"Ting!" Notifikasi pesan muncul pagi ini diikuti pop up pesan dari kakaku. Ia mengirimkan fotoku saat bermain di pantai kemarin. Aku sedang membelakangi kamera dan bermain dengan air. Foto itu terlihat sangat apik dan menyegarkan. Aku pikir aku harus menguploadnya untuk Buddy.
"Dwaesso." Aku berhasil menguploadnya.
***
Dua hari masih terasa kurang untuku. Namun aku harus bekerja keras untuk hidupku. Kakaku mengantarkanku sampai Seoul, itu karena ia juga harus kembali bekerja. Selama dua hari di rumah orang tuaku aku tidak mengecek sosial media kecuali grup chat. Aku tak ingin siapa pun mengganggu liburanku.
Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum latihan untuk comeback mendatang. Aku belum melihat Eunha eonni dan Yerin eonni. Sepertinya mereka masih dalam perjalanan ke dorm. Sembari menunggu mereka, Sowon eonni memasak untuk sarapan kami. Mau tidak mau aku juga harus membantu mereka. Aku membantunya lewat doa.
"SinB-ya, ponselmu berdering terus. Kau tak tahu atau pura-pura tak tahu? Apa aku juga yang harus mengangkatnya?" Teriak Sowon eonni. Aku terlalu malas untuk bangkit dari sofa.
Aku membiarkan ponselku hingga terdiam dengan sendirinya. Namun ponselku terus berdering tanpa henti. Aku rasa itu bukan panggilan dari Yerin atau Eunha eonni karena jika aku tidak mengangkatnya maka mereka akan menelepon member yang lain.
"Ya! Hwang Eunbi!" Teriak sowon untuk kesekian kalinya. Aku masih membiarkanya.
"Baiklah, kau akan melihat ponselmu melayang bersama dengan Teflon yang ada di tanganku."
Aku bergegas bangkit dan lari ke kamarku. Karena kamarku dan Umji dekat dengan dapur, maka aku bisa melihat mereka sekarang. Aku melihat Sowon eonni sudah memegang Teflon dengan tatapan ingin membunuhku. Yuju eonni berdiri menirukan gaya Sowon eonni, dan Umji yang sedang mencemili makanan yang masih di dalam wajan. Tanpa basa-basi aku langsung mengangkat panggilan dari orang yang mengganggu pagi hariku yang tenang, Taehyung.
"Yeoboseyo."
"Ya!" Aku menjauhkan ponselku dari telingaku, lalu ku dekatkan perlahan-lahan.
"Wae?" Tanyaku.
"Kenapa kau susah sekali di hubungi?" Tanyanya.
"Kau mengganggu pagi hariku yang tenang." Jawabku.
"Kenapa kau susah sekali dihubungi akhir-akhir ini?" Tanyanya.
"Aku sibuk liburan." Jawabku.
"Jinjja." Ia menghela napas. "Apa kau hidup di goa? Bagimana bisa kau setenang itu? Sekarang buka link yang kubagikan padamu." Suruhnya.
"Link apa? Awas ya kalau link bokep seperti waktu itu." Kataku dengan menggerutu. "Percuma saja ku katakan, kau juga pasti tidak ingat." Gerutuku.
"Waktu itu hanya salah kirim." Jawabnya.
"Kau sudah ingat?" Tanyaku. Aku syok dia tidak memberitahuku.
"Tak usah diragukan lagi untuk ingatan seperti itu dan mengenai hal-hal seperti itu" Jawabnya dengan bangga. Padahal itu sama sekali tidak layak untuk dibanggakan.
"Seharusnya aku tidak bertanya." Gerutuku. Ia terdengar sedang cekikikan sekarang.
"Palli!" Teriaknya.
Aku membukanya. Sesuatu diluar dugaan muncul menghancurkan pagi hariku yang tenang. Mungkin pagi hariku yang lain juga akan terusik karena hal ini. Ini adalah sesuatu yang tidak seharusnya menjadi konsumsi public. Tertulis judul artikel yang membuatku geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTH [SinBTS] ✔
Fanfiction[Completed] "Waktu menghadirkan dirimu di masa mudaku. Waktu membawaku bertemu dengamu, waktu membawaku pergi darimu, dan terkadang waktu membawamu pergi dariku. Mengapa waktu kita selalu salah? Seakan-akan waktu tak ingin kita berada di titik yang...