27. Smile Is Amazing (Sudah revisi)

127 7 0
                                    

Gak tau juga sih ini perasaan apa,tapi aku nyaman.Jadi apa aku harus dekat kamu terus biar aku merasa aman dan nyaman?.🍁

.
.
.
.
.

~CHAKRA~

Gue melangkah menuju rak pelajaran, karena niat awal gue adalah beli buku biologi buat ulangan minggu depan, tapi itu semua malah jadi berbeda saat gue lihat banyaknya buku komik berjejer.

Jadi gue malah lama-lama baca komik,yang gue suka.

Hingga kaki gue gak sengaja injek kaki orang lain saat beralih menuju rak buku pelajaran.

"Awwww"pekik seseorang,Chakra yang terkejut langsung melihat gadis dipinggirnya memekik kesakitan yang langsung mengusap kakinya.

"Ehh maaf mbak"ucap Chakra pada seseorang yang ia injak tadi.Orang yang tadinya menunduk kini mendongakkan kepalanya keatas, melirik Chakra dengan terkejutnya.

"Loh Chakra!"Berlyana berdiri dan menghadap Chakra yang masih terkejut."Lo ngapain disini?"tanyanya.

"Hah?"

"Kenapa?ada yang aneh?"kekeh Berlyana dengan senyum dan tawa yang indah.Chakra semakin terkejut dengan senyum dan tawa itu.

"Gue ngerasa aman sama lo,apalagi liat senyum itu"batin gue.

"Al!"Berlyana menepuk bahu cowok itu,Chakra tersadar dan langsung menggelengkan kepalanya.Berlyan semakin binggung dibuatnya."Lo kenapa sih?sekarang malah geleng kepala"kekehnya.

"Ohh i-itu..."Chakra mengusap tengkuknya."Gak apa-apa,nah iya gak apa-apa"kekeh Chakra dengan kaku.

Berlyana tertawa dan menganggukkan kepalanya dan melihat buku yang di pegang Chakra."Lo beli buku?"tanya Berlyana

"Oh ini..iya,beli buku.Lo sendiri ngapain?"tanya Chakra sambil melirik ke belakng Berlyana dengan kening berkerut.

"Beli buku juga,emang kenapa?"tanya Berlyana dengn kening berkerut."Hah?,ohh gak yaudah gue duluan ya."Chakra menuju kasir dan membayar buku yang ia beli tadi.

Berlama-lama di dekat Berlyana membuat jantungnya tak terkontrol,tapi ia juga senang jika gadis itu tersenyum,menurutnya jika ia melihat senyum itu ia terasa nyaman.

Terdengar menggelikan namun itu kenyataannya.

"Jantung gue ngajak perang kayaknya"keluh Chakra setelah di depan motornya,baru saja akan memasang helm dikepalanya,panggilan suara membuat ia menghentikan gerakan.

"Al! Huuh...huuhh.."Berlyana membungkukkan badannya dan mengarur nafas karena berlari."Kenapa?"tanya gue saat nafas Berlyana sudah teratur.

"Lo mau balik?"tanyanya dan Chakra hanya menganggukkan kepalanya."Boleh nebeng gak?"tanya Berlyan sedikit ragu.

Perlahan senyum Chakra mengembang dan terkekeh."Gak usah tegang kali,sans aja Ayo"Berlyan tersenyum dan menaiki motor Chakra,dan motor itu berjalan keluar area parkir.

Suasa yang ramai di jalanan kota membuat mereka hanya diam tanpa membuka suara.

Hingga saat sebentar lagi di rumah Berlyana,cewek itu memintanya menurunkan di depan yang bahkan lumayan jauh untuk berjalan kaki.

Chakra mengerutkan keningnya setelah melepaskan helm yang dipakainnya tadi."Kenapa turun disisni? Rumah lo juga lumayan jauh dari sini."

"Emm gak,lebih baik lo cepat pulang udah sore juga kan?."ucap Berlyana mengalihkan pembicaraan.

"Oh gitu."

"Makasih ya,udah mau antar gue."

"Iya,yaudah gue balik kalau gitu.Lo hati-hati"ucap gue dan langsung melajukan motor.

Stay With The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang