Yeri Pov.
Akan aku ceritakan kisahku yang begitu rumit ini, sebagian dari kalian mungkin akan merasa sedih setelah mengetahui ceritaku ini. Kisah yang teramat sangat menyakitkan dan Sangat membuat hati perih dan sesak sewaktu-waktu.
Aku gadis muda yang tak pernah tau akan arti kebahagiaan, Mungkin jika di dunia ini adalah dunia yang kejam penuh dengan penderitaan, maka diantaranya aku akan masuk kedalam jurang derita itu. Tak ada namaku yang tersemat dalam buku catatan nama-nama dari seorang yang pantas mendapatkan kebahagiaan.
Karma apa yang sudah aku perbuat? Sehingga masalah demi masalah tak kunjung berakhir juga? Apakah aku adalah anak yang tak di inginkan oleh keluargaku? Apakah aku anak yang memang tak mempunyai keberuntungan? Apakah aku tak pantas mendapatkan kebahagiaan walaupun hanya secuil?
Ntah kenapa Aku selalu bertanya pada diriku sendiri, tak mungkin pernah ada jawaban dari setiap pertanyaanku. Aku rasanya sudah tak memiliki sukma lagi, seperti sudah mati.
Hidupku tak pernah berubah.
semenjak aku ditinggalkan selamanya oleh kedua orang tuaku, disaat itulah hidupku yang seperti ini dimulai. Tak punya semangat hidup dan gampang untuk menyerah.
Ntah takdir macam apa yang sudah hadir dalam tubuhku, aku sendiri masih memecahkan Semua fikiran yang terus saja memutar semua kejadian dimana tak ada aku yang tak murung. Aku selalu saja murung, memandang kosong kedepan. kata-kata 'tak mempunyai kehidupan didunia' terus tergiang di telingaku, entah itu syetan atau jin yang selalu menyuruhku untuk pasrah akan situasi seperti ini. Dan seolah-olah aku dibuat frustasi hingga aku berfikir sudah tak ada lagi harapan untuk hidup.
Itu semua karena bisikkan-bisikan itu.
Mungkin aku mendapatkan bisikkan itu karena aku yang selalu menuntut untuk terus terdiam memutar takdirku, hingga para iblis dengan mudahnya menyuruhku meninggalkan dunia yang kejam ini, lebih tepatnya mereka menyuruhku untuk. Mati!
"Mengapa nasibku seperti ini apakah tuhan tak bosan memberikan aku kekerasan dari duniawi?." Aku terus saja berguman dengan nada lirih, kuharap tuhan mau mendengarkan keluh kesanku yang sudah sekian lama aku ingin membuangnya jauh-jauh dari dalam hidupku.
"Namun apakah aku akan bertahan hidup jika aku masih terus-terusan mendapatkan penyiksaan ini?." Tanyaku pada tuhan, tanganku mengepal kuat di depan Dada. Saat ini aku tidak meneteskan air mata, sudah sudah cukup tak boleh ada kristal yang harus keluar dari dalam mataku.
Cukup hanya pembicaraan keluhanku saja yang merasakannya sekarang ini, jangan air mata juga yang ikut mewakili penderitaanku.
Aku bukannya tak sudih untuk menjalani kisah menyakitkanku ini, tetapi aku hanya tak kuat saja jika berhari-hari aku harus merasakannya.
Banyak yang bilang aku ini manusia yang kotor sehingga takdirku datang dengan bertubi-tubi.
Kalau ia aku harus apa? Apakah aku harus berendam Sedalam mungkin di dalam air, sehingga saat aku menyudahi rendaman itu aku sudah terbebas dalam Takdirku ini? Sangat tak masuk akal, jika aku dengan bodoh benar-benar akan melakukannya!.
Saat ini adalah saat dimana aku tak merasakan kesepian lagi, walaupun yah. Sebenarnya hari berhari memang sama aku kesepian, tetapi dengan masuknya aku ke dalam ruangan penuh dengan canda tawa orang lain, itu saja mampu membuatku merasa terhibur. Yah walaupun aku tak mampu untuk ikut melakukan candaan bersama mereka, karena mereka tak ada yang mau dekat denganku. Takut tertular nasibku mungkin.
Yah aku tak egois aku jelas paham dengan mereka.
Aku menginjakkan kakiku menuju kelas kampusku, mataku mengedar mencari tempat duduk yang masih kosong. Karena mahasiswa yang berada di kampus ini setiap hari selalu berpindah-pindah tempat, dimana Tadi ditempat yang satu ketempat yang lainnya lagi. Seterusnya akan bergonta-ganti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Man Is Not Heartless
Fanfiction"Tolong jangan bunuh putriku! Dia darah dagingmu juga jeon!." "Aku hanya menginginkan Anak Lelaki, bukan perempuan! Jadi biarkan aku lenyapkan anak ini!." "Jangan kumohon padamu kau sudah banyak membunuh anakmu sendiri, kumohon jangan membunuhnya la...