25

2.7K 260 88
                                    

Yeri Pov

Pagi telah tiba, matahari telah menyinari dunia. Mata yang sempat terpejam beberapa Jam, kembali terbuka Untuk melihat Hari ini, hari dimana Yang begitu cerah. Tanpa mendung seperti biasanya.

Cuaca saat ini adalah musim panas. Ac, dikamar Kami, Aku dan Jeon Jungkook, Sudah Full dengan suhu paling terdingin. Akibat Panas yang sangat Menyengat pendinginpun tidak bisa mengatasinya.

Mataku yang terbuka lebar, langsung menoleh kearah samping. Dimana ada Jeon Jungkook, yang masih asik terlelap tanpa merasa terganggu akibat cahaya yang Masuk itu.

Walaupun Rumah besar ini Dikelilingi oleh Hutan, tetap saja rasa panasnya tetap menembus.

Jika kebanyakan Ditempat lain, hutan akan berasa lebih asri dan bebas dari panas. Disini berbeda, sangat berbeda.

Aku tidak tahu, sebenarnya. Apa perbedaan hutan ini, dengan hutan lainnya. Jika sama-sama terdapat pepohonan dan semak belantara, lantas mengapa Suhu-nya berbeda?

Ah, aku sampai pusing memikirkannya.

Greep

Lama Aku bergelung hangat dengan pikirannku, sampai aku tak sadar jika seorang Yang berada disampingku, tengah tersenyum lembut padaku sembari menimpali badanku dengan tanganya, memeluk dengan erat dari samping.

matanya masih Terpejam, hanya bibirnya saja yang nampak melengkung indah.

"selamat pagi, Jeon." ucapku padanya, mengawali Pagiku yang Indah ini.

Jungkook hanya bergumam membalas ucapanku. Tidak papa, dia masih terlihat mengantuk, mungkin karena kegiatan tadi malam yang sangat menguras tenaga Hingga ia kelelahan sampai harus Bermalas-malasan seperti ini. Ah, padahal biasanya yang pertama kali bangun saat tidur adalah dia, tapi kini aku duluan yang bangun.

"Kau tidak pergi bekerja." walaupun aku tidak tahu sama sekalipun, pekerjaan apa yang sebenarnya Jeon Jungkook lakukan, namun sebagai seorang istri yang mencoba untuk menerima seorang suami. Ada baiknya mengingatkan dahulu suami tentang kewajibannya itu.

"Aku tidak bekerja sayang, aku hanya mengerjakan misi." Kata Jungkook yang masih memejamkan matanya. Ternyata dia belum terlelap kembali.

"memangnya misi apa? Boleh aku Tanya?." Kataku ragu sembari mengelus kepala Jungkook yang berada dipahaku, entah kapan Lelaki itu sudah meletakan kepalanya dipahaku.

"Jangan, nanti kau bisa Marah padaku lagi. Kita baru saja baikan, aku tidak mau lagi jika harus berdebat denganmu. Aku tidak bisa manja lagi padamu nantinya."

Aku tersenyum. Saat seperti ini Jungkook seperti anak kecil, dia merengek dengan Suara Bangun tidurnya. Aku sampai tidak kuat untuk tak tersenyum karena Tingkahnya itu.

Huh, aku baru tahu jika Dia itu ternyata memiliki sisi baik juga. Ternyata Jungkook itu tipe lelaki yang tergantung Pada sikap kita memperlakukannya.

Jika sikap kita Sangat menyinggung dia, mungkin Jungkook akan bersikap sama juga. Dan saat kita bersikap baik, maka Jungkook akan menunjukkan sisi baiknya juga.

Aku baru paham jika dia begitu.

Ternyata aku salah menilai lelaki ini. Tak kenal maka tak sayang, Betul memang, aku dan Jungkook Belum terlalu mengenal sikap masing-masing. Namun Karena saling Bertemu dan Bersama seperti ini, lambat laun pasti kita berdua mengetahui sikap serta sifat masing-masing.

Seharusnya, dulu aku tidak boleh mengatakan bahwa aku menyesal telah menikah dan mempunyai suami seperti Jungkook. Jodoh sudah diatur oleh tuhan, Hanya cara pertemuannya saja yang mungkin tidak mengenakan.

Man Is Not HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang