Awal

38K 2.1K 47
                                    

∆∆∆

Jangan lupa beri vote+coment di setiap part yang kalian baca. Story baru Author, beri Author semangat biar selalu semangat update nya.

__Oke kalau begitu Author lansung aja__

[ HAPPY READING All ]

_______~•~_______

"Sayang~ kenapa kau mau saja mengandung anak bajingan itu.?" seru namja puruh baya itu pada wanita yang sedang di peluk nya dari belakang.

Sang wanita menoleh, mengecup bibir kekasih nya singkat penuh perasaan.
"Lalu aku harus apa Park, kalau aku tak mengandung anak nya, maka kita akan gagal mendapatkan semua hartanya.."

Namja bermarga Park itu mendengus. Apa yang kekasih nya ini katakan memang benar, kalau si Jeon itu tak memiliki keturunan dari kekasihnya, maka harta yang selama ini mereka incar tak akan pernah mereka dapatkan. Benar-benar sial memang.
"Tapi aku kesal kau mengandung anak nya Ji.."

Yeoja itu merotasi matanya malas. Tidak kah kekasihnya ini terlalu keterlaluan, cemburu berlebihan, lagipula mereka sudah menyetujui semua hal ini dari awal rencana.
"Ya sudah kalau begitu, aku gugurkan saja, dan kita tak akan mendapatkan apapun.." seru yeoja itu kesal.

Jeon Jiwon, istri sah dari tuan Jeon Denis pengusaha terkaya nomer dua di korea selatan ini. Dan sekarang Jiwon tengah mengadung anak pertama mereka.

Seperti yang kalian pikirkan, Jiwon memang tak pernah mencintai suaminya sama sekali, tapi Jiwon hanya mengicar hartanya saja. Dan itu sudah di rencanakan jauh-jauh hari bersama sang kekasih Park Jisung.

Park Jisung adalah salah satu pengusaha juga, tapi tak sebesar perusahaan milik tuan Jeon suami Jiwon, tapi entah apa yang membuat Jiwon lebih memilih bersama Jisung dari pada suami sempurna nya.

Jisung menghela nafas kesal. Ia jadi serba salah. Ia ingin harta Denis, tapi ia juga tak ingin kekasih nya mengadung anak dari bajingan sialan yang selalu mengalahkan nya dalam segala hal itu.
"Oke, tapi setelah kita mendapatkan harta itu, Denis harus sudah berada di alam baka.."

Jiwon tersenyum kecil.
"Tentu saja sayang, aku sendiri yang akan melenyapkan nya.."
.

.

.
Tuan Jeon menghela nafas lelah. Ini sudah jam 04 sore, ia harus segera pulang agar bisa memastikan istri nya baik-baik saja dan meminun vitamin dan susu ibu hamil nya dengan teratur.

"Apa anda akan pulang sajangnim..?" tanya sang sekretaris.

Tuan Jeon mengangguk tanpa ragu.
"Tolong bereskan semuanya, aku harus pulang, istri ku pasti sudah menunggu ku.." seru tuan Jeon dengan sedikit senyuman kecil nya.

Mengingat istri nya membuat rasa lelah tuan Jeon hilang saat itu juga. Apa lagi sekarang istrinya tengah mengadung buah hati pertama mereka. Ia benar-benar tak sabar untuk sampai di Mansion nya.

"Akan sayang selesaikan, sajangnin bisa pulang sekarang.." seru sang sekretaris sopan.

Tuan Jeon mengangguk lagi. Lalu mengambil jas dan tas kantor nya.
"Terimakasih nona Lee, saya pulang dulu, dan usahakan jangan lembur.."

Sekretaris Lee mengangguk sopan dan tersenyum kecil.
"Akan saya usahakan sajangnim.."
.

.

.
Tuan Jeon menatap jalanan kota seoul dalam diam. Sedikit senyuman terukir di bibir tebal nya, tentu saja, ia sedang memikirkan istrinya sekarang. Ia benar-benar sangat mencintai istri nya itu, dan tak sabar menunggu malaikat kecil mereka hadir di tengah-tengah keluarga mereka.

B E T R A Y A L [kth-jjk] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang