35. Lampu Hijau

3.6K 153 55
                                    

Aku tunggu vote dan komennya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tunggu vote dan komennya!

Restu orang tua udah dapat, apalagi?
-Elang pacar Arina

Versi Revisi

Suara obrolan siswa-siswi begitu mendominasi suasana kantin kelas 11 saat ini. Prisilla memilih kantin ini karena satu alasan. Cewek itu tidak tega jika tatapan-tatapan sinis dari teman seangkatannya akan mengganggu kenyamanan bagi Arisa dan Keyla. Untuk itu, ia tidak memilih kantin kelas 12.

Prisilla tengah mengaplikasikan lipstik merah muda di bibirnya dengan bantuan ponsel di tangan kirinya untuk berkaca. "So, apa yang mau lo bicarain?" Cewek itu mengatup-ngatupkan bibirnya.

Mata Arisa menjelajah ke setiap penjuru kantin. Masih menunggu Keyla yang tak kunjung datang juga, tadi sahabatnya itu sempat pamit ke kamar mandi. Bukan apa-apa, Arisa sedikit canggung dengan Prisilla jika tidak ada yang menemaninya seperti sekarang.

"Ekhem!" Prisilla berdeham cukup keras, agar cewek di depannya ini berhenti menjelajahkan matanya. Benar saja, Arisa terlihat gelagapan begitu melihat tatapan Prisilla yang cukup tajam. Cewek itu menggaruk tengkuknya. "Em, jadi gi-gini kak ... gue mau ne-nerima salam pertemanan dari lo," tutur Arisa was-was. Tatapan penuh harap, terlihat jelas dari sorot matanya. Kemudian cewek itu menunduk, memainkan kuku-kukunya, gugup.

Kakak kelasnya itu tersenyum miring dan langsung mengulurkan tangan kanannya ke arah Arisa yang langsung juga dibalas dengan cepat tanpa keraguan atau kegugupan lagi. Entah dorongan darimana, Arisa menjadi percaya dan seantusias ini kepada Prisilla.

"Jadi, lo udah percaya sama gue?" tanya Prisilla seraya menurunkan kembali uluran tangannya. Dan Arisa mengangguk. "Bagus." Prisilla melipat tangannya di dada. Senyum kemenangan terbit begitu saja di bibirnya.

"Oke, Lo harus dengerin rencana gue. Dan jangan harap gue bakalan kasih kesempatan sama lo, kalau nanti lo punya rasa empati sama kembaran lo itu, ngerti?"

Arisa mengangguk. Atmosfer keheheningan seketika mengisi suasana disana.

Ternyata, seseorang tengah berdiri di samping meja Arisa dan Prisilla dari tadi. Napasnya terengah-engah. Jelas saja, dari kejauhan cewek itu terlihat berlari-lari. "Maaf gue telat." Cewek itu memperlihatkan deretan giginya lalu segera mendudukkan dirinya di samping Arisa.

Prisilla memutar bola matanya malas. "Ck, awas aja kalau lain kali telat!" ketusnya.

•••

Layar laptop yang memperlihatkan sederet penjelasan tentang larutan asam basa menjadi asupan makanan untuk Arina malam ini. Namun, ia tidak mempermasalahkan hal itu. Toh, kimia sendiri kan pelajaran favoritnya.

Cewek itu terlihat fokus, matanya memelotot sempurna menatap layar di depannya. Tangannya lincah mengetikkan beberapa huruf, angka atau simbol yang tertera di papan keyboard.

Arina or Arisa? (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang