Author Pov
Suasana diruangan Markas begitu menegangkan, Banyak sekali Ajudan Jungkook dan beberapa Orang suruhan Jungkook berada disana. Mereka tidak biasa berkumpul dikarenakan Jungkook memberi mereka beberapa Tugas Masing-masing, tetapi sekali Jungkook mengumpulkan anak buahnya Maka beginilah jadinya, Sangat mencekam.
"Jadi Jennie yang melakukan ini semua?." Jungkook menaruh tanganya didagu, ia lalu tersenyum menyeringai.
"aku tidak tahu dia." Tuntasnya.
Namjoon berdekham sebelum berkata.
"Nona Jennie pernah Bekerja dirumah anda sebelumnya tuan, ia pernah menyukaimu." Dengan Lantangnya Namjoon berbicara.Lelaki Paruh baya itu lalu mundur selangkah Saat tangan Jungkook mengangkat keatas, pertanda lelaki itu sedang berfikir.
"Tidak tahu." Kata Jungkook mengangkat kedua Bahunya.
"Yang pernah Tuan beri blackcard palsu itu." Ucap salah satu Ajudan yang terlihat masih sangat muda, Ah sayang sekali ia harus terlibat dalam Orang-orang seperti ini.
Jungkook lalu terdiam.
"Yah mungkin daya ingatku sedang Koslet." jawab sang ketua dengan Baiknya, Jungkook memang pandai berkata.
"Jadi sekarang Tunggu apalagi, jika dia mengancam akan memberitahukan keberadaan Rumahku, dan juga identitasku. Maka kalian juga akan terancam kan?." Tanya Jungkook yang langsung diangguki oleh anak buahnya.
"Lalu Apa lagi? Buat dia kapok telah berani mengancam kita."
"Hm Tuan, saya Pernah Mengancamnya tetapi sepertinya, Jennie sudah punya kekuasaan yang tinggi." Kata Ajudan yang lainya lagi.
Namjoon nampak memikirkan sesuatu yang lain.
"Bagaimana jika kita kroyok saja dia. Biar dia Tahu siapa sebenarnya kita." Jawab Namjoon dengan tegas.Jungkook mengangkat satu alisnya.
"Haahaha, tak menyangka jika Otakmu se-hebat itu, Namjoon-sshi.""anda memuji sangat Berlebihan Tuan Jeon." Saut Namjoon dengan Senang hatinya.
Jungkook terkekeh geli, lalu ia mendekati Sang asistenya itu.
"Rencanamu kekanakan, Tidak memuaskan aku!."
******
Yeri berada DiRuang makan, ia tadi mengurung diri dikamarnya. Namun saat ia masih punya akal sehat tentang banyi-nya itu, jadi dia keluar dari kamarnya dan kedapur untuk mencari makan.
Namun tanpa diketahui oleh Yeri, kalau sang pelayan sudah menyiapkan begitu banyak hidangan dimeja makan. Lebih parahnya itu untuk dirinya sendiri?
"Kenapa seperti memasak untuk pesta?." Tanya Yeri saat ia melihat Ryunjin sang Maid kecil yang ia anggap adiknya itu tengah menatap kebawah sendu.
Ryunjin gelagapan, apa yang harus ia jawab sekarang? Ia sangat gugup, walaupun Yeri berusaha untuk meyakinkan dirinya tidak usah Canggung saat bersamanya, tetapi tetap saja rasanya sulit.
"Ah, ini memang sengaja kita buat agar Nyonya Yerim tidak bosan jika Makan makanan seperti biasanya." Jawab pelayan lainnya.
"Tidak perlu banyak begini, aku merepotkan kalian."
"tidak itu sudah Kewajiban kami Nyonya." Kata pelayan itu lagi sembari membungkukan badanya sedikit.
"Oh yah? Terimakasih."
Mereka lalu menyediakan piring serta mengatur kursi untuk Yeri duduk, Majikannya akan makan mereka turut senang akan kabar ini. Segera mereka akan memberitahu sang Tuan-nya yang dari tadi mengancam Mereka Jika Yeri tidak makan.
![](https://img.wattpad.com/cover/191017581-288-k281148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Is Not Heartless
Fanfiction"Tolong jangan bunuh putriku! Dia darah dagingmu juga jeon!." "Aku hanya menginginkan Anak Lelaki, bukan perempuan! Jadi biarkan aku lenyapkan anak ini!." "Jangan kumohon padamu kau sudah banyak membunuh anakmu sendiri, kumohon jangan membunuhnya la...