Ending.

4.3K 304 44
                                    

Yeri Pov

Pagi Hari telah tiba. Kini adalah hari untukku dimana aku harus Menyiapkan kebutuhan rumah tangga seperti Orang-orang diluar sana.

Semenjak tinggal diKota. Aku meminta Jungkook agar tidak Membawa terlalu banyak pelayan disini. Tetapi sebelum aku meminta, Jungkook sendiri sudah melakukanya. Ia hanya membawa sedikit pelayan, kurang lebih empat orang atau lima orang. Aku tidak terlalu mengahafal, sebab mereka sudah ditugaskan Jungkook bekerja hanya sampai Sore saja. Tidak harus menginap disini.

Memang para pelayan itu datangnya dari rumah lama Jungkook, namun setelah selesai dengan pekerjaan mereka disini, mereka harus segera kembali keRumah Jungkook yang didalam Hutan sana.

"Sayang apa tidak lelah mengurusi Eunbi dari malam sampai pagi begini? Kau bahkan harus menyiapkan keperluan sekolah Haechan juga." Kata Jungkook yang mengintipku yang tengah menenangkan bayi mungil yang baru beberapa hari aku lahirkan.

    Aku tidak manyangka jika Jungkook memperbolehkan aku melahirkannya.

"Sebagai seorang ibu, aku tidak pernah merasa lelah untuk mengurusinya." Jawabku yang langsung membuatnya berdekhem tak terlalu suka dengan ucapanku. Aga sensitif sih, jika Aku berkata Masalah 'ibu' padanya. Mungkin ia sedikit terganggu dengan itu.

"Aku akan buatkan sarapan." Kuletakan bayiku keBox-nya. Lalu mulai melangkah untuk kearah dapur. Jungkook yang mulanya hanya terdiam, kini kembali berkata.

"Yerim. Biar Pelayan saja yang melakukan tugasnya, jangan biarkam mereka memakan gaji buta." Kuhela nafasku. Kenapa sih Sekarang Jungkook posesif sekali, memang Dulu ia juga Posesif namun entah kenapa ia bertambah menjadi lebih mengekang sekarang?

"Biarlah Aku suka melakukanya." kataku yang langsung kembali dijawabnya.

"Kau lelah mengurus Eunbi, setidaknya istirahatlah beberapa jam. Aku tidak sarapan juga tak apa. Aku akan makan nanti." katanya Yang membuatku tersenyum lembut, setidaknya perubahan Jungkook mulai terlihat walaupun masih sedikit Mengekang. Namun ia menunjukkan kasih sayangnya padaku.

Saat Aku hamil anak ketiga, Jungkook begitu perhatian padaku. Tidak seperti saat mengandung Anak-anakku yang telah tiada, jangankan untuk menanyakan kabar bayi dalam kandungaku. Dia malah mengacuhkan bahkan yang paling Tega-nya dia membunuhnya.

Aku sangat sakit jika mengingat itu. Namun, mau bagaimana lagi itu sudah terlanjur. Lagian Jungkook sekarang sudah menunjukkan sisi baiknya, sisi dimana ia Yang sempat berjanji akan berubah demi diriku.

"Tidak Jeon, Tidak baik menunda makan. Kau akan terkena Magh, nanti akan aku buatkan. Sekalian juga untuk Haechan, dia tidak menyukai masakan Pelayan." Kataku, Jungkook menghela nafasnya Frustasi. Aku sama sekalipun tak merasa lelah, aku senang melakukan ini semua.

     Mempunyai Kedua anak yang masih belia membuatku merasa harus Ekstra lebih kuat dan tak mudah lelah. Apalagi Sekarang anakku masih bayi harus dalam pegawasan yang ketat.

"Kalau kau keluar aku akan Marah!." Aku mendegus kesal. Masalahnya adalah Haechan, anak itu sama sekalipun tak mau makan jika bukan aku yang membuatkannya.

Padahal saat Aku belum berada diRumah dan menyandang sebagai ibu Haechan, anak itu menyukai dan mau memakan masakan Para pelayan. Tapi setelah aku datang semua berubah, Haechan hanya ingin aku yang mengurusi kehidupannya.

Sebenarnya Jungkook tidak keberatan dengan itu. Namun ia sering sekali memperingati agar aku tidak kelelahan.

"Aku hanya membuat Roti untuk bekal Haechan." Kataku sembari mencoba untuk meyakinkannya. Setidaknya Haechan adalah alasan terkuat untukku beralasan, Karena sebenarnya aku hari ini ingin memasak. Mumpung Jungkook sedang libur kerja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Man Is Not HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang