Love You Still

514 89 44
                                    

Cast : Cha Eun Woo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast : Cha Eun Woo

—OooO—

Kalau aku berubah, apa kau akan melihatku?

Bunyi derap kaki berpacu sengit, menyisakan 42 detik lagi sebelum ia berakhir naas. Sialnya, meski sudah merasa mengerahkan tenaga semaksimal mungkin, tapi tungkainya tak membentang selebar yang diinginkan.

Setitik peluh mulai hadir. Kemudian diikuti rentetan peluh yang ikut mengabsen kehadiran masing-masing. Sedikit lagi. Hanya sedikit lagi.Sebelum lonceng berbunyi, mungkin dia masih bisa berhasil.

Dari arah depan, degupnya kian bergemuruh kala melihat gerbang sekolah mulai tertutup. Selalu di jam yang sama setiap paginya. Beruntung derap terakhir berhasil mengantarkannya tiba tepat waktu. Ia merekah senyum sembari menyeka peluh dengan lengannya. Tak khawatir sapuan bedak yang dihabiskan selama setengah jam di rumah, kini tak berjejak lagi.

"Kau lagi!"

Suara dari arah belakang menyentak jantungnya yang masih berpacu tadi. Kakinya bergerak perlahan, memutar tubuhnya yang kini memandang sosok yang menyambutnya. Padahal detaknya belum mereda, termasuk peluh di dahinya yang seolah berlomba-lomba ingin menampilkan diri. Mengambil perhatian sosok yang tengah berbicara dengannya, mungkin.

"Bukankah sudah dibilang tidak boleh meng-highlight rambut. Dan jarimu! Kau juga diingatkan beberapa kali bahwa dilarang menggunakan kutek. Make up berlebihan juga tidak diperkenankan. Dan hal ini sudah kedua puluh kalinya diberitahukan padamu. Untuk hal yang sama." Suara tegas yang menarik perhatian murid lain pada kedua sosok yang saling berhadapan—masih di depan gerbang sekolah.

Beberapa dari mereka tampak menaruh simpati pada gadis yang hampir setiap hari mendapatkan omelan dari penggugat yang sama. Terlebih lagi sosok itu adalah ketua dari komite kedisiplinan. Bukan cara yang baik memulai hari bila bertemu dengannya. Selain mendapatkan omelan, nama setiap murid yang ditegurnya sudah pasti tercatat dalam buku hitam mereka. Salah satu faktor yang ikut berpengaruh dalam penilaian akhir nantinya.

Saat banyak yang mengasihaninya, tersisa gadis itu yang sulit mengontrol ekspresi mukanya. Ketimbang sedih, berhadapan dengan sosok itu, baginya seperti berada di surga. Bertemu dengan wajah setampan ketua kedisiplinan, menurutnya adalah cara sempurna untuk memulai hari. Tak masalah namanya tercatat di buku hitam, selama namanya juga bisa terukir di hati ketua kedisipilinan, Cha Eun Woo.

***

"Yak ... apa kau teramat bodoh? Bagaimana bisa namamu tercatat selama dua puluh hari berturut-turut oleh Cha Eun Woo."

LOVE LETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang