"Cobaan apa lagi ini." Gerutuku.
Sembari mengemasi barang-barangku, member yang lain sudah lebih dulu menyantap semangka yang sudah disiapkan manager. Dengan langkah gontai, aku berjalan perlahan menghampiri mereka. Aku duduk bersandar menghadap cermin. Sesuap semangka mendarat di mulutku.
Aku menghela napas, "Sangat menyegarkan." Ucapku sambil mengunyah semangka.
"Wae?" Tanya Yerin.
"Aku merasa seperti orang dewasa sekarang." Jawabku.
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Rumor seperti ini pasti akan cepat berlalu." Tukas Sowon eonni.
Aku masih terdiam menatap bayanganku di depan cermin. Berharap yang Sowon eonni katakan itu benar. Namun aku tak bisa merasa tenang sekarang. Aku dihantui oleh artikel yang terakhir kali ku baca. Mungkin itu alasanya mengapa agency Jungkook memilih untuk tetap bungkam. Menunggu saat yang tepat untuk melakukan klarifikasi. Aku akui aku memang gegabah kali ini. Aku hanya bisa terus berdoa seperti yang Sowon eonni katakan.
"Rumor seperti ini pasti akan cepat berlalu." Tukasku di dalam hati dengan mantap dan lugas. "Atau akan menjadi benalu untuku." Batinku sepersekian detik setelah ucapan optimisku.
Ponselku terus bergetar, aku menyadarinya sedari tadi. Ku rogoh saku celanaku. Aku membuka pesan itu dengan rasa malas. "Temui aku di atap." Tertulis seperti itu dari nomor yang tak ku kenal. Aku hanya membacanya untuk keamananku sendiri.
Tak lama kemudian ponselku terus berdering, nomor yang tadi kembali menghubungiku. Kali ini ia meneleponku. Aku tetap tidak mengangkatnya. Sampai pada akhirnya ia menyerah dan mengirimiku sebuah pesan.
"Ini aku, Yoongi." Tulisnya. Pesan itu membuatku tersedak.
"Atap yang mana?" Balasku. Aku masih terbatuk-batuk.
"Agencymu." Balasnya. Tanpa pikir panjang, aku beranjak untuk menemuinya.
"Eodika?" Teriak Yerin eonni.
"Mul (air)." Jawabku dengan singkat sambil menunjukan bahasa isyarat minum.
"YAA!!" Teriak Yerin menghentikan langkahku.
"Ah wae~?" Tanyaku.
"Seluruh artikel mengenai rumormu sudah menjadi trending topic sekarang." Ucapnya. Semua member bergegas mengerumuni Yerin eonni. Aku segera berlari untuk melihatnya juga.
Aku menghela napas panjang. "Apakah aku ini seorang yang sangat berdosa sehingga mereka menghujaniku dengan umpatan macam itu?" Aku menggerutu. Banyak fans penganut Oppa is mine yang marah padaku. Aku sadar, kaum kecil sepertiku sangat mudah untuk ditindas.
Aku bergegas meninggalkan ruangan dengan alasan untuk mengambil minum. Walau sebenarnya aku hendak menemui Yoongi sekarang. Setelah sekian lama, aku penasaran apa yang ingin ia sampaikan kali ini.
Sesampainya di atap, aku memperluas pandanganku. Mencari sosok Min Yoong. Lelaki itu ternyata sedang berdiri membelakangiku. Diam-diam aku menghampirinya. Ia menoleh lalu tersenyum padaku.
"Long time no see." Sapaku.
"O." Jawabnya.
Kami terdiam sejenak untuk menikmati keindahan yang ada di depan mata kami. Udara dingin menambah keheningan. Walau mentari tampak terik. Dinginya hati tak dapat hancur semudah air memadamkan api.
"Gwaenchana?" Tanyanya.
"Ani." Jawabku. "Aku merasa seperti seorang criminal sekarang." Lanjutku.
"Aku telah menanyakan kebenaranya dengan Jungkook." Katanya. Aku menatapnya.
"Kurasa itu adalah alasan mengapa ia memutuskan untuk tidak mengklarifikasi dengan gegabah." Ucapku.
Yoongi mengangguk. Ia membenarkan asumsiku.
"Apa yang akan ia lakukan sekarang?" Tanyaku.
"Dia hanya akan diam untuk saat ini." Jawab Yoongi.
"Itu yang terbaik." Kataku.
"Aku akan menunggu lebih lama untuk rumor kali ini. Sekedar melihat situasi." Batinku.
Yoongi tidak berkata-kata lagi setelah itu. Aku juga tidak ingin berlama-lama di atap karena udara semakin dingin. Ia pamit untuk kembali ke kantor agency yang tepat berada di seberang gedung agencyku. Gedung yang sedari tadi kita punggungi lebih tepatnya. Perlahan-lahan Yoongi mulai tak terlihat. Beriringan dengan kepulanganya, ada sepasang mata yang sedang memandang ke arahku dari seberang. Mata seorang pria yang hanya diam mematung menyaksikan kepergian Yoongi dan terus menatapku. Mata itu adalah milik orang yang sangat kuinginkan kehadiranya. Kim Taehyung.
Hanya keheningan yang lebur bersama desir angin. Menimbulkan bising lirih yang dingin. Aku tak bisa menebak ekspresi Taehyung yang hanya terus menatap ke arah ku. Apakah ia marah? Benci? Cemburu? Aku tak tahu pasti. Ditengah kebingungan di dalam otaku, ia tersenyum dengan hangat. Aku membalas senyumanya lalu berjalan perlahan-lahan kembali ke dalam gedung. Taehyung masih berdiri disana menatapku hingga aku masuk dan menghilang dari hadapanya.
Ekspresi Taehyung terus terngiang dikepalaku. Ia seperti sedang berbicara denganku. Walau aku tak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam pikiranya, namun aku yakin ia sedang berbicara padaku. Biasanya ia langsung menghubungiku, namun kini ia hanya diam membisu. Mungkin karena sikapku akhir-akhir ini yang terlihat seperti mengacuhkanya. Seandainya ia ingat, bahwa aku memang seperti itu. Aku selalu dihantui oleh Taehyung yang dulu. Itu membuatku terlihat menyedihkan.
Hi, Readers! Terimakasih sudah membaca. Chapter selanjutnya aku upload Minggu yaa... Maaf nggak bisa upload cepet karena minggu ini lagi banyak kegiatan.
See youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTH [SinBTS] ✔
Fanfiction[Completed] "Waktu menghadirkan dirimu di masa mudaku. Waktu membawaku bertemu dengamu, waktu membawaku pergi darimu, dan terkadang waktu membawamu pergi dariku. Mengapa waktu kita selalu salah? Seakan-akan waktu tak ingin kita berada di titik yang...