28

2.8K 314 107
                                    

Rekomendasi Sambil denger lagu Jk. Still with you wkwkwkwk

    @Jungie_98

Author Pov

"Tuan Jeon, sebentar lagi Yerim akan Sadar. Tetapi, Saya tidak tahu Akan terjadi apa setelah ia bangun nanti." Dokter Kang Mina hendak pergi tetapi Jungkook langsung menghentikannya.
"Kenapa dia bisa pingsan."

"Hanya karena ia merasa syok, mungkin saat mengetahui sesuatu yang membuat ia ingin marah namun sebisa mungkin ia tahan. Dan karena ia tidak bisa meluapkan kemarahannya itu, jadi dia merasa tertekan hingga pingsan." jelas dokter cantik itu sembari tersenyum, kasihan juga melihat Yeri seperti ini. Mina tebak pasti terjadi sesuatu diantara Jungkook dan Yeri sekarang ini.

"Terimakasih." Mina bungkam, apa tadi? ini pertama kalinya wanita itu mendengar Jungkook berterimakasih padanya. Biasanya lelaki itu masa bodo.

"ah, iy-iya sama-sama, tuan Jeon." Mina lalu kembali ingin pergi namun kali ini tidak ada lagi Tahanan yang dilakukan Jungkook, urusan Mina untuk memeriksa Yeri sudah kelar. Ia rasa akan lebih baik ia cepat keluar dari sini, sebelum Jungkook kembali berubah menjadi bringas.

"Yerim, bangunlah. Kau kenapa tiba-tiba pingsan disaat aku membutuhkanmu." Jungkook mendudukan dirinya diranjang tepat sebelah Yeri yang bernuansa warna merah Maroon. Entah kenapa ia teringat sesuatu yang membuat istrinya itu jadi seperti ini.

Warna Selimut serta Kasurnya membuat Jungkook mengingat darah yang sewaktu itu melumuri lengannya, serta mengingatkan tentang kematian James beserta Victor. Jungkook termenung, tidak seperti biasanya ia merasa kasihan seperti ini, semua korban yang pernah merasakan sama seperti James dan Victor pun Jungkook selalu bersikap tenang, tapi sekarang? Ia seperti digantungi sesuatu yang membuat ia sangat sulit melupakan James dan Victor.

Yeri Wanita itu perlahan membuka kelopak matanya. Ia belum Membuka mata sepenuhnya, namun saat ia melirik ada seseorang lelaki yang sangat ia kenali, ia kemudian menggeser sedikit badannya menjauhi lelaki itu, yang baru menyadari kalau ia menjauhinya.

"Jangan mendekat." Yeri mengangkat tanganya, ia lalu memalingkan wajahnya, seperti tidak ingin menatap lama orang itu.

Entah kenapa ia merasakan sesak sekarang. Sampai-sampai harus menghembuskan nafas berkali-kali.

"Yeri, aku hanya ingin bertanya. Bagaimana keadaanmu." Jungkook akan kembali mendekati Yeri yang bahkan kini sudah berada diujung ranjang berlawanan dengan ujung ranjang yang ia duduki.

Sejauh itu Yeri ingin menjauhinya.

"apa yang perlu dijelakan sih, aku tidak mau berdekatan dengan pembunuh. Aku sangat takut sekali jika pembunuh itu akan membunuhku." Bagai ditusuk oleh ribuan jarum, ucapan Yeri membuat hati Jungkook begitu sakit. Kenapa harus Yeri yang berkata demikian? Disaat wanita itu berada didalam hatinya kenapa mesti harus Yeri yang mengatakanya?

Jungkook sampai memejamkan matanya, ia tidak kuat menatap lama Yeri. Namun sebisa mungkin ia lakukan, karena ia ingin menjelaskan sesuatu pada istrinya itu.

"Yeri, aku bukanlah orang kejam yang kau maksu-"

"Apa membunuh orang itu Tidak kejam? Kau gila yah, Mana ada orang tidak kejam membunuh! Kau tahu, Harusnya saat ini kau ada dipihak kepolisian karena kau pantas dikurung disana." Yeri sudah geram dengan Jungkook, bagaimana bisa lelaki itu mengatakan hal yang membuat darahnya naik.

"oh tuhan, bagaimana bisa aku mengenal bahkan menikah dengan seorang lelaki yang bahkan dulu aku tidak kenal asal-usulnya." Jungkook yang mendengar itu hanya mampu menghela nafasnya. Ia terdiam sejenak sebelum beranjak dari duduknya. Ia mengitari ranjang, tepatnya mendekati Yeri yang nampak tak suka ia dekati.

Man Is Not HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang