16

22 0 0
                                    

Happy reading :)
Jangan lupa vote dan komen :)

***

Anaya menunggu Arka sambil memainkan sepatunya, duduk di ruang musik sendirian, membuatnya merasakan takut.

Ruang musik bisa dibilang tidak terlalu jauh dari kelas - kelas letaknya dekat dengan parkiran, tapi karna sekolah sudah bubar, jadi ruangan musik tiba - tiba menyeramkan.

"Udah lama?" Tanya Arka.

Anaya mendongak, lalu menggeleng pelan.

"Ayo masuk" ucap Arka, membuka pintu ruangan musik.

Ini pertama kali Anaya masuk ruang musik, dia sering melewati ruangan ini tapi tidak pernah masuk ruangan ini.

Ada beberapa gitar yang di gantung, satu set drum, dua piano, dan beberapa alat musik yang di letakkan di dalam lemari.

Anaya berjalan mendekati Arka yang duduk di salah satu piano yang lansung menghadap ke arah jendela.

Anaya berdiri tanpa niat duduk di samping, dia takut jika dia duduk Arka malah akan Arka berpikir - pikir yang tidak - tidak.

Arka menatap Anaya yang berdiri di sampingnya, dia mengulas senyum tipis, "Sini duduk disini" ujar Arka sambil menepuk bangku di sampingnya.

Anaya duduk dengan canggung. Anaya menatap Arka yang mulai membuka tutup piano.

Dia mengerutkan kening bingung, Arka bisa bermain piano pertanyaan itu tiba - tiba terlintas di pikiranya.

Arka menekan tuts piano, membuat Anaya menoleh, dan jawaban atas pikirannya terjawab.

Arka mulai bermain piano, Anaya tidak tau apa yang Arka mainkan, ida tidak tau seluk belul dunia seni, dirinya saja hanya bisa bermain pianika.

Dia pernah mencoba belajar bermain gitar, dia sudah hapal kunci - kunci dasar, tapi entah kenapa dia tidak bisa mengejreng ke atas, dan dia hanya bisa bermain gitar dengan lagu yang dijreng ke bawah, bermain lagu di petik saja tangan Anaya sudah sakit, dan akhirnya dia menyerah.

Permainan piano Arka sangat lembut, nada yang tenang, membuat Anaya hanyut dalam nada yang Arka mainkan, dia tidak tau itu lagu apa, tapi yang pasti dia tiba - tiba senang dengan lagu ini.

Arka bergitu fokus bermain pianonya, dia sangat suka bermain alat musik terlebih piano dan gitar, tapi dia tidak suka menyanyi, bisa di bilang suara Arka tidak jelek, tapi entah kenapa dia tidak suka menyanyi entah karna apa.

Arka menghentikan permainannya, menoleh ke arah Anaya yang memejamkan matanya.

"Mau lagu apa?" Tanya Arka.

Anaya tersadar dari suasana yang memabukan.

"Yang ini......nyanyi nggak yah" ucapan nya bherenti, dia bingung haris menyanyikannya atau tidak.

Arka menunggu perkataan Anaya dengan serius membuat Anaya tidka tega dan langsung menyanyikannya.

"Yang ini baby take my hand i want you to be my husband, cause you're my iron man, and i love you three thousand" Anaya mennyanyi penggalan lagu yang sedang ramai - ramai nya di dunia maya.

Arka tersenyum melihat Anaya menyanyi, Arka tau dia mulai jatuh cinta pada gadis di depanya ini.

"Selamat datang di dunia ku Anaya" ucapnya dalam hati.

Lalu Arka menganguk, dan langsung memainkan lagu yang Anaya nyanyikan tadi, dia tau lagu itu karna semua orang menyayikan lagu itu.

Anaya terkejut bukan main, melihat Arka yang dengan mudah menekan- nekan tuts, lalu berpindah - pindah kesana kemari.

Anaya menatap takjub dengan Arka, dia tidak tau bahwa melihat seseorang bermain piano akan semenarik ini, apa lagi ini orang yang dia suka.

Anaya memejamkan matanya, menikmati melodi permainan yang Arka mainkan.

Arka menghentikan permainanya, menatap sebentar piano yang ada di depannya.

Tepuk tangan seorang Anaya mengelegar di ruang musik, dia menatap Arka dengan pandangan takjub sambil masih bertepuk tangan.

"Wahh, hebat banget kak, tangan kakak dari sini pindah sini cepet banget lagi, keren banget kak, sumpah nggak bohong" ujar Anaya, mempraktekkan Arka yang bermain tadi.

Arka tersenyum, pujian yang Anaya berikan membuat jantung nya berdebat kencang, apa lagi perutnya seakan membuat dia geli dan senang.

"Nay" panggil Arka.

Anaya menoleh, senyum di bibirnya masih ada, dia belum bisa melupakan permainan Arka tadi, rasanya membuat dia senang saja.

Anaya diam.

Dunianya tiba - tiba bherenti.

Astaga!

Rasanya dia hanya bisa diam, pergi saja dia tidak sanggup.

Seakan - akan kinerja otaknya menghilang.

"Mmm, kak" ucap Anaya pelan.

"Tolong, sebentar saja" Arka berkata pelan.

"Iya" Anaya hanya bisa berkata itu.

Dan Anaya hanya bisa pasrah, saat Arka menyenderkan kepalanya di bahunya.

Arka tersenyum.

Dia tidak tau kenapa tiba - tiba kepalanya ingin menyender di bahu kecil Anaya.

Tapi entah kenapa dia sangat menyukai perbuatan di luar batasnya.














Apa kabar.
Bentar lagi ending nggak nih.
Canda doang guys.
Salam author yang baru pulang dari maen volly.
Oh ya, doain author semoga jadi tanding yahh.
See you kalian di part selanjutnya.
Bigloveku buat kalian 💜💜😘😘😘💜

OUR [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang