Yeri Pov
Hari ini adalah hari dimana aku tidak bertemu dengannya, dengan Jeon jungkook. Dia pergi entah kemana, semalam ia memintaku untuk melayani kebutuhan biologisnya, dan setelah itu selesai ia berbica padaku bahwa ia akan pergi untuk beberapa hari nanti.
Dan saat ini aku tengah berdiri di balkon kamarnya yang indah, entah ada rasa apa, saat ini hatiku sedang berbunga-bunga. Melihat semua dekorasi kamar miliknya sudah dirubah menjadi kamar yang sudah ku impi-impikan semenjak aku baru memasuki sekolah menengah keatas.
Aku tersenyum, ternyata jeon jungkook itu memiliki sifat yang sangat romantis. Ia sangat tak bisa ditebak, apapun yang ia katakan dan itu akan langsung menjadi kenyataan, sungguh itu sangat membuatku senang sekali.
Aku tersadar dari senyuman manisku. Untuk apa aku memikirkannya? Untuk apa aku menyukai melamunkannya? Sial aku bahkan baru sadar bahwa semenjak bangun tadi aku langsung mendapatkan sinyal-sinyal kesenangan darinya.
Jangan sampai aku menyukainya, itu tak mungkin. Aku tak mau itu terjadi, bagiku itu adalah bencana terbesar bagi hidupku, jika aku menyukainya
"Apakah nyonya tak ingin makan."
Aku tersentak kaget, kulirik orang yang mengeluarkan suara itu.
Ternyata dia pelayan yang selalu melayaniku, tetapi kini ia hanya berdua saja tidak seperti biasanya Yaitu tujuh orang sekaligus yang datang untuk menghampiriku.
"Oh yah. Aku Lapar." Kataku dengan helaan nafas, sejujurnya aku malu tetapi ini harus ku katakan karena aku sudah tak bisa menahannya lagi.
"Ah iya mari nyonya saya antarkan ke meja makan." Katanya lagi sembari membungkukukan badanya.
Aku langsung mengangguk singkat.
Hari ini adalah hari pertamaku disini tanpa sang pemilik rumah. Menikmati hari dimana aku sendirian disini tanpa ada sang pemiliki rumah yang menganggu, seperti hari-hari biasanya.
Baru saja pintu kamar yang kutempati terbuka, semua pengawal yang berada di depan pintu langsung membungkuk padaku, seperti sudah menjadi rutinitas bagi mereka semua.
Aku menganggukkan kepalaku dengan senyuman lebar.
Setelah itu ku lanjutkan lagi jalanku menuju tempat makan, perutku sudah meronta-ronta ingin segera di Isi aku sudah tak kuat jika berlama-lama menahannya.
"Silahkan duduk dulu nyonya kami akan menyediakan untukmu." Pelayan disini memang sangat ramah-ramah, tetapi anehnya diriku sama sekalipun tak menyukai mereka. Entah kenapa, sikapku pada mereka memang terlihat sangat baik tetapi jauh dilubuk hatiku, aku merasa kesal pada mereka entah apa itu sebabnya.
"Bisakah Aku sendiri yang mengambilnya? Aku tak butuh pelayanan kalian." Kataku mencoba untuk menghalus, siapa tahu mereka mau menyetujui ucapanku.
Tetapi baru saja ku ucapkan dengan lembut, seorang pelayan yang lebih tua dari pelayan yang lainnya malah terlihat tak suka mendengar perkataanku. Holl, memang ada yang salah?
Aku hanya ingin mengambil porsiku sendiri, bukan diambilkan apalagi disediakan seperti sekarang ini. Aku tak nyaman.
"Tidak nyonya, tuan jeon sudah membayar kita. Kita tak mau memakan gaji buta jika melayani anda saja kita tak benar." Dan itu adalah suara pelayan yang lebih tua dari yang lainnya.
"Ck, kalian ini bagaimana. Aku yang meminta sendiri aku tak mau dilayani seperti orang spesial disini." Aku masih tetap tersenyum lembut kepada mereka
Namun aku merasa terkejut saat pelayan yang tua itu menatap tajam kearahku. Ada apa? Kenapa tatapan nya seperti ini?
"Sudahlah sebaiknya anda menuruti kita semua. Kita sudah telewat baik untuk melayani anda disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Is Not Heartless
Fanfiction"Tolong jangan bunuh putriku! Dia darah dagingmu juga jeon!." "Aku hanya menginginkan Anak Lelaki, bukan perempuan! Jadi biarkan aku lenyapkan anak ini!." "Jangan kumohon padamu kau sudah banyak membunuh anakmu sendiri, kumohon jangan membunuhnya la...