16

2.4K 303 42
                                    

Author Pov

   Suara Kicau burung Terdengar begitu sangat nyaring, bukan hanya suara burung saja Namun ada juga suara hewan-hewan serangga kecil diTempat itu.

Bau tanah Menyerbak kemana-mana, membuat sang empu yang menciumnya hanya bisa menghela nafas Panjangnya.
"baru kali ini aku kembali menginjakkan kaki ketempat ini." Yah, itu suara Jungkook.

  Jungkook dan Namjoon menyelusuri setiap tanah yang ia pijaki, Gundukan tanah yang lain yang terjejer rapi tak pernah Terlepas dari pandangan mereka berdua. Banyak sekali gundukan tanah itu, Lebih dari seratus gundukan jika dihitung.

Semakin banyak gundukan itu, maka semakin menipis pula riwayat hidup orang-orang.

"Tuan, ini Adalah Batu nisan milik Nyonya besar." Namjoon menghentikkan langkahnya, dan melihat kearah batu Yang bertuliskan TIFFANY dengan sangat jelasnya.

Yah setidaknya Kuburan itu masih terawat meskipun Jungkook jarang bahkan tidak pernah datang ketempat itu.

Jungkook yang memakai kacamata hitam pun, akhirnya Membukanya. Lelaki itu menghembuskan nafasnya lelah, ia tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan didepan makam ibunya. Ia merasa sangat malu, ibunya sudah tidak ada, namun ia benar-benar tidak bisa menjadi anak yang baik yang membuat ibunya senang dialam sana.

Jungkook meluruhkan lututnya ketanah, disamping makam Ibunya.

"Ma, aku rindu mama. Sudah lama kita tidak bertemu." Ucap Jungkook sembari Mengelus batu tersebut.

Namjoon yang melihat itu, akhirnya memutuskan untuk pergi sebentar, beralasan ingin menemui kerabatnya juga.

"Aku sangat ingin bertemu mama, tapi itu sangat mustahil." mata Lelaki itu kini sudah berkaca-kaca, jika sudah didepan ibunya. Maka Jungkook akan berubah menjadi lelaki paling Alim, ia lemah saat berada disisi ibunya, sekalipun Tiffany sudah tak ada. Namun dihati Jungkook wanita itu selalu bersamanya.

"aku tidak tahu ma, aku telah banyak melakukan dosa besar. Aku telah menghilangkan anak yang bahkan belum lahir kedunia ini." Kata Jungkook dengan Suara yang sesaknya. Ia tidak kuat membendung ini sendirian, Jungkook ingin mempunyai teman untuk berbagi ceritanya yang menyakitkan ini, namun siapa sangka jika Jungkook tak memiliki Satupun seorang teman. Kecuali para Pengawal dan anak buahnya?

Jika bisa Jungkook ingin sekali menjadi lelaki pada umumnya, namun lagi-lagi itu sangatlah Mustahil. Ia tidak bisa melakukan hal itu, hidupnya sekarang bukanlah hidup yang baik. Ia hidup dibawah lingkungan api, selamanya akan membara jika tidak ada yang memadamkanya.

"ma, aku telah menjadi anak yang tak tahu diri Aku telah banyak melenyapkan nyawa orang lain, ma." Kata Jungkook lagi sembari mengelus terus Batu nisan Tiffany.

Sungguh Lelaki itu terlihat sangat lemah sekali, seperti bukan dia yang asli.

"aku tahu mama akan menasehatiku jika aku berbuat salah, namun sekarang mama tidak akan lagi menasehatiku jika aku salah." terdengar Sangat tulus Jungkook mengatakan Itu.

    Katakanlah Jika Jungkook adalah Lelaki yang Lemah sekarang ini, hanya karena berhadapan dengan makam ibunya lelaki itu mengeluarkan banyak sekali Air mata.

"aku tidak mau pergi menemui papa, karena dia jahat telah merebut Nyawa mama dariku." Kata Jungkook lagi dengan helaan nafas frustasinya.

"ma, jika Suatu hari aku kesini lagi. Aku akan membawa seseorang untuk mama melihatnya, dia-lah wanita baik hati yang pernah aku temui ma, Aku menyukainya. Dan kini ia sudah menjadi istriku, kuharap mama akan menyukai dia jika aku membawanya kesini." Ucap Jungkook Dengan tegasnya.

Man Is Not HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang