Part 13 - If (Suga POV)

316 38 3
                                    

BTS Suga POV

Seperti biasa, yang kuinginkan adalah tidur. Namun kegaduhanlah yang kudapatkan pagi ini. Seokjin hyeong yang berisik dengan pancinya membuatku sulit untuk tidur kembali. Sebelum Jungkook menguasai sofa tv, aku sudah menempatinya duluan pagi ini.

"Kenapa tidak ada acara yang bagus sih?" gerutuku.

"Bruk." Seseorang mendarat tepat di sebelahku, Jungkook.

Ku pejamkan mataku dan tidak memperdulikan siaran yang Jungkook putar. Kegaduhan semakin menjadi karena semua member mulai kelaparan. Di sela kegaduhan yang semakin ricuh, aku mendengar sesutau yang menghilangkan rasa kantukku dengan segera, suara Taehyung yang menyebut nama seorang SinB.

Aku berpura-pura menonton siaran Doraemon bersama Jungkook, dan Taehyung yang duduk di sampingku. Aku hanya terfokus dengan cerita mereka tentang SinB, tidak lebih.

Sedikit rasa mengganjal muncul di dalam hatiku. Rasa bersalah dan rasa cemburu. Aku tak pernah menceritakan masa lalu Taehyung dengan SinB, karena aku cemburu. Aku bahagia saat tahu ia kehilangan ingatannya tentang SinB, tapi aku juga tak bisa berbahagia karena SinB tak akan mungkin ada di pelukanku. Aku tahu mereka bersahabat, namun aku tak bisa mengelak tentang kedekatan mereka yang membuatku cemburu.

***

Mungkin SinB sedang bertanya-tanya sekarang, tapi seperti ini lebih baik. Aku yakin cepat atau lambat memori Taehyung akan kembali.

Hari ini aku memutuskan untuk kembali ke kampung halamanku untuk menemui kerabatku dan menghadiri peresmian restaurant milik orang tuaku. Sebenarnya, ini adalah pelarian akan pikiranku yang kacau karena pagi ini, tapi kurasa tidak.

Banyak kenangan yang terjadi disini. Pahit dan manisnya hidupku ada disini. Kala itu SinB ada bersamaku merasakan manisnya masa kecil kami dan pahitnya masa kecil yang mungkin tak akan pernah bisa aku lupakan sampai kapan pun. Sebenarnya aku muak kembali kesini. Kenangan pahit itu terlalu membekas.

"Hi. Yoongi-ya." Teriak seorang pria berdasi dari depan pintu reastauran. Dia adalah pamanku. Aku yakin dia belum sempat pulang ke rumah. Setelan khas guru terlihat dengan jelas.

Aku membungkuk dan memberi salam untuknya. Ia sangat baik padaku. Aku sudah seperti anaknya sendiri. Sedikit perbincangan untuk pemanasan. Entah kenapa, ia datang sendirian hari ini.

"Paman, dimana bibi?" Tanyaku.

"Dia nanti menyusul. Sekarang sedang di jalan menjemput uri Yian." Jawabnya.

Kami memasuki ruangan yang mulai dipenuhi dengan sanak saudara. Para lelaki duduk berbincang mengenang masa lalu. Mereka semua bernostalgia. Aku hanya menyumbangkan senyuman sebagai pemanis suasana. Aku mulai bosan.

-now playing: Guns N' Roses - Patience

"O. Ini lagu kesukaan kita." Ucap ayahku.

"Aku masih ingat kita selalu menyanyikan lagu ini saat di bus." Sahut pamanku.

"Kita selalu memainkan intronya bersama-sama. Walau siulan kita sangat jelek." Ucap pamanku yang lain.

"Hanya Min Goeun yang bisa melakukannya dengan sempurna." Ucap ayahku.

Lagu rock sangat disukai oleh laki-laki di keluargaku. Aku juga tak bisa menolak untuk menyukai hal itu.

Aku memilih untuk menikmati pemandangan sekitar dari atap. Dari sini aku bisa melihat dengan jelas dimana rumah SinB dulu. Jalan yang biasa kita lewati sepulang sekolah nampak kosong walaupun tergambar jelas jejak-jejak kenangan kita berdua. Semenjak kejadian itu, melihat sekiling daerah ini membuatku tersayat.

"Harusnya aku tidak melihat kejadian itu." Pikirku. "Harusnya aku sadar bahwa itu adalah sebuah tindak kejahatan."

Perlahan-lahan aku mulai memikirkannya kembali, melihat setiap sudut kenangan pahit dari sisi pandangku dan sisi pandang yang berbeda. Melihat dan mencari celah untuk bisa meyakinkan diriku bahwa aku tidak bersalah, namun nampaknya sulit karena aku melihatnya dengan jelas namun aku tidak berbuat apa-apa untuknya. Bodohnya aku tersenyum dan menganggap bahwa ia tidak apa-apa. Aku paham dia mengerti sekarang seiring tumbuh dewasanya kita sebagai seorang manusia, namun tetap saja aku tetap merasa bersalah.

Berharap menemukan jawaban atas kejadian itu, aku justru tidak mendapatkan apa pun. Melihat kembali justru membuatku semakin menyalahkan diriku sendiri. Andai saja aku tahu siapa orang itu, aku pasti tidak akan lari dan bersembunyi dari SinB. Bahkan aku pun tak akan lari dari diriku sendiri jika aku tahu. Jika.

YOUTH   [SinBTS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang