Cahaya mentari menerobos masuk menerpa tubuhku. Suasana hening membawa merdu semilir angin. Ku buka mataku perlahan-lahan. Cahaya mentari terlalu kuat membuatku sulit untuk melihat dengan jelas.
Aku berbaring memunggungi mentari. Perlahan-lahan seluruh sudut kamarku terihat jelas. Hanya ada bed kosong tanpa penghuni. Kemana perginya Yerin eonni sepagi ini?
Kesadaranku belum kembali sutuhnya. Masih dapat ku dengar alunan dari alam bawah sadar. Namun aku harus bangun untuk beraktifitas hari ini. Tak ku dengar suara bising para member. Suasana ini benar-benar asing. Aku masih mencoba mengumpulkan sluruh nyawaku.
"Ah~" Gumamku melihat ke arah kalender yang tergantung di dekat pintu masuk. Aku baru tersadar kalau weekend ini kami libur.
"Tapi kapan mereka berkemas?" Gerutuku sembari menggaruk-garuk kepalaku.
"Ting!" Suara notifikasi pesan. Aku mencari-cari dimana sumber suara itu. ponselku. Dimana ku taruh ponselku sendiri saja aku lupa. Aku menyapu seluruh tempat tidurku. Kini sudah terlihat seperti kapal pecah. "Plak!" Ku yakini itu adalah suara ponselku yang jatuh dari atas tempat tidur.
Ku raih ponsel yang sudah tak lagi mulus itu. Entah mengapa, aku sudah tak peduli sudah berapa lama ponselku terjatuh. Aku langsung melihat pesan yang masuk. Ternyata sudah ada puluhan pesan yang ada di grup chat. Mereka semua menyumpahiku.
"SinB pasti menghancurkan seluruh ruangan saat ia sadar tak ada seorang pun di dorm." Tulis Sowon eonni.
"Dia tak akan pernah keluar dari sangkar." Balas Yerin eonni.
"Tunggu sampai ia lapar. Ia pasti akan keluar." Tulis Umji.
"Yuju juga akan melakukan hal yang sama." Tulis Yerin eonni.
"Mwoya? Aku lebih memilih bersemedi di ruang gym." Balasnya. "Keundae, neoneun nuguya?" Lanjutnya.
"Ya! Eonni kau tidak menyimpan nomor Yerin eonni?" Tulis Umji.
"Heol." Balas Yerin eonni.
Dan masih banyak lagi. Aku memilih untuk mengabaikan mereka semua.
Suasana di dorm ini terlalu asing. Mereka kira aku menyukainya, padahal tidak sama sekali. Aku lebih suka suasana yang ramai, walaupun aku sedang diselimuti kesendirian. Tanpa pikir panjang, supermarket adalah tujuanku saat ini.
"Annyeonghaseyo Jomblo Abadi?" Tulis seseorang. Aku menatap pesan itu dengan heran.
"Kau sedang memanggil dirimu sendiri Kim Taehyung-ssi?" Balasku.
"Ani. Kau kan jomblo abadi." Balasnya.
Aku terdiam sejenak. Mencerna semua ini. Menu sarapan yang membuatku gila.
"Kau sudah ingat?" Tanyaku dengan penuh harapan.
"O." Balasnya.
"Palli. Kau harus bersepeda pagi ini. Aku sudah di luar." Lanjutnya.
Aku masih tidak percaya ini semua. Rasa bahagiaku tak bisa ku sembunyikan. Senyumku terlalu lebar. Aku memastikan bahwa semua ini nyata. Ku lihat ke arah luar melalui jendela kamarku. Melihat sekeliling mencari-cari keberadaan Taehyung. Ia sedang berdiri di depan gerbang sedang meloncat-loncat sembari melambaikan tangan. Senyumnya yang konyol itu selalu menyertainya. Aku bergegas turun untuk menemuinya.
"Aku tak pernah sebahagia ini." Ucapku di dalam hati berulang kali.
Dia menungguku. Lelaki dengan celana hitam panjang dipadukan dengan kaos hitam polos panjang sedang menungguku. Sepertinya ia sudah gila datang kemari menggunakan sepeda. Walau sebenarnya tak terlalu jauh, namun bagiku itu cukup gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTH [SinBTS] ✔
Fanfiction[Completed] "Waktu menghadirkan dirimu di masa mudaku. Waktu membawaku bertemu dengamu, waktu membawaku pergi darimu, dan terkadang waktu membawamu pergi dariku. Mengapa waktu kita selalu salah? Seakan-akan waktu tak ingin kita berada di titik yang...