29

8 1 0
                                    

Happy reading
Jangan luoa vote dan komen :))

***

Anaya mengusap ngusap tangannya karna gugup ini sudah hari ke 5 dia di Jakarta, seolah keberuntungan berpihak kepadanya dia masuk final, dan sebentar lagi akan memulai pertandingan.

Sebelum bertanding teman temannya menelponnya untuk memberi semangat, ayah bundanya juga, dan Tama dia orang paling histeris saat mengetahui Anaya masuk final.

Dan Arka, dia tidak pernah absen menelpon Anaya, tiap malam dia dihibur dengan candaan receh Arka, dan membuat Anaya tidur nyenyak.

Tapi ada satu hal yang aneh, dari semua hal itu, Kenzo seakan menjauh darinya, dia benar benar menghilang, mengucapkan semangat kepada Anaya pun tidak.

"Lo gugup banget yah" tanya Nasya, saat melihat Anaya yang terus menerus mengusap tanganya.

"Iyaa, bangett" ucap Anaya.

Dia memasang jepit rambut, untuk menahan poninya, mengambil kaos kaki di dalam tasnya, dan memakai sepatunya, pertandingan di depannya hampir selesai, poin nya tidak terlalu jauh 9 15, dan Anaya sudah di suruh siap siap untuk melakukan pemanasan.

Semua orang bertepuk riah saat permainan selesai, Anaya memasuki lapangan, rasa gugup menjalar di tubuhnya.

Kebiasaannya gugup di lapangan adalah hal yang sampai sekarang belum bisa dia kendalikan.

Set pertama di mulai, Anaya memainkan variasi biasa, teman temannya pun puas akan umpan yang dia lakukan.

Lawan mereka tidak mudah menyerah, bola selalu mereka dapatkan, Anaya kewalahan.

Pritttt...

"Sekarang kita mulai main variasi, yang biasa depan belakang, tapi kalian mikir kapan harus di tip atau di pukul yah, mereka passing nya pada bagus" ucap Anaya menginterupsi teman temannya.

"Oke kalo gitu, lo usahain bolanya agak deket wasit yah, biar gue mudah mukulnya ke satu" ucap Zahra.

Mereka saling memberi semangat satu sama lain, kapten mereka pun tampak semangat saat teman temannya sudah naik.

Anaya tersenyum semua temannya sudah on fire.

"Jadii...jadii!" Teriak Anaya menginterupsi temannya, Naila, untuk menarik bola quicker.

Suara tepuk tangan terdengar, mereka mencetak poin, Anaya lari mendekati teman temannya, suara teriakan semangat membuat mereka makin semangat.

Set pertama sudah selesai, 25 20, poin yang memungkinkan musuh dapat mengejar.

Anaya di beri arahan, sebagai seorang setter, dia seorang yang mengatur strategi, dan inti permainan, jalannya permainan tergantung bagaimana dia menyusun strategi, passing yang bagus pun mendukung jalannya suatu variasi.

Set kedua di mulai, lawan mereka melakukan sesuatu perubahan, dengan mengganti berapa pemain, orang yang di ganti mempunyai badan yang tinggi, tapi itu tidak menyusutkan semangat mereka untuk menang.

Semuanya pontang panting jatuh bangun mengambil bola, agar tidak mengenai lantai, Anaya adalah orang yang paling susah untuk melakukan sliding di lapangan, tapi kali ini dia jatuh bangun mengambil bola.

Lawan susah mengambil bola karna teman teman Anaya cukup cerdik menempatkan bola di tempat yang kosong, set kedua berakhir, membuat Anaya bernafas lega.

"Ayo jangan sampe kewalahan, kita jaga pola permainan kita" ucap Lisa, kapten timnya.

Semuanya menganguk, set ketiga di mulai, saatnya Anaya memainkan variasi sesungguhnya, dia mulai bermain bola quicker, bola tiga meter atau yang biasa di sebut backattack, open spike dia mainkan, back spike dia mainkan, variasi sisa dia mainkan, set ketiga berakhir, Anaya teman temannya mengucap syukur, mereka menangis di tengah lapangan, juara tiga di tangan mereka, seolah semuanya mimpi Anaya sangat senang.

OUR [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang