PART-35

50.7K 1.7K 27
                                    

15 tahun kemudian, Kirana sudah pergi begitu lama meninggalkan mereka semua bahkan keberadaan Yuni pun tidak ada yang tau selama ini. Kenneth yang membawa mereka berenam pergi mengurus mereka dengan baik walaupun di bantu oleh maid di rumahnya.

"Anak-anak ayok bangun Kalian harus Kuliah"

Pria itu masih terlihat tampan di usianya yang sudah cukup tua, dengan piayam tidurnya ia membangunkan keenam anaknya yang masih tertidur.

"Anak-anak, jangan sampai Daddy bikin rumah ini kaya kamar mandi"

"Yes Daddy!" mereka berteriak sama-sama dari arah kamar masing-masing.

"Daddy tunggu 20 menit di ruang makan"

Setelah mendengar itu mereka meloncat dari tempat tidurnya dan berlarian menuju kamar mandi yang terletak di kamar mereka.

Ia memandangi foto perempuan muda yang tengah tersenyum dengan manisnya kearah depan di tambah rambut pendeknya menambah kecantikannya berukuran besar di ruang keluarga rumah besar itu, ia menyentuhnya dengan penuh kasih sayang.

"Sekarang mereka udah besar, mereka kuliah di Universitas terbaik di Amerika kalo kamu liat pasti kamu bangga sama mereka bukan? Aku udah jagain mereka selama ini dengan penuh kasih sayang"

"Tuan sarapan sudah siap"

Ia pergi ke ruang makan disana sudah tersaji banyak menu sarapan ia duduk di kursi yang sering ia gunakan sebagai pemimpin di rumah ini, 20 menit berlalu mereka belum keluar dari kamarnya.

"Daddy hitung kalo belum keluar maaf aja uang jajan kalian Daddy potong, 1 2 2 setengah, 2 seperapat dan-"

Belum selesai ia berhitung mereka sudah keluar dari kamar mereka dan duduk di ruang makan untuk sarapan bersama.

"Pagi Daddy" mereka menyapanya dan ia membalasnya dengan senyuman.

"Berdoa dulu jangan maen makan aja, inget juga mendiang ibu Kalian"

Ia mengingatkan keenam anaknya agar tidak melupakan sosok Ibunya yang dulu menjaga mereka.

"Semoga mommy bahagia di surga sana aminn"

Mereka mengaminkan doanya dan langsung sarapan, walaupun hidupnya sempurna dengan adanya mereka namun hatinya hampa dan kosong karena kursi yang harusnya di isi oleh mendiang istrinya kosong begitu saja.

"Kirana semoga kamu liat mereka diatas sana" batin Kenneth menangis.
.
.
.
.
"Mana uang setorannya hah? Ini udah jatuh tempo!" beberapa preman memalak pedagang kecil untuk mereka.

"Maaf pak tapi dagangan saya belum laku"

"Alesan aja, acak-acak aja"

Mereka mengacak-acak tempat usaha para pedagang kecil bagi yang tidak membayar uang keamanan pada mereka.

"Heh berhenti lo jenglot!!" teriak seorang perempuan dengan penampilan tomboy.

"Wah gawat si Cleo mati kita"

Nyali mereka langsung menciut karena melihat gadis itu, mereka sempat berkelahi dengan gadis itu hingga babak belur bahkan tidak bisa jalan Karena ulah gadis tomboy itu.

"Masih berani kalian datang kesini malak mereka hah? Apa perlu gua bikin Kalian gak bisa jalan seumur hidup mau?" ancamnya sambil menggulungkan lengan bajunya.

"Ampunnn!! Kita janji gak bakalan kesini lagi ampun"

Mereka langsung pergi dengan gertakan sekali saja, ia tersenyum menang lalu kembali berjalan santai.

To Beatiful Doctor From My Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang