Best I Ever Had

644 111 42
                                    

Cast : Kim Taehyung—OooO—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cast : Kim Taehyung
—OooO—

Perkenalkan, namaku Kim Taehyung. Biasa dipanggil Tae Tae. Umur dua puluh lima tahun, dan tujuh hari lagi aku akan berusia dua puluh enam tahun. Apa kalian menyambut ulang tahunku sama antusiasnya sepertiku?


Mungkin ada yang bilang iya. Tadinya sama denganku. Namun, sekarang tidak lagi.
Setelah tepat kemarin aku baru saja diputuskan oleh kekasihku. Yup! Diputuskan walau usia percintaan kami baru berjalan satu bulan. Tepat di hari ketiga puluh hari kami memadu kasih. Waktu yang pendek bila dibandingkan perjuanganku yang harus melakukan pendekatan padanya dan semua itu memakan waktu selama enam bulan.

Seandainya aku tahu hubungan ini hanya akan bertahan selama satu bulan, rasanya aku tak ingin repot melakukan PDKT padanya. Enam bulan dengan biaya pendekatan yang tidak murah. Kencan di restoran mewah, membelikan banyak hadiah, semuanya kulakukan. Padahal aslinya, itu bukan sifatnya. Sama sekali bukan. Lalu kenapa aku serepot itu?


Sejujurnya, aku bukan orang yang mudah tertarik pada seorang wanita. Bukan karena aku tidak menyukai makhluk indah ciptaan Tuhan itu, bukan karena itu! Alasan aku berpacaran lebih karena desakan Jimin, Jungkook, dan Yoongi. Oh, ya ... sekadar informasi, ketiga nama yang kusebutkan itu, mereka adalah sahabatku. Sahabat yang selalu hadir di saat aku sukacita, tapi kebanyakan menghilang pada saat aku berduka.


Contohnya kemarin. Mereka menjadi orang pertama yang kuhubungi setelah aku mengatakan bahwa baru saja diputuskan oleh Kim Dahyun. Ya, itu nama mantan kekasihku. Dan tebak, menurut kalian bagaimana reaksi mereka?


"Benarkah? Chukae, Hyung ...." Itu komentar pertama yang kudengar dari Jungkook. Pria tampan yang pernah menjadi adik kelasku. Kini naik status jadi sahabat.


"Setidaknya kau jadi tahu kalau Dahyun memang tidak menyukaimu. Dia hanya menyukai hadiah pemberianmu saja." Ucapan menyakitkan lainnya yang dilontarkan Jimin, sahabatku. Sungguh aku tergugah mendengar kejujurannya. Sampai-sampai melintas niat untuk menggencetnya biar tingginya berkurang satu senti. Ah ... untung masih ingat dosa!

"Carilah yang lain!" Komentar terakhir datang dari Min Yoongi, pria pucat yang sedari awal memang tak begitu peduli aku memiliki kekasih atau tidak. Ia hanya peduli aku masih hidup atau tidak. Sesederhana itu hidupnya.

Yang berduka untukku? Hem ... kurasa tidak ada. Tidak satu pun dari mereka yang tampak sendu atau bersedih.

Ada hal lain yang bisa kubilang paling membuatku tersentuh. Meski mereka semua terbilang cuek, tapi setiap hari ulang tahunku, ketiganya selalu membuat perayaan untukku. Kadang di apartemen Jungkook, di bar favorit Jimin, atau studio milik Yoongi yang bisa dibilang tempat pria pucat itu kerap hibernasi. Mereka selalu mempersiapkan perayaan ulang tahunku. Dan kuyakin, tahun ini pun sama.

Ya ... ada kalanya mereka membuatku tersentuh yang selalu meluangkan waktu untuk hari spesial itu. Bagaimana mungkin aku mampu melupakan pengorbanan mereka yang kerap menyuruhku membayar biaya pesta yang mereka persiapkan?

LOVE LETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang