18

56 8 3
                                    

Kai akhirnya dapat beradaptasi dengan hidup barunya, terbukti dari bagaimana dia bisa melanjutkan perusahaan ayahnya dengan sukses bahkan menambah mitra untuk memperbesar perusahaannya tersebut. David Huening sendiri berencana untuk pensiun lebih cepat melihat Kai dapat menjalankan semuanya sendiri.

Tapi, saat itu apakah Kai mengenali Soobin? Bagaimana Beomgyu dapat menjadi asisten Kai? Ya, kehidupan Kai banyak berubah semenjak itu, tidak bisa dikatakan itu karena Seokjin atau karena dia akhirnya berusaha keras untuk membuat ayah kandungnya bangga. Dia bertemu dengan Beomgyu di Universitas, tentu saja Beomgyu sama seperti yang lain, tidak mempunyai memori tentang Kai.

Mereka mengambil jurusan yang sama dan Beomgyu berada di tahun yang sama dan menjadi dekat dengan Beomgyu. Sebenarnya Beomgyu tidak seburuk saat dia masih sekolah. Dia anak yang cerdas, selalu mendapat nilai tinggi di perkuliahan, sama dengan Kai. Bedanya, Beomgyu juga aktif di kegiatan-kegiatan kampus sedangkan Kai lebih memilih untuk fokus ke akademik.

Pada akhirnya Kai mengajak Beomgyu untuk bekerja di perusahaannya sebagai asistennya dan Beomgyu dengan senang hati menerima tawaran itu, tentu saja dia tetap harus mengikuti serangkaian tes terlebih dahulu.

Oke, kembali ke pertanyaan krusial: apakah Kai mengenali Soobin saat itu?

TENTU SAJA!

Entah kenapa Kai masih mengingat kehidupannya yang sebelumnya, setiap detailnya. Kai tentu saja sudah tahu sebelumnya tentang dia akan menemui Soobin untuk rapat tapi dia mengambil sikap profesional toh Soobin tidak mengenalnya. Tapi dia tidak tahu bahwa bertemu kakaknya yang tidak mengenalnya akan sangat sesakit itu. 

Kai berhasil memasang poker face-nya tapi tidak dengan hatinya yang saat pertama kali dia melihat wajah Soobin yang tampak bahagia tersebut. Dia tidak pernah melihat senyum Soobin yang seperti itu sebelumnya. Kai merasa bahagia melihat Soobin dapat bahagia pada akhirnya tapi juga sedih mengingat bagaimana dia sebelumnya sebuah beban bagi Soobin.

Kai mencoba membuang jauh-jauh pikiran-pikiran buruknya. Dia tidak boleh terpuruk lagi, dia harus membuat ayah kandungnya bangga padanya. Tidak ada waktu dan alasan untuk menjadi sebuah kegagalan lagi.

***

Pada sebuah Sabtu siang, Kai sedang menghabiskan waktunya di jejeran toko tengah kota. Dia sedang menunggu jam untuk makan siang dengan ayahnya. Ayahnya sedang ada pertemuan dengan rekan-rekannya di salah satu gedung di sekitar itu, sebenarnya Kai juga yang pada akhirnya akan menangani bisnis tersebut tapi biasanya David yang membuka jalan.

"Kai Huening kan?"

Kai terhenti dari langkahnya. Suara yang dia sangat kenal dan jujur, dia agak merindukannya. Tanpa pikir panjang, Kai menoleh dengan senyum dan menyapa "Jihae!"

Gadis tersebut agak terkejut tapi kemudian dia tertawa kecil, bahkan setelah bertahun-tahun ini, Jihae terlihat sama seperti sebelumnya, tidak terlihat lebih tua setahun pun.

"Kamu ingat aku?"

"Tentu saja. Ka-" Kai segera menghentikan dirinya sendiri sebelum dia mengatakan hal yang terjadi di versi lain hidupnya. "Kamu tidak berubah, dalam artian yang bagus tentu saja." Kai cepat meralat kata-katanya dan untungnya Jihae tidak mencurigainya.

"Ah ya, aku pikir kamu sama sekali tidak memperhatikanku karena kita tidak begitu akrab, tapi ternyata aku salah." Jihae tersipu dan Kai tiba-tiba merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Apakah selama ini...?

"Omong-omong," Kai mencoba membuat suasana tidak canggung "Apa yang kamu lakukan sekarang? Kuliah? Bekerja?"

"Oh, aku bekerja di cake shop dekat sini,"

Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang