11

2.5K 295 25
                                    

Happy Reading.

Author Pov

Sudah Berapa lama Yeri menangis sesegukan didalam Kamarnya? Entahlah Mungkin sudah seharian Penuh Wanita muda itu Mengeluarkan air matanya.

              Yeri Sangat takut Akan kenyataan yAng akan ia hadapi Pagi nanti, Dirinya tidak menyangka jika akan Menjalani Hal yang sangat berdosa. Membunuh bayi yang bahkan baru bisa bernafas didalam perutnya?

Yeri tersedak ludah-nya sendiri, ia belum tidur sama sekali. Dia tidak bisa tidur, kenyataan pahit itu selalu merasuki pikiranya. Dirinya tidak mungkin Tega melakukan hal konyol ini, tapi Jungkook? Jika bukan karena Lelaki gila itu, tidak mungkin Yeri berada disituasi ini.

Waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi, dan diluar sana terdengar suara kegaduhan. Yeri tahu betul, itu pasti Dokter Mina dan para Pengawalnya.

Ternyata Jungkook tidak main-main dengan perkataannya.

         Yeri menghela nafasnya panjang, Oh tuhan Tolong selamatkan Yeri dari segala keburukan yang menimpanya. Sungguh sangat malang wanita itu, hidup sebatang kara, saat dirasa akan bahagia bersama Lelaki yang berstatus suaminya. Nyatanya Bukan kebahagiaan yang ia dapat, hanya luka perih yang menghilang tetapi akan masih berbekas.

Yeri berteriak, ia tidak memperdulikan keadaan Diluar sana, yang khawatir atas dirinya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Semuanya terlambat jika ia kabur. Pengawasan diluar rumah sangat ketat.

Bahkan Yeri sebelumnya Sudah ada fikiran untuk kabur. Setelah ia sudah mengemasi barang-barangnya, tetapi usahanya gagal. Ternyata Jungkook memang sangat cerdik. Pengawal diRumahnya di jaga dengan ketat, hingga tak ada satu orang pun yang bisa memasukinya. Kecuali yang bersangkutan disini.

Tetapi perlu diingat lagi, memangnya siapa yang akan Datang kesini? Rumahnya saja terpencil. Mana ada orang yang berani datang kesini.

"Ini belum Berakhir, pasti ada cara lain. Agar aku bisa keluar dari sini." Yeri membatin, Masa bodo dengan semua barangnya. Sekarang ia hanya perlu keluar dari sini.

          Demi apapun, Yeri tidak ingin Bayinya dibunuh. Yeri seorang ibu, tidak ada seorang ibu yang tega melihat anaknya dibunuh! Apalagi oleh Ayahnya sendiri.

Tidak Yeri bukan Ibu yang jahat, Walaupun  dulu ia tidak menerima adanya bayi ini, namun seiring jalannya waktu. Yeri Akhirnya kalah akan rasa sayang terhadap bayinya itu.

"Nyonya, Saatnya anda melakukannya." Yeri menoleh, dan melihat sosok wanita didepan pintu. Pelayan itu tersenyum miris, merasakan bagaimana penderitaan sang majikanya itu.

   Namun apa daya? Ia hanyalah pelayan disini.

"Aku." Yeri mencari cara agar bisa lolos dari sini, ia tidak boleh mengikuti perkataan sang pelayan itu. Yeri masih waras, mungkin paling waras dari yang lainnya.

   Terutama Jeon Jungkook yang memang sudah terlewat kejiwaanya.

"Yah, Mari Nyonya." Kata Pelayan itu, Ramah.

Yeri menggeleng perlahan, Ia lalu melihat kearah kamar mandi.

Ah, ia tahu Apa yang harus ia lakukan sekarang.

Dan semoga saja kali ini berhasil.

           Yeri terdiam, merangkai kata-kata agar Pelayan itu tidak curiga terhadapnya.

Yeri menghela nafasnya pelan.
"Ak-aku ketoilet dulu. Aku ingin buang air besar." Yeri mengigit bibir bawahnya, semoga saja pelayan tua itu Memakluminya.

        Yeri berharap kali ini Rencananya tak akan gagal.

"Baiklah Nyonya Jeon, saya tunggu." Kata sang pelayan sembari mempersilahkan Yeri untuk memasuki kamar mandi di dalam kamarnya itu.

Man Is Not HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang