Suara klakson mobil membuat Kai tersentak dan saat dia membuka matanya, dirinya tidak lagi terbaring di aspal dengan tubuh babak belur, melainkan dia tengah berdiri di halaman depan sekolah, tanpa goresan sedikitpun. Dia melihat ke arah suara klakson berasal dan itu adalah Soobin yang menjemputnya seperti biasanya. Wajah Soobin terlihat antara bingung dan khawatir melihat Kai tidak bergerak sedikitpun, maka Kai pun segera beranjak dan memasuki kursi penumpang di samping Soobin dan memasang sabuk pengaman.
"Ayah memintaku menjemputmu karena ayah ada meeting mendadak. Kamu sedang apa tadi, Kai? Tertidur sambil berdiri?" tanya Soobin seraya menaikkan kembali kaca jendela mobil dan mulai menjalankan mobil itu.
Kai tidak langsung menjawab, dia masih sibuk mencerna kejadian yang dialami sebelumnya. Ada nephilim di dalam dirinya. Dia dapat merasakan bahwa tubuhnya tidak lagi milik dia sendiri, ada sesuatu yang lain yang juga ikut di dalamnya. Anehnya dia tidak merasakan perbedaan lain selain itu. Dia bertanya-tanya tapi kemudian dia mendengar suara yang berasal dari dalam kepalanya.
"Aku di sini, Kai. Tapi aku biarkan kamu mengendalikan tubuhmu seperti biasa. Aku akan muncul saat kamu membutuhkanku."
Kai tersentak di kursinya dan membuat Soobin menginjak rem mobil mendadak, untung saja mereka masih dalam kompleks perumahan atau akan terjadi kecelakaan.
"Kai, kamu kenapa sih? Kamu tidak menjawab tapi malah bertingkah aneh. Apa kamu baru saja menghisap ganja?"
"Ganj— tidak! Mana mungkin hyung!" Kai cepat-cepat menjawab "Aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing."
"Aku bercanda." Soobin menyalakan ulang mesin mobil dan berjalan kembali, kali ini lebih pelan. "Aku tahu kamu tidak mungkin menyentuh hal-hal semacam itu. Hanya saja kamu akhir-akhir ini tidak seperti biasanya, kamu yakin tidak mau cerita apapun?"
"Hyung, aku baik-baik saja."
"Itu yang selalu kamu katakan. Aku tidak bisa lagi mengecek keadaanmu di sekolah semenjak aku berkuliah..."
"Kalau begitu, berhentilah." Kai mendapati dirinya menyela perkataan Soobin. Dia tidak pernah melakukan seperti ini sebelumnya. Kai sendiri terkejut mendengar kata-kata yang baru saja dia katakan dengan nada yang sedikit lebih tajam dari biasanya.
Soobin sama terkejutnya dengan Kai tapi dia tetap fokus menyetir mobil. Butuh waktu beberapa detik sampai akhirnya Soobin dapat merespon perkataan tajam dari Kai. "Kai, maaf jika kamu merasa terkekang, aku hanya mencoba menjadi kakak yang baik." Soobin berkata dengan volume yang cukup kecil, hampir lirih tapi Kai masih dapat mendengarnya.
Kai merasa sesuatu yang tajam menusuk dadanya, dia ingin minta maaf atas apa yang baru dia katakan tapi dia tidak dapat mengeluarkan suara. Dia hanya diam dan memalingkan wajah. Yang Kai tidak tahu adalah betapa sakit hati Soobin saat itu sampai dia meneteskan air mata yang cepat-sepat disekanya.
Sisa perjalanan tersebut berlangsung tanpa sepatah kata pun dan setibanya di rumah. Kai segera keluar dari mobil dan menuju kamarnya yang segera dikunci, hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. Kai melempar tasnya ke lantai dan menjatuhkan dirinya di atas tempat tidurnya dan bergumam "Apa yang baru saja kamu perbuat?"
"Aku hanya membantumu mengatakan hal-hal yang tidak pernah bisa kamu katakan."
"Aku tidak bermaksud untuk menyakitinya."
"Kamu terus memikirkan hal tersebut. Kamu hanya tidak sadar. Kamu lemah karena kamu selalu bergantung pada Soobin."
"Aku tidak lemah."
"Ya kamu tidak perlu bergantung kepada Soobin. Soobin tidak perlu mengorbankan waktunya untukmu."
"Mengorbankan? Apa maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE] [✔]
FanfictionSoobin tidak mengira akan melihat ibunya di depan pintu rumahnya saat dia berusia dua tahun Ibunya kembali dengan hamil besar dan ayahnya tentu saja menerima ibunya kembali. Soobin mengetahui tentang adiknya mempunyai ayah yang berbeda dengan Soobi...