25

10 1 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen :)
Happy reading :)

***

"Jadi,....ngapain aja lo sama dia hari ini?" Tanya Arka dengan pandangan sinis.

"Nggak usah kepo" ucap Anaya dengan nada ketus.

Kenzo tersenyum dalam hati, lihat saja dia akan membuat Anaya sangat kesal.

"Di ajakin nonton kan pasti, cih basi" ucap Kenzo sambil memberi Anaya dengan pandangan sinis.

"Nggak, sok tau lo, gue aja di ajakin ke pameran seni" ucap Anaya dengan nada sombong.

Kenzo tersenyum, Anaya orang yang sangat mudah di pancing, seperti sekarang hanya di modali dengan di panasi, Anaya dengan lancar menjawab, tanpa sadar bahwa Kenzo sedang memancingnya.

"Pameran seni, sedih banget" ucap Kenzo, kali ini dengan pandangan meremehkan.

Anaya mengeram marah, mengumpat dalam hati atas mimik wajah Kenzo yang di tampilkannya sekarang, Kenzo selalu seperti itu dan Anaya tidak suka.

Anaya hanya diam, tidak berniat menjawab perkataan Kenzo, karna dia tau jika di jawab, Kenzo tidak akan bherenti.

"Gue menduga sih, pasti cowok lo itu orang kolot yang ngajakin ke pameran seni, sedih banget gue dengernya" ucap Kenzo memancing emosi Anaya.

"Iri itu tanda tak mampu lohh" ucap Anaya, tanpa menoleh ke arah Kenzo.

"Gue nggak iri, cuman kasian aja sebasi itu cuman di ajak ke pameran seni, ngenes banget nggak sih nay" ujar Kenzo sambil menaikkan sebelah alisnya.

Anaya menoleh, menatap Kenzo sinis, sebisa mungkin dia menampilkan wajah sinisnya walaupun dalam hatinya dia takut saat menatap Kenzo.

"Kenapa?" Tanya Kenzo lagi dan lagi dengan sinis.

"Gue mau balik" ucap Anaya datar.

Kenzo menganguk lalu pergi duluan meninggalkan Anaya, seharusnya hari ini menjadi hari terbaik baginya, tapi semuanya kacau, hanya karna Kenzo, Kenzo, tolong tekankan itu , Kenzo.

Anaya mendekati Kenzo yang sudah siap dengan motornya, karna Anaya pergi dengan Arka, dirinya tidak membawa helm, dan Kenzo pun tidak, jadi Anaya memasrahkan semuanya kepada tuhan, untuk rambutnya tertiup tiup oleh angin malam.

Kenzo diam, tidak terngangu dengan Anaya yang tidak menggunakan helm, Kenzo emang kejam, emang seperti itu.

Sepanjang jalan mereka saling diam, Anaya tidak mau bicara dengan Kenzo karna masih sangat kesal, dan Kenzo yang memang betah diam tidak minat mengajak Anaya mengobrol.

Seakan tuhan tidak berpihak ke mereka, hujan deras tiba-tiba menerjang mereka, Kenzo menaikan laju motornya, berusah mencari tempat berteduh.

Tibalah mereka di sebuah halte, sudah banyak orang yang berteduh di sana, Kenzo langsung berlari untuk menghindari hujan, melupakan Anaya yang tertinggal, Kenzo mengehela nafas membiarkan Anaya berjalan sendiri.

Anaya terkejut, Anaya tidak suka saat Kenzo berperilaku jahat seperti ini, Anaya menahan tangis dia sudah cukup kesal karna kencannya di ngangu oleh Kenzo, dan dengan santainya Kenzo melayangkan perkataan yang membuat dia kesal, dan sekarang dengan teganya meninggalkan Anaya.

Anaya berjalan pelan, sambil menunduk, Anaya suka hujan, tapi tidak untuk sekarang, rasanya semua ini membuatnya semakin sedih, dia berdiri di dekat tangga, kepalanya terlindungi dari derasnya hujan, tapi tubuhnya tidak, cipratan itu mengenai kakinya, jujur Anaya kedinginan.

Dia hanya diam, menikmati hujan dengan perasaan sedih, membayangkan bahwa betapa jahatnya Kenzo sekarang membuatnya ingin menangis.

Kenzo sedikit jauh dari tempat Anaya berteduh, Kenzo merasakan bahwa kepala Anaya tertunduk, bahunya sedikit bergetar, dan tanganya mengusap wajahnya terus, Kenzo tau dia menangis, tapi Kenzo malas menangapinya, dia masih kesal karna Anaya pergi dengan Arka.

OUR [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang