"Kamu benar-benar tidak masuk akal." gumam Yeonjun kepada Soobin yang sekarang sedang berada di depan pintu rumah Yeonjun setelah berpamitan dengan ayahnya bahwa dia akan menginap dengan Kai di rumah Yeonjun.
"Aku tidak mau ayahku khawatir. Cukup aku saja."
"Terserah kamu saja, sobat." Yeonjun membuka pintu lebih lebar dan melangkah ke samping agar Soobin bisa masuk.
"Dimana orang tuamu?" tanya Soobin saat mereka berjalan menuju kamar Yeonjun di lantai atas.
"Acara kantor. Mereka akan pulang sebentar lagi."
***
Kai membuka matanya dan dia melihat pemandangan yang asing. Ini bukan kamarnya. Kamar dia tidak seluas dan serapi ini. Kamar ini terkesan dingin dengan nuansa hitam putih dan sangat teratur, bahkan tumpukan buku yang berada di atas meja belajar tertumpuk dengan sejajar. Kai berjalan sangat pelan mendekati meja belajar itu dan mengenali buku-buku yang tertumpuk, itu adalah buku pelajaran di sekolah mereka. Mendadak Kai merasakan takut entah dari mana dan jantungnya berdegup kencang. Matanya menyapu setiap inci ruangan dan menemukan dua pintu berwarna hitam. Tanpa pikir panjang, Kai segera melangkah ke salah satu pintu tersebut tapi pintu itu terbuka dan keluarlah Taehyun, badannya terbalut jubah mandi yang sama putihnya dengan dinding kamar tersebut, dia sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil yang juga berwarna putih. Tatapannya terarah ke Kai yang terdiam di tempatnya.
"Oh Kai, kamu sudah bangun. Kamu mau mandi juga?" tanya Taehyun santai.
"Ada apa ini?" tanya Kai. Jantungnya masih berdegup sangat kencang.
"Kamu di kamarku, jika itu yang kamu mau tanyakan."
"Aku masih punya pertanyaan lain."
"Kamu yakin tidak mau mandi dulu? atau makan? sebentar lagi jam makan malam."
Kai menatap Taehyun tidak percaya, bagaimana Taehyun bisa sesantai ini? Seperti Kai berada di dalam kamarnya adalah hal yang sangat biasa. Jangan-jangan Kai masih bermimpi?
"Kamu sendirian Kai." kata Taehyun lagi, sekarang pemuda tersebut berdiri di samping Kai, sudah memakai kaos hitam dan celana pendek dari bahan denim. "Dia tidak bisa tetap di dalammu saat memasuki kamarku."
Kai hampir tersedak mendengar kata-kata Taehyun "Apa yang kamu bicarakan ini? Siapa?"
"Seokjin." kata Taehyun "ya, aku tahu nama makhluk bersayap itu."
Kai terkejut, tapi dia tidak mau tahu bagaimana Taehyun bisa mengetahui tentang Seokjin, "Nephilim itu?"
"Ya. Aku membuat kamarku tidak bisa dimasuki oleh mahkluk supernatural manapun, sepanjang dia bukan manusia seutuhnya, mereka tidak bisa masuk."
Di situasi sehari-hari, Kai akan tertawa mendengar penjelasan Taehyun tapi saat ini, dia terlalu bingung dan takut untuk dapat memberikan reaksi apapun. "Bagaimana aku bisa ada di sini?"
"Aku sengaja membuatmu pingsan agar dia tidak bisa membunuhku."
"Aku tidak mengerti."
"Aku tidak bercanda saat mengatakan bahwa dia mengkonsumsi amarahmu untuk membuat dia lebih kuat. Saat ini, dia belum cukup kuat. Dia butuh kamu untuk membunuhku karena itu aku membuatmu pingsan dan membawamu ke rumahku."
Kai mau tidak mau menatap Taehyun dengan pandangan meragukan. Taehyun mempunyai postur badan yang lebih kecil darinya, bagaimana cara dia membawanya?
Taehyun sepertinya mengerti tatapan Kai karena dia segera berkata "Aku tidak serapuh yang kamu kira."
"Maaf." Kata Kai cepat, wajahnya sedikit memerah karena Taehyun menebak pasti apa yang ada di pikirannya. "Jadi, terima kasih untuk apapun yang kau lakukan untukku, aku harus segera pulang. Kakakku mencariku."
"Tidak. Kamu tidak boleh pulang sampai aku yakin kau tidak akan membiarkan nephilim itu kembali ke tubuhmu."
"Kamu tidak bisa menahanku di sini."
"Kamu tidak bisa keluar dari kamar ini." Taehyun menunjukkan remote kecil yang ada di tangannya. "Pintu kamarku tidak manual."
Kai memandang Taehyun dengan pandangan tidak percaya 'orang macam apa yang menggunakan remote untuk membuka pintu?' batinnya.
"Kamu sudah terpengaruh olehnya tapi kamu belum tersedot terlalu dalam, Kai. Kamu harus melawannya."
"Kamu bicara apa? Selama ini dia menolongku!" Nada suara Kai meninggi, dia mulai kesal dengan kelakuan Taehyun. "Tanpa dia aku tidak akan pernah tahu bahwa Soobin bukanlah kakak kandungku! Tanpa dia aku tidak akan pernah bisa melawan Yoongi dan Beomgyu tidak akan datang minta maaf kepadaku! Kamu tidak tahu apa-apa dan jangan berlagak bah-"
"Dan kemana semua hal itu membawamu?" potong Taehyun yang tetap tenang di hadapan Kai yang wajahnya memerah karena amarah. "Apa itu membuatmu lega? Lihat apa yang terjadi dengan kamu dan Soobin! Aku tahu lebih daripada yang kamu pikir, Kai dan aku benar-benar ingin menolong asal kamu biarkan aku."
"Aku tidak butuh pertolongan." Kai berusaha mengacuhkan kata-kata Taehyun.
Taehyun bukan orang yang mudah menyerah, dia tahu penolakan Kai berasal dari pengaruh nephilim tersebut dan Kai terlalu lemah untuk mengambil alih. "Aku tidak meminta persetujuanmu. Kalau kamu memilih untuk terus menjadi batu, baiklah. aku akan menggunakan caraku sendiri."
Entah kenapa Kai merasakan rasa takut merayapi tubuhnya mendengar nada bicara Taehyun, ditambah ekspresi wajah pemuda itu yang tidak bisa Kai baca. "A...apa yang akan kamu lakukan?"
★━━━━━━━━━━━━★
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE] [✔]
FanficSoobin tidak mengira akan melihat ibunya di depan pintu rumahnya saat dia berusia dua tahun Ibunya kembali dengan hamil besar dan ayahnya tentu saja menerima ibunya kembali. Soobin mengetahui tentang adiknya mempunyai ayah yang berbeda dengan Soobi...