PROMISE

481 83 29
                                    

Cast : Park Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cast : Park Jimin

—OooO—

Gumpalan asap dari secangkir kopi yang tersuguhkan di hadapannya, mendorong ia tersenyum—membalas semu di wajah waitress yang merona di depannya.


"Terima kasih." Pria berambut cokelat gelap itu tahu caranya menebar pesona. Sangat sadar dengan kelebihannya yang membuat kaum hawa kerap kali mencoba menarik atensinya.


Duduk sendirian, ia tampak tenang meski waktu terus bergulir. Setengah jam sudah ia habiskan sendiri. Bercumbu dengan kebosanan, itu pun tak jadi persoalan. Menunggu. Tepatnya inilah yang tengah dilakukannya.


Sesekali menyesap moccacino latte yang dipesannya, kembang indah dari buih putih yang terbentuk di atas kopinya, kini terlihat cacat. Pandangannya teralihkan tatkala rungunya menangkap gita dari lonceng di depan pintu kafe. Garis dari kedua sudut bibirnya lagi-lagi terangkat. Kali ini bukan untuk menebar pesona, melainkan ialah yang terperangkap dalam pesona itu.

"Jimin-ah!" Seiring suara itu berdenging, wanita pemilik mata kecokelatan itu tersenyum lebar.

Cara yang sangat sederhana, tetapi selalu berhasil menghadirkan sensasi bagi pria yang dipanggil namanya itu.


"Senang berjumpa lagi denganmu, Jimin-ssi."


Begitulah. Senyum Jimin beringsut kecil. Wanita itu tidak mungkin datang sendiri, melainkan ia tiba dengan seorang pria. Menghempas arti penantiannya dalam sekali kibasan. Meruntuhkan dinding bahagianya dalam sesaat.

Wanita itu ... dia sudah memiliki kekasih.

***

"Jimin-ah, akhir minggu ini apa kaupunya waktu?"

Alis Jimin meninggi ketika mendengar pertanyaan wanita yang tak lain adalah rekan kerja yang menghampiri mejanya.

"Ayo pergi bersamaku!" lanjut si wanita lagi.

Jimin meringis. Ajakan itu mungkin terdengar biasa, tapi sesungguhnya mencobai perasaan Jimin yang belum bergerak maju atas perasaannya. Sungguh kejam, bukan?


Wanita itu bernama Kim Sohyun. Rekan yang juga berasal dari tahun kerja yang sama dengan Jimin. Mulai dari tahap seleksi hingga masa keduanya menjalani training, dalam sela waktu itu pula keakraban di antara mereka terjalin.


Awalnya, semuanya tampak biasa. Sohyun sekadar wanita biasa dalam tangkapannya. Teman berbicara yang menyenangkan. Rekan kerja yang pengertian. Belum lagi, ia cukup handal untuk mengimbangi kinerja Jimin yang cekatan. Bisa bekerja dengan wanita sepintarnya juga kebanggaan.


LOVE LETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang