Di balik ketegaran raut wajah seorang Min Yoongi, ada sekumpulan rasa iri dan malu kepada Taehyung. Bahkan ia tak sanggup untuk berkata apa pun selama dua hari mengenai kejadian yang menimpa mereka. Hilangnya SinB semakin membuatnya terpuruk dalam lautan amarah.
Seluruh dunia telah mengetahui kejadian pahit yang sedang menimpanya. Ia harus menanggung segala cibiran karena ulah pamannya sendiri. Walau dunia belum tahu siapa gadis yang ada di balik silhouette hitam di kolom berita, namun ia tahu jelas. Sangat jelas.
Malam semakin membuatnya tertekan. Kesunyian memberikan ruang untuk jeritan yang terpendam. Tidak ada hal lain yang ia lakukan selain menulis. Jemarinya masih menari dengan eloknya. Keresahan, kemarahan, dan penyesalan tengah menghiasi kertas kosong yang kini mulai terisi penuh.
Ia terhenti sejenak. Tersadar akan dirinya yang mulai tenggelam. Ia letakkan pena itu dengan santainya. Lalu memejamkan mata dengan cukup dalam.
"Huhh..." Ia menghembuskan napas secara perlahan.
Terdengar suara gaduh di depan pintu dorm miliknya.
"KLEK" Akhirnya, Yoongi memutuskan untuk mengakhiri kesendiriannya sebelum ia tenggelam terlalu dalam.
"Hyeong!" Teriak Jimin.
"Wae?" Yoongi menjawabnya dengan datar seperti biasanya.
"Taehyung sudah menunggumu." Ucap Jimin, lalu pergi menuju ruang tengah dimana Tahyung berada.
Langkah Yoongi sedikit goyah. Ia belum siap sepenuhnya. Di sofa panjang itu, Taehyung manatapnya.
Kesunyian. Itu yang mereka rasakan. Bahkan member yang lain masih terdiam menunggu mereka berbicara.
"Mianhe." Yoongi memecah keheningan.
"Gumawo, Hyeong." Ucap Taehyung.
"SinB masih belum kembali, kenapa kau berterimakasih padaku?" Tanya Yoongi.
Taehyung memilih untuk diam.
"Kau seharusnya marah padaku." Lanjut Yoongi.
"Tidak. Ada atau tidaknya dirimu, tidak akan merubah apa yang sudah terjadi sebelumnya." Jawab Taehyung.
Yoongi menatap Taehyung.
"Hyeong, bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Taehyung.
"Aku lega, namun aku tak bisa berbohong kalau ini menyakitkan."
"Apa kau akan baik-baik saja jika SinB kembali dengan ingatan yang buruk tentangmu?"
"Aku yang memilih untuk melakukan itu. Aku siap dengan apa pun nantinya. Harus."
"Ide itu, maafkan aku, Hyeong. Aku membuatmu jahat di matanya." ucap Taehyung dengan penuh penyesalan.
"Aku tidak peduli. Aku hanya peduli akan keselamatannya. Jika aku harus menjadi jahat di matanya, maka akan aku lakukan. Aku tidak ingin menyesal untuk kesekian kalinya." Yoongi tersenyum simpul.
Yoongi terdiam, lalu melanjutkan kalimatnya. "Aku pernah ada di sana, di tempat kejadian perkara beberapa tahun silam."
"Maksudmu?" Taehyung berusaha tetap tenang.
"Aku ada di sana bersama Hwang Eunbi kecil. Ku kira ia sedang bermain seperti siswi lainnya. Ternyata, sorot matanya mengisyaratkan kepedihan dan tekanan. Ia ketakutan. Apa yang ku lakukan? Aku hanya tersenyum lalu berlari meninggalkannya."
Yoongi tertunduk sembari menitihkan air mata.
Taehyung mengelus punggung lelaki itu dengan lembut. "Kau tidak tahu apa-apa pada saat itu." Ucap Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTH [SinBTS] ✔
Fanfiction[Completed] "Waktu menghadirkan dirimu di masa mudaku. Waktu membawaku bertemu dengamu, waktu membawaku pergi darimu, dan terkadang waktu membawamu pergi dariku. Mengapa waktu kita selalu salah? Seakan-akan waktu tak ingin kita berada di titik yang...