24

2.5K 270 42
                                    

Author pov

   Jungkook menenggak habis dua botol Vodka sekaligus, dalam hitungan detik Lelaki itu meminum cairan panas itu dengan Cepatnya. Tanpa merasa ragu dengan efek samping yang Sering dialaminya.

   Karena stres yang mengacau fikirannya, Jeon Jungkook melampiaskannya pada Vodka. Ia memang bisa mengatasi semua masalah dengan rapi, namun jika memikirkan tentang itu Kepalanya benar-benar pening.

"Tuan, Kau tahu dimana Jennie tinggal?." Tanya Namjoon yang setia menemani Jungkook minum, Lelaki Dewasa itu menghela Nafasnya pelan merasa jengah dengan perbuatan Jungkook.

       Jungkook ambruk dimini bar yang ada di-dapurnya, tangannya menyangga kepalanya yang berat, matanya sayu seperti Ingin tidur. Mungkin Minuman berkadar tinggi itu sudah bereaksi.

"dimana lagi kalau bukan diRumah Victor. Negara Konyol dengan atas nama James." Katanya diselilingi desisan benci setelah berkata seperti itu.

Namjoon terdiam, Jungkook bukanlah tipikal lelaki yang Patah akan situasi yang mencekam seperti ini. Masalah  dengan mudah akan terselesaikan dengan sendirinya, Jeon Jungkook sudah biasa berada dalam masalah ini. Namun kali ini sepertinya Namjoom terlihat khawatir karena Jungkook Seperti sedang dalam kondisi tidak tahu harus berbuat apa.

"harusnya aku tidak menerima taruhan itu. Tetapi aku suka tantangan, aku sangat tertarik untuk memenangkannya." ucap Jungkook diselingi kekehannya, ia melirik Namjoon yang nampaknya terdiam karena ia tiba-tiba mengungkit masalah itu.

"Aku tahu kau suka tantangan Tuan. Aku yakin kau bisa dengan mudah memenangkan itu semua, Apalagi sekarang orang yang beradu denganmu itu sudah berada ditangammu sendiri." Kata Namjoon memberikan sebuah Perkataan agar membuat Jungkook merasa Baikan.

"Aku tidak butuh hadiah, yang aku butuhkan adalah kehidupan yang layak. Aku menderita selama ini, namun aku tidak akan menceritakan ini kepada siapapun, termasuk orang terdekatku." Ujar lelaki Jeon itu dengan nafas yang tidak teratur.

"Setelah masalah ini selesai, Bantu aku untuk menjalani kehidupan Normal yah." Katanya lagi dengan berharap kalau Namjoon akan mau membantunya. Karena sejujurnya Jungkook sangat takut jika Namjoon tidak lagi mau membantunya, sudah lama Namjoon berkerja dengannya. Ia suruh-suruh pun, Namjoon tidak menolak.

   Jungkook sangat takut jika suatu saat Namjoon berhenti berkeja dengannya. Karena ia memperkejakan Namjoon bukan sebagai manusiawi melainkan iblis.

"Tuan, Anda memiliki Nyonya Yerim. Biar bagaimanapun dia istrimu, Kau tidak usah ragu untuk meminta bantuan padanya juga, dia pasti akan mengerti tentang Derita Tuan." Kata Namjoon memberi nasehat, berharap Hari ini lelaki Jeon itu mau menuruti perkataanya.

"Aku akan Mencobanya."

****

Victor, Ramon, dan James. Mengumpat dengan kata-kata yang menyakiti hati, Mereka meruntukki nasib mereka sekaligus mengutuk seseorang yang mengurung mereka.

Sudah hampir sebulan mereka disini, Sialnya belum ada seorang-pun yang mau membantu mereka.

"Apa istri bodoh-mu itu tahu jika kita berada disini!." Kata James memecahkan keheningan yang mereka buat sendiri. setelah mengumpati Jungkook mereka semua terdiam dengan posisi Berjauhan.

   Ramon menghela nafasnya. Ia kesal sangat, James dan Victor membuatnya pusing Akibat sering Bercekcok masalah kebebasan.

"Tuan, jika Nyonya Jennie tahu kita berada disini mungkin beliau sudah membebaskan kita sekarang." Cela Ramon menengahi agar anak dan ayah itu tidak berkelahi disini.

Man Is Not HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang