"Jadi Seokjin tidak mati saat itu?" tanya Taehyun saat dia dan Jungkook sedang menikmati lunch mereka di sebuah restaurant. Taehyun sengaja tidak makan di restoran kantor karena dia ingin membicarakan ini dengan Jungkook.
"Raga dia lenyap karena ledakan energi itu tapi Crown Nephilim menemui jiwanya dan sepertinya dia melihat bahwa sebenarnya Seokjin tidak serusak itu."
"Aku sebenarnya tidak mau tahu, tapi menemui jiwanya di mana?"
"Manusia punya surga dan neraka, nephilim mempunyai satu tempat di mana jiwa kami tersimpan. Hanya satu tempat karena selama ini belum pernah ada kejadian seperti Seokjin. kebanyakan mereka tidak sengaja membuat keputusan yang salah atau semacamnya tapi itupun diikuti oleh perasaan bersalah yang membuat eksistensi mereka perlahan hilang sampai akhirnya mereka mendapat kesempatan kedua."
Taehyun hanya menatap Jungkook dengan sepasang mata besarnya, sumpit yang berisi sepotong gimbap terhenti sebelum sempat menyentuh mulutnya. Pemuda yang dikenal jenius itu tidak merasa terlalu pintar saat itu, mungkin karena pekerjaannya sudah menyita sebagian besar otaknya ditambah lagi perencanaan pernikahan dia dan Chaeri.
Oh ya, Chaeri tentu saja mengatakan ya. Memang, cara Taehyun melamar tidak biasa dan terlihat agak memaksa bukan? Tapi begitulah Taehyun dan Chaeri sama sekali tidak keberatan. Okay, back to the present time.
Jungkook tertawa pelan melihat reaksi Taehyun, "Kamu tidak perlu mencerna itu sekarang, Taehyun. Tapi aku sama sekali tidak mengetahui lebih dari itu."
"Jungkook, kenapa kamu sangat ingin menjadi manusia?" tanya Taehyun setelah terdiam cukup lama.
Jungkook tidak menyangka Taehyun akan menanyakan itu tapi kemudian dia hanya mengangkat bahu sebelum menjawab, "Mungkin aku hanya bosan dengan rutinitas, entahlah, atau aku kesepian."
"Kamu tahu bahwa manusia akan mati pada akhirnya."
"Aku tidak masalah dengan itu. Paling tidak, akan ada akhirnya. Nephilim bisa hidup bertahun-tahun tanpa menjadi tua. Kalau saja kamu sempat melihat ayahku, kamu akan mengira dia saudaraku."
Taehyun hanya tersenyum mendengar penjelasan Jungkook. Dia tidak bisa sepenuhnya fokus saat ini. Dia tidak bisa fokus pada apapun. Deep down, dia masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa sahabatnya telah menjadi seorang nephilim. Kenyataan bahwa sahabatnya lebih memilih menjadi makhluk setengah manusia dibanding kembali hidup sangat melukainya.
Jungkook sepertinya tetap memiliki kemampuan membaca pikiran walaupun dia sudah bukan nephilim lagi. Wajahnya menjadi sedih melihat Taehyun dan dia merasa ini adalah kesalahannya. Jika saja dia tetap memendam keinginannya untuk menjadi manusia, mungkin Kai akan memilih untuk stay alive di dunia dengan Taehyun.
"Maafkan aku, Taehyun." Jungkook menggumam sambil menundukkan kepalanya, tapi Taehyun sendiri sibuk dengan pikirannya sehingga tidak mendengar gumaman Jungkook.
"Yang benar saja." Muncul sebuah suara dari antara mereka. Kedua pemuda dengan wajah murung tersebut menoleh dan mendapati Kai sudah duduk di antara mereka dan memandang mereka bergantian "Kalau kalian masih rebutan untuk menjadi yang salah, yang salah disini adalah aku."
"Aku yang memilih menjadi nephilim, Taehyun. Kamu sudah mendapat penjelasan tentang ini, jangan salahkan siapapun. Aku tidak membencimu, okay?" dan kemudian Kai menoleh ke arah Jungkook "Dan kamu, cepat atau lambat kamu akan mendapatkan kesempatan menjadi manusia. Kebetulan saja kita sudah saling kenal sebelumnya." nada Kai terdengar gusar tapi nephilim tersebut terlihat tenang.
Dia menarik napas dalam dan panjang sebelum melanjutkan "Hidup manusiaku sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Aku memilih ini dan Taehyun, aku memilih untuk menjadi pelindungmu sepenuhnya. Apa kamu tidak mau lagi menjadi sahabatku hanya karena aku bukan sepenuhnya manusia?"
"Aku hanya tidak bisa menerima kenyataan, Kai. Aku akui itu, okay? Aku butuh waktu." Taehyun tetap menunduk.
"Aku bisa resign jika kamu keberatan bekerja denganku." Jungkook menawarkan tapi dengan segera mendapat tatapan tajam dari Kai.
"Kamu dengar tidak sih barusan aku bilang apa?" Kai terlihat hampir sepenuhnya gusar sekarang, dia tidak menyangka dua manusia ini sama-sama kepala batu.
Jungkook menyandarkan tubuhnya dan menarik napas panjang "Aku hanya memastikan jika Taehyun masih memerlukan bantuanku atau tidak. Aku asistennya, tapi kalau dia tidak membutuhkanku lagi, aku bisa apa?"
"Aku tidak pernah bilang aku tidak butuh kamu." gerutu Taehyun.
"Sudah-sudah. Kalian ini seperti remaja puber saja. Sekarang, apa kalian mau lanjut bekerja atau kalian mau mengambil half-day off? Kita akan bersantai sejenak karena nanti malam Taehyun dan Chaeri akan mulai merencanakan pernikahan mereka."
Mendengar kata-kata "Chaeri" dan "pernikahan" membuat Taehyun tersenyum kecil. Ya, dia akan segera menikah dengan Chaeri. Dia harus move on.
***
Kai sedang menemani Taehyun dan Chaeri malam itu saat mereka merencanakan pernikahan mereka di apartment Chaeri. Tentu saja dia tidak menampakkan diri, dan hanya mengamati dari jauh dan saat itu dia mendengar sesuatu tidak jauh dari tempat dia mengamati kedua orang itu.
Kai mendekati tempat tersebut dan dia melihat sosok yang sangat dia kenal. Sepertinya sosok itu tidak merasakan bahwa Kai sedang memperhatikannya sampai Kai akhirnya memanggil sosok itu.
"Seokjin."
Sosok itu menoleh dan mata emasnya yang familiar menyambut tatapan mata biru Kai. Beda dari sebelumnya, tatapan itu terasa hangat dan Seokjin tersenyum. Senyum yang sebelumnya belum pernah Kai lihat.
"Kamu memilih menjadi nephilim aku lihat." suara Seokjin sama seperti sebelumnya hanya saja tanpa nada dingin tapi Kai tetap waspada, dia tidak tahu kenapa, seluruh dirinya otomatis on alert walaupun di tahu bahwa Seokjin telah lahir kembali dan sudah terlihat bagaimana dia menjadi lebih baik sejauh ini.
"Sedang apa kamu di sini? Aku guardian Taehyun seorang." Kai tidak bermaksud untuk bersikap defensif, tapi itu terlontar begitu saja.
Seokjin tertawa pelan, "Tentu saja. Park Chaeri adalah salah satu dari dalam daftarku tapi sepertinya aku tidak perlu terlalu khawatir jika Chaeri sedang bersama kekasihnya, karena ada dirimu."
"Apa kamu punya ingatan tentang masa lalu?" lagi-lagi mulut Kai bertindak tanpa konsultasi dengan otaknya terlebih dahulu.
"Masa lalu? Maksudmu tentang apa yang terjadi dengan kita waktu itu? Aku mengingat setiap detiknya dan aku menyesalinya. Aku minta maaf, Kai. Aku tidak tahu kenapa aku membiarkan diriku jatuh terlalu dalam seperti itu."
Kai merasa sedikit lega karena Seokjin sama sekali tidak tersinggung atau apapun saat Kai menyingung masa lalu.
"Jadi kamu bertukar dengan adikku ya? Bagaimana keadaan dia sekarang?"
"Dia bahagia. Dia asisten Taehyun."
"Oh?"
"Taehyun bilang, Jungkook sudah ada di perusahaan saat dia masuk sebagai wakil CEO. Jungkook sendiri bilang, dia sangat nyaman menjadi asisten seperti sekarang ini, membuatnya tetap sibuk."
Seokjin mengangguk, dan tiba-tiba tatapan matanya menjadi sedih "Apa dia akan memaafkanku? Setelah apa yang kulakukan padanya. Kata-kataku sangat menyakitkan dirinya."
"Apa kamu sudah pernah menemuinya lagi? Setelah kamu kembali."
Seokjin menggeleng sambil tersenyum lemah. "Aku takut. Takut dia tidak akan bisa memaafkanku dan selamanya aku akan hidup dengan penyesalan ini. Walaupun aku pantas menerima ini."
"Tidak ada salahnya mencoba. Jungkook sangat sayang padamu, dia menganggapmu saudara kandungnya. Aku bisa merasakannya karean Soobin juga seperti itu kepadaku." Kai perlahan tersenyum dan menepuk pundak Seokjin pelan "Bicaralah dulu kepada adikmu, aku bisa menjaga Taehyun dan Chaeri bersamaan."
Seokjin tampak menimbang-nimbang sebentar sampai akhirnya dia mengangguk dan menghilang dengan suara kepakan sayap.
★━━━━━━━━━━━━★
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE] [✔]
FanfictionSoobin tidak mengira akan melihat ibunya di depan pintu rumahnya saat dia berusia dua tahun Ibunya kembali dengan hamil besar dan ayahnya tentu saja menerima ibunya kembali. Soobin mengetahui tentang adiknya mempunyai ayah yang berbeda dengan Soobi...