersalah apalagi Kirana harus kehilangan anaknya saat melahirkannya, ia merasa bodoh kenapa dulu ia tidak mencari Kirana ia malah sibuk dengan perempuan lain yaitu Gina mantan istri dari adiknya Kenneth.
.
.
.
.
Kenneth berencana akan datang ke rumah sakit untuk menemui Kirana, ia sangat merindukan Kirana akhir-akhir ini."Dom, belikan bunga untuk saya berikan pada Kirana nanti"
Anak buah Kenneth turun untuk membelikan bunga karena perintah Kenneth yang akan memberikannya pada Kirana wanitanya.
"Ini tuan"
Ia memberikannya pada Kenneth, bunganya begitu indah dan cantik cocok untuk Kirana yang sama-sama cantik.
.
.
.
.
Kirana membasuh wajahnya yang kacau karena habis menangis, ia ingin terlihat lebih segar dan baik-baik saja.Handphonenya berdering panggilan dari Kenneth, untuk apa Kenneth menghubunginya? Ia memutuskan untuk menjawab panggilannya.
"Hallo, ada apa?"
"Aku bakalan datang buat temuin kamu"
"Kapan?"
"Sekarang!"
Mata Kirana terbelalak dan mulutnya menganga membentuk huruf O sangking terkejutnya.
"Ohh mmm aku tunggu"
Kirana langsung berlari menuju ruangannya untuk memperbaiki penampilannya yang berantakan seperti gembel, Kenneth pasti akan mentertawakannya ketika melihat wajah Kirana.
Kirana merapikan penampilannya yang berantakan, dan kini ia sudah seperti semula tak lama Kenneth datang dengan sebuket bunga berwarna-warni yanh sangat indah dan cantik.
Kirana menelan ludahnya ketika melihat Kenneth membawa bunga itu masuk ingin ia mengatakan "bawa jauh-jauh bunga itu" tapi rasanya tidak mungkin karena nanti Kenneth bisa merasa Kirana tidak menghargai pemberiannya.
"Aku bawa bunga ini buat kamu, semoga aja kamu suka"
Dengan amat terpaksa Kirana menerimanya agar Kenneth merasa bahagia, hidung Kirana mulai memerah dan matanya berkaca-kaca seperti akan menangis.
"Aku tau kamu terharu aku bawain bunga, ini sebagai tanda cinta aku sama kamu"
"Mamamakasih huacimmm"
Kenneth yang melihat Kirana bersin langsung meletakkan bunganya di meja, laku memberikan Kirana sapu tangannya.
"Kamu kenapa Sayang?"
"Gpp kok, makasih buat bunganya"
"Kamu duduk dulu, minum ini"
Kirana menerima gelas yang diberikan Kenneth padanya, ia langsung meminum airnya hingga habis jika bersin Kirana akan merasa tenggorokannya panas dan kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Beatiful Doctor From My Hot Daddy
De TodoSebelum baca budayakan Follow Authornya dulu 💞💞💞 Masih ingat Kirana kembaran Kinara? Itu loh anak Yusuf sama Aluna mereka sudah besar dan memiliki kehidupan masing-masing. Kinara sudah memiliki keluarga sendiri sedangkan Kirana sibuk dengan peker...