SnB berjalan sendirian di bawah remang-remang cahaya rembulan. Keberaniannya masih di ambang keraguan. Ia ragu untuk menemui atau menghindari.
Kebohongannya tadi saat pamit dengan kakaknya, ia tahu cepat atau lambat pasti akan ketahuan juga. Tapi apa daya, ia tak ingin mengorbankan lebih banyak nyawa hanya untuk menghadapi masa lalunya.
Daerah itu begitu sepi. Ia bahkan sulit menemukan pedagang. Dengan barang yang seadanya, ia mencoba untuk terus bertahan. Sesekali ia berhenti karena kelelahan. Lelaki brengsek itu tidak mengizinkanya untuk menaiki kendaraan apa pun.
TING! Pesan baru di terimanya. Siapa lagi kalau bukan Min Goeun. Ia juga telah mengganti nomornya karena permintaan ahjussi itu dengan nomor prabayar agar tak mudah di lacak.
"Tidak usah tergesa-gesa. Aku sedang menyiapkan sesuatu. Bukan bonusmu. Aku perlu mengulur sedikit waktu."
Read
Ia merasa sedikit lega karena tidak harus menemui ahjussi itu malam ini. Kemudian ia memutuskan untuk mencari penginapan yang ada di daerah tersebut. Setelah lumayan jauh berjalan, ia tak menemukan tanda-tanda penginapan apa pun.
"Apakah sesuatu sedang terjadi?"
"Apakah ini celah bagiku untuk mulai menguraikan ikatan kelam masa laluku?"
"Apa yang harus ku lakukan? Haruskah aku menurutinya? Atau mengabaikannya dan menyelamatkan ayahku?"
SinB masih bergelut dengan pikirannya.
-
-
PPYYARR! Suara benda kaca hancur berkeping-keping terdengar cukup keras. Taehyung baru saja membanting gelasnya.
Ia kini sudah terduduk di dalam kamar dormnya. Matanya memerah. Dengan segera, ia meredam emosinya dengan begitu cepat. Hanya dengan tiga kali tarik dan buang napas, dan dibantu dengan bayangan SinB yang menari di dalam ingatannya.
Di sudut bed, ia memberanikan diri membaca diary milik gadis itu. Ia tak pernah tahu jika sahabatnya itu merasa begitu tertekan. Dari awal hingga sepertiga bagian buku itu berisikan keluh kesah dan curahan hati yang menyakitkan dari seorang Hwang Eunbi.
Taehyung masih terus membacanya. Tak terasa sudah hampir setengah buku itu ia baca. Waktu bahkan sudah berlalu begitu cepat. Ia mampu merasakan apa yang di rasakan gadis itu melalui tulisannya yang puitis dengan diksi yang sederhana.
"Aku bahagia kau merasa lebih baik saat bertemu denganku." Gerutunya.
Ia mulai membaca lebih banyak halaman mengenai rasa sakit yang perlahan terlupakan oleh SinB. Hingga ia menemukan halaman yang bisa di bilang paling berharga bagi gadis itu. Sebuah ketulusan.
"Even though we can't love each other. Even though I can only see you from distance. Even though my feet hurt, walking on the road to you. And even though you don't know me, I want to stay by you." – Mermaid.
Hwang Eunbi.
Taehyung membaca tulisan itu dengan sangat lembut. Tak terasa ia telah membacanya terlalu jauh. Ia tahu SinB akan marah dan menghabisinya jika ia tahu rahasianya terbongkar. Andai.
"Andai kau ada di sini, pasti kau akan memukulku dengan keras." Gumamnya.
"Maaf, aku tak pernah tahu perasaanmu kepadaku." Ia masih bergumam. Seakan-akan sedang berbicara dengan SinB.
Srakk. Ia membalik halaman selanjutnya, dan terus seperti itu. Entah sudah sampai pada halaman ke berapa, ia masih terus membacanya dengan sepenuh hati. Sampai pada sebuah halaman dengan dua kalimat yang pendek namun menusuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTH [SinBTS] ✔
Fanfiction[Completed] "Waktu menghadirkan dirimu di masa mudaku. Waktu membawaku bertemu dengamu, waktu membawaku pergi darimu, dan terkadang waktu membawamu pergi dariku. Mengapa waktu kita selalu salah? Seakan-akan waktu tak ingin kita berada di titik yang...