Yeri
Hari ini Tepatnya pada malam selasa, Aku tengah melamun meratapi Nasibku. Aku sungguh merindukan masa dimana aku masih menjadi seorang remaja, Aku masih hidup lajang. Belum memiliki suami dan juga belum hamil seperti sekarang.
Aku sungguh ingin sekali mengulang masa itu, Walaupun semasa aku Kuliah atau remaja tidak ada seorang pun yang merasa iba padaku, tetapi tetap saja aku ingin merasakan Kembali masa-masa itu.
Kulihati diriku didalam pantulan kaca yang ada didepanku, Diriku ini. Kim Yerim, atau Jeon Yerim. Bukan lagi wanita miskin yang selalu direndahkan oleh setiap orang, kini aku sudah menjadi seorang yang berkelimpangan harta. Yah walaupun itu semua adalah harta dari suamiku.
Suamiku?
Rasanya aku tak ingin sombong seperti ini, Aku hanya membedakan saja dengan Diriku yang dulu dan diriku yang sekarang. Tidak aku bukan seorang yang Menginginkan hal ini, hanya Sekedar menikah dengan lelaki mapan maka aku bisa menjadi kaya?
Tidak itu bukan impianku sendari kecil!.
"Tak baik malam-malam disini, sebaiknya masuk disini sangat dingin." Dengar, itu adalah Jeon Jungkook yang sedang menasehatiku. Dia juga nampaknya sedang khawatir karenaku! Bukan, maksudku karena bayinya.
Aku menoleh menatap wajahnya yang Sangat tampan. Yah kuakui itu sejak pertama kali ia menunjukkan wajahnya, namun kalian tahu? Aku tak tertarik padanya! Atau masih belum tertarik.
"Aku ingin disini udaranya sejuk. Mungkin ini keinginanya." Kataku sembari mengelus perutku, walaupun aku tak ingin adanya bayi ini namun jiwa ke-ibuan ku menolak keras untuk bersikap acuh padanya.
Jungkook mengelus kepalaku sayang.
"Yasudah, tetapi jangan terlalu Malam-malam tak baik." Katanya lagi menasehatiku, Aku sudah besar dan akan menjadi ibu. Dengan pemikiranmu itu akupun sudah paham Jungkook!"Kalau begitu, aku ke ruangan ku dulu. Kau disini bersama mereka." Katanya lagi dengan tenang sembari mendekatiku.
Untuk apa? Mencium kening dan juga mengecup pipiku.
Selalu seperti itu jika ia ingin pergi.
Yah aku memang tidak sendiri saja, ada para pelayan dan beberapa penjaga lainya. Entah kenapa semenjak aku hamil Jungkook lebih Terlihat Possesive, padahal dia tahu aku tidak suka dikekang.
🐾
"Makanlah yang banyak, sekarang kau makan tidak hanya untukmu sendiri." Yah aku tahu, dan aku paham. Dia begitu sangat senang sekali jika memperingati akan adanya bayi ini.
"Aku mengerti." Kataku mencoba untuk mengambil buah Semangka yang sangat menyenggarkan mataku. Makan malam yang sangat enak jika didahului dengan buah. Iyakan? Atau kebanyakan dari kalian lebih suka memakan Nasinya dulu, lalu buah sebagai cuci mulutnya?
"Jangan makan buah dulu, makanlah ini. Aku sudah menyediakanya untukmu. My wife." Dan aku hanya menghela nafas, memang tak peka. Aku ini ingin memakan buah, mengapa ia memberiku nasi dengan beberapa lauknya.
Dia menyodorkan satu gelas susu. Untuku lagi.
"Minumnya ini."
"Jungkook akan terasa aneh jika aku memakan nasi tetapi harus minum susu juga." Dilihatnya saja sudah membuatku ingin mual, apalagi saat dimakan dan diminum nanti? Benar-benar tidak nyambung, aku setuju jika memakan roti lalu meninun susu, tapi ini nasi! Nasi dan susu?
"Hayolah sekali saja. Ini sehat, anak kita pasti menyukainya." Jika itu perihal anak ini, maka akulah yang merasakanya. Aku menolak makanan itu berarti bayi ini juga ikut menolaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/191017581-288-k281148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Is Not Heartless
Fanfiction"Tolong jangan bunuh putriku! Dia darah dagingmu juga jeon!." "Aku hanya menginginkan Anak Lelaki, bukan perempuan! Jadi biarkan aku lenyapkan anak ini!." "Jangan kumohon padamu kau sudah banyak membunuh anakmu sendiri, kumohon jangan membunuhnya la...