Leave-Taking

301 50 20
                                    

Cast :

Kim Seokjin

Kim Seokjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Akhirnya dia kembali. Entah sudah berapa lama ia tidak menghirup udara sejuk Desa Yandong, yang terletak di Yangdongmaeul-gil, Gyeung-si. Mungkinkah hampir dua tahun?

Itu artinya sudah dua kali berturut-turut ia melewati acara ritual leluhur di keluarganya.

Kedatangannya tak bersambut. Bukan karena tak memiliki siapa pun, sebaliknya, ialah yang tidak mengabari kepulangannya. Salah satu alasannya, ia tak ingin membuat keluarga besarnya mempersiapkan banyak hal. Entah itu pesta perjamuan hingga mengundang beberapa orang kampung untuk bercengkerama di kediaman mereka.

Jujur saja, sebenarnya dia tak ingin pulang, mengingat hubungannya dengan sang ayah yang terus memburuk.

Pulanglah, Oppa. Ayah sedang sakit.

Namun, pesan yang dikirimkan Taeri, adiknya, dua hari lalu, membuat Seokjin berpikir ulang untuk pulang. Satu lagi, ia masih memiliki alasan untuk kembali.

So Hyun, nama mantan kekasih yang masih bercokol di hatinya. Sekaligus alasan yang membuat hubungan ia dengan ayahnya merenggang. Hanya karena perbedaan status selaku Tuan Tanah dengan putri seorang pembantu, ayahnya menentang keras hubungan keduanya.

Waktu terus berlalu, dan Seokjin masih mengingatnya. Bahkan ia tak bisa melupakan bagaimana So Hyun selalu mengiriminya pesan untuk menyemangati yang berjuang sendiri di Seoul, meski kadang ia tak membalas pesan tersebut. Wanita itu juga selalu mengirimkan foto makanan yang dibuat untuk keluarganya. Wanita yang lembut yang masih terpikirkan untuk dijadikannya istri.

"Seokjin-ssi!"

Pria yang dipanggil namanya itu terpelongo. Tak percaya wanita yang ia pikirkan kini berada tak jauh darinya. Tengah melambaikan tangan dengan senyum lebar yang merekah.

"So-So-Sohyun?" Masih tak percaya dengan penglihatannya.

"Selamat datang. Instingku terlalu tajam untuk mengetahui kepulanganmu, 'kan?"

Bak magis, Seokijn terpana dibuatnya. Tidak seperti gambaran yang dia ingat dua tahun lalu, nyatanya wanita Kim itu kini tumbuh menjadi sosok yang cantik. Rambut hitam terjuntai dengan poni yang menutupi dahinya, ditambah senyum polos yang menambah kecantikan alaminya di depan mata Seokjin.

Keduanya lantas memastikan untuk pulang bersama. Menaiki taksi akan lebih mudah, mengingat bus hanya tersedia dua jam sekali. Baru sepuluh menit tadi keduanya terlambat mengejar jadwal bus yang telanjur pergi. Mau tak mau keduanya duduk berdampilan sambil sesekali melempar senyum.

"Kau masih membuatku terkejut. Padahal aku sengaja merahasiakan kedatanganku, tapi bagaimana bisa—"

"Karena aku memang bisa," So Hyun menyela. Per sekian detik ia terlihat sendu, tapi beberapa detik kemudian wanita itu balik tersenyum. "Maksudku, karena aku mendapat feeling kau akan pulang hari ini. Anggap aku benar-benar beruntung," lanjutnya.

LOVE LETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang