20

26 2 0
                                    

Happy reading :(
Vote dan komen :(

***

Haruskah Anaya marah sekarang, cobaan apa yang dia dapat, hari ini dia latihan volly di sekolahnya, dan sialnya ponselnya kehabisan batre, karna terlalu biasa hanya membawa ponsel dan badan, Anaya tidak membawa uang.

Anaya menghela nafas panjang, menyusuri jalanan dengan pakaian volly membuatnya menahan malu, berapa nama hewan sudah di absennya.

Anaya mengangkat kepalanya menatap langit, rintik hujan mulai turun, dan kali ini Anaya benar -benar ketiban masalah.

Anaya pasrah, lagi pula jika dia berteduh, dia akan sampai rumah terlalu lama dirinya hanya perlu mencari ojek di sekitar sini agar cepat pulang.

Karna langit menunjukan sebentar lagi akan menutup cahayannya, Anaya hanya berharap kali ini keberuntungan menghampirinya.

Berjalan sambil menunduk rasanya Anaya ingin menangis.

Tin.......tin....tin...

Anaya menoleh menatap orang yang mengklason di sampingnya.

Helm fullface itu menutupi wajahnya, Anaya memutar badannya menghadap ke arah orang itu.

Orang itu turun dari motornya.

"Hay" sapa orang itu.

Anaya mengernyit bingung.

"Nih orang sehat"

"Oh iya, kenalin nama gue Mahesa bukan tuhan yang maha esa tapi Mahesa Dirgantara" ucap Mahesa sambil tersenyum konyol.

Anaya menatap aneh orang di depannya.

"Gue Anaya" ucap Anaya santai.

"Lo pasti nggak kenal gue kan?" Tanya Mahesa,sambil menaik -naikkan alisnya sebelah.

"Gue temen satu kelompok lo pas mpls,tapi kita nggak pernah ngobrol, gue tau lo aja dari temen gue" jelasnya.

Anaya menganguk, lalu tersenyum ramah.

"Btw, lo alone nih, gue liatin lo jalan sendirian mana pakek baju volly lagi" tanya Mahesa.

"Ouh, gue lupa minta jemput, gue nggak bawak duit karna emang jarang bawa duit kalo mau latihan ehh sialnya hp gue mati" Anaya menjelaskan dengan kesal.

Anaya memang memiliki sifat welcome dengan orang - orang maksudnya di mudah bergaul dengan siapa saja, tentu saja dia sudah seperti berteman lama dengan Mahesa.

"Ya udah gue anter aja" ucap Mahesa sambil menepuk jok motornya.

"Nggak ah, gue jalan aja bentar lagi sampe kok" ucap Anaya menolak.

"Astaga, gue bukan cowok yang hobi mutilasi kok, gue punya adek cewek dua jadi nggak mungkin gue macem- macem kalo lo nggak percaya nih...." Ucapnya sambil menunjukan sebuah foto keluarga.

Dan benar ada wajah Mahesa yang di apit oleh dua perempuan yang wajahnya sedikit mirip dengan Mahesa. Anaya tertawa kecil.

"Nggak usah ngerepotin" ucap Anaya menolak lagi.

"Maghrib lo Nay, kalo masih sore juga gue tinggalin" ucap Mahesa membuang muka kesal.

"Oke deh kalo lo maksa" ucap Anaya langsung naik ke motor Mahesa.

"Dasar human" ucap Mahesa.

Anaya tertawa kecil mendengar itu.

Di sepanjang perjalanan Anaya kira akan canggung dengan Mahesa tapi tidak, sama seperti dirinya dia mudah bergaul, baru berapa menit saja perutnya sudah dibuat keram oleh cerita cerita konyol Mahesa.

Yang Anaya tahu Mahesa tidak suka di panggil dengan nama Mahesa dia banyak di panggil Dirga, dia mengatakan bahwa nama depannya sering di jadikan bahan tertawaan teman - temannya.

Anaya mengakui itu rasanya dia juga pasti tertawa jika memanggik mahesa seperti "Maha,Maha" kan lucu.

Anaya menyadari bahwa jarak ke rumahnya masih jauh, dan dia bersyukur bertemu dengan Dirga.

"Nay lo tau nggak?" Tanya Dirga.

"Lo belom ngomong anjir mana tau gue lah" ujar Anaya.

"Rabu, rabu apa yang bikin malu" tanya Dirga.

Anaya diam mencoba berpikir, sayang otak kecil nya tak sampai.

"Apa?" Tanya Anaya.

"Rabutan cowok di pinggir jalan" jawab Dirga sambil tertawa kencang.

Anaya tertawa bukan karna jawabannya tapi karna tawa Dirga, tawa penuh kebahagiaan tanpa beban.

Lagi -lagi Anaya bersyukur bertemu dengan Dirga sih Maha esa, seketika beban di pikirannya hilang seketika.

"Permen apa yang bikin sedih" tanya Dirga lagi.

"Ehh anjir mana ada permen bikin sedih, ngaco lo" ucap Anaya sambil memukul bahu Dirga.

"Ada" ucap Dirga bersemangat.

"Apa?" Tanya Anaya.

"Permentaanmu untuk putus" ucap Dirga sambil tertawa keras.

"Anjing lo ya" ujar Anaya, sambil mengumpan nama salah satu binatang.

"Anjing mana ada gue di samain sama beliau, mirip Tom Holland gini di samain sama anbipppp" ujar Dirga.

Anaya tertawa ada-ada saja tingkah Dirga, asik tertawa Anaya tidak sadar telah sampai di rumah.

Anaya mengernyit bingung saat satu motor asing terparkir di rumahnya.

Mengabaikan itu Anaya mengajak Dirga masuk.

"Nggak usah Nay, gue mau pulang kasian mak gue nanti nyariin" ucap Anaya.

"Ya udah deh, hati-hati lo nya, makasih yah" ucap Anaya, lalu Dirga pergi.

Anaya pulang dengan senyum memerka, dia masih tertawa kecil mengingat kelakuan kocak Dirga.

Tapi senyum itu hilang seketika.

Perasaan campur aduk datang, Anaya tidak tau harus apa berterima kasih rasanya tidak.

Baiklah dirinya hanya perlu bersikap biasa biasa saja, tanpa melihat Arka yang sedang bermain bersama Dinda, adik kecilnya yang hobi makan.











HAYY DAH LAMA YAH.
MAAF NGGAK UPDATE.
SEMOGA SUKA YAH.
SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA.
TETEP IKUTIN CERITA OUR.
ARKA MENUNGGU KALIAN.
❤️❤️💕😚😚

OUR [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang