Kai bisa merasakan cahaya terang di hadapannya, tapi sulit bagi dia untuk membuka matanya.
Dimanakah dia? Apakah dia sudah mati?
Kemudian cahaya itu perlahan meredup dan Kai memberanikan untuk membuka matanya perlahan. Kai menemukan dirinya terbaring beralaskan kain berwarna putih. Sesaat hatinya mencelos, apa benar dia sudah mati? Dia tersadar bahwa dia tidak lagi merasakan sakit. Dia menyentuh wajahnya, tidak ada lebam, ataupun goresan. Dia merasa takut, bagaimana kalau Soobin atau Ayah menjemputnya dan menemukan dia sudah tidak bernyawa?
Kai mencoba berdiri dan sebuah sosok mendekatinya, sesaat Kai tidak mengenal sosok itu tapi terasa familiar sampai kemudian dia mengenali mata keemasan dan senyum dingin dari tidak lain dan tidak bukan adalah
"Seokjin?"
"Kenapa kamu terkejut? Bukankah kau yang memanggil namaku? Meminta pertolongan?" nada suaranya yang manis sangat kontras dengan senyum dinginnya. Kai tidak bisa membaca apakah pria ini bermaksud baik atau tidak.
"Aku minta maaf, kata-kata itu keluar begitu saja."
"Jadi kamu benar-benar membutuhkan aku." Seokjin berjalan mendekat, tubuhnya tidak jauh lebih tinggi dibandingkan Kai tapi Kai merasa sangat kecil di hadapannya. "Kamu sudah percaya bahwa aku nyata?" bibirnya membentuk sebuah senyuman yang bagi Kai sangat mengerikan.
Mata Kai membulat. Bagaimana Seokjin bisa tahu apa yang dia pikirkan semalam? Apakah ini semua hanya mimpi? Apa dia sedang dalam kondisi sekarat di rumah sakit? Apakah dia benar-benar sudah mati?
"Bocah bodoh, kamu tidak mati, kamu masih hidup." kata Seokjin lagi. Kai hampir terjatuh mendengar pria itu menjawab pertanyaan di kepalanya "Ya aku bisa membaca isi pikiranmu, Kai. Aku sudah memperhatikanmu sejak saat kita bertemu. Kamu butuh aku, kamu hanya perlu mengakuinya dan mengatakannya dengan jelas." melihat Kai hanya terdiam, dia melanjutkan lagi "Tentu saja aku tidak perlu ijinmu tapi dengan begitu aku tidak bisa membantumu secara penuh."
"Aku..." Kai tergagap "Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Kamu ini apa?"
Seokjin mencondongkan tubuhnya ke arah Kai "Bukan hanya roh saja yang dapat merasuki tubuh manusia, malaikat juga bisa." kata-kata itu membuat Kai semakin terhenyak. Kalau dia bermimpi, mimpi macam apa ini? Seokjin berdecak pelan. "Kenapa susah sekali membuatmu percaya?" pria itu menjentikkan jarinya dan diantara mereka muncul sebuah gambar dan terlihat Kai yang babak belur, terbaring tak berdaya di pelataran belakang sekolah, nafasnya tersengal-sengal. "Kalau kamu ingin melanjutkan hidupmu dengan lebih baik, aku akan kembali bersamamu ke tubuh itu, jika tidak, kamu dapat kembali sendiri dan selamanya hidupmu tidak akan berubah."
"Ayah dan Soobin akan melapor kepada sekolah dan Yoongi bisa membunuhku." gumam Kai pelan, matanya terpaku pada tubuhnya yang terbaring tak berdaya. Dia kemudian mengalihkan pandangan ke arah Seokjin. "Apakah kau benar-benar malaikat?"
"Nephilim*. Tapi, aku bisa menjelaskan padamu lain waktu. Beberapa saat lagi ayahmu akan menjemput, sekarang terserah padamu. Kamu mau mengundangku masuk atau tidak. Aku bisa membuat hidupmu lebih baik."
Kai menarik napas panjang sambil menutup matanya "Baiklah, Seokjin, aku ijinkan kamu menggunakan tubuhku." suaranya bergetar dan setetes air mata bergulir dari mata kirinya yang terpejam.
Seokjin tersenyum. "Dengan senang hati."
★━━━━━━━━━━━━★
—
*nephilim adalah keturunan manusia dan malaikat. Tapi di dalam cerita ini, aku membuat persentase malaikat dalam tubuh mereka lebih banyak dibandingkan persentase manusia mereka. Tapi mereka juga dapat terluka, merasa lapar dan mengalami perasaan-perasaan yang dapat dirasakan manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE] [✔]
FanfictionSoobin tidak mengira akan melihat ibunya di depan pintu rumahnya saat dia berusia dua tahun Ibunya kembali dengan hamil besar dan ayahnya tentu saja menerima ibunya kembali. Soobin mengetahui tentang adiknya mempunyai ayah yang berbeda dengan Soobi...