6

45 0 0
                                    

Vote, komen dan share
Tandai typo
Happy reading :)

***

"Kita mau kemana sih?" Tanya Anaya, kepada Tama.

Mereka telah sampai di sebuah mall ternama di kota mereka, dan dari tadi Tama hanya mengajaknya keliling- keliling mall tanpa membeli apapun.

Sebenarnya apa yang dicari Tama.

Anaya mendengus kesal, dia bherenti mengikuti Tama, dia duduk melurukan kakinya yang terasa pegal, Anaya memijat pelan kakinya yang sedikit nyeri akibat berjalan- jalan, tanpa henti.

Tama kampret

Anaya mengumpan dalam hati.

Seseorang duduk di sampingnya, Anaya menoleh, kenapa Kenzo juga ada disini, bukan kah dia sedang sibuk urusan kuliahnya, lalu untuk apa dia kesini.

"Kenapa, bingung?" Tanya Kenzo, melihat raut wajah kaget Anaya.

"Tuan sibuk kenapa bisa ada disini" Anaya berkata sambil memberi tatapan sinis.

Kenzo mengusap pelan rambut Anaya, tidak sedikit pun merasa tergangu dengan tatapan sinis Anaya yang lontarkan padanya.

"Mana Tama?" Tanya Kenzo.

"Nggak tau, dari tadi dia ngajak gue keliling mall" ucap Anaya.

"Hmmm, dia kan arsitek, disuruh bosnya ngitungin luas lebarnya, mau di renovasi, kemaren dia ngajak gue, tapi gue nggak mau, ehh gataunya lo yang di ajak" ujar Kenzo.

Anaya kesal.

Kenapa Tama setegea ini padanya, oke itu lebay.

Anaya menahan amarahnya, dia masih memaafkan Tama, karna Tama, dia bisa disenyumin doi, Anaya mengigit bibirnya agar tidak tersenyum, dia tidak mau Kenzo tau akan hal ini.

"Ken, gue haus" ucap Anaya, dengan pandangan memelas.

Kenzo menganguk, lalu pergi meningalkan Anaya.

Anaya tersenyum, sesibuk apapun Kenzo, dia tetap memperdulikannya, seakan tau bagaimana keadaan Anaya.

Di saat Anaya perlu, tiba - tiba Kenzo datang.

Di saat Anaya mengajaknya jalan, saat Kenzo banyak tugas, Kenzo tetap menemaninya.

Saat Anaya sakit, Kenzo yang gelisah.

Saat Anaya nangis gara- gara drama korea, Kenzo yang menceramahinya.

Kenzo itu baik, semua orang menyukainya, dia tinggi, berkulit sawo matang, berhidung mancung, bermata belok, bibirnya tipis, suka olahraga, dan jurusan kedokteran.

Calon mantu idaman, pikir ibu - ibu pasti seperti itu , pernah terbesit dalam pikiranya untuk menyukai Kenzo, tapi apa setelah di pikir- pikir jika Kenzo juga menyukainya, lalu mereka pacaran dan akhirnya putus, dan itu akan malah membuat sesuana yang hangat menjadi buruk.

"Hay" ucap seseorang yang duduk di sampingnya.

"Ehh, hay" ucap Anaya yang baru tersadar dari lamunannya.

"Sendirian?" Tanya Arka.

Anaya gugup setengah mati, saat Arka tiba - tiba sudah duduk di sampinya.

"Itu, anu, sama temen" ujar Anaya gugup.

"Mana temennya?" Tanya Arka, sambil mengedarkan pandangannya.

Anaya memilih menunduk, tidak kuat jika mata Arka yang lembut menatapnya, jantungnya tiba - tiba hilang kendali saat Arka menatapnya.

"Beli minum kak tadi" ucap Anaya tanpa melihat ke arah Arka.

Arka menganguk.

"Kita belum kenalan" ucap Arka, sambil mengulurkan tangannya.

Anaya menatap sebentar tangan Arka, berpikir untuk menjabat tangan Arka atau tidak.

"Gue Arkana Rafardhan, lo?" Arka memperkenalkan diri.

"Aku, Anaya Diannova, panggil aja Naya kak" ucap Anaya, tanpa sadar dia menggunakan aku saat bicara.

"Ohh oke" ucap Arka, sambil menganguk pelan.

Anaya bingung harus apa, mengobrol dengan Arka?, entah kenapa dirinya yang banyak ngomong ini tiba - tiba diam seribu bahaasa.

Semua topik pembicaraan hilang di telan rasa gugupnya, Anaya tidak tau kenapa Arka bisa ada di mall ini, oke ini tempat umum, tapi kenapa harus Arka, iya Arka sih doi Anaya.

"Gimana kalo gue nanya ignya, terus minta follback sekarang" ucap Anaya dalam hati.

Anaya menggeleng, tidak itu ide buruk.

"Kalo sekarang, pasti nggak bisa chattan, dan basa basi dong" Anaya berkara dalam hati lagi.

Arka yang melihat, Anaya menunduk, dan tiba - tiba menggeleng, membuat Arka mengerutkan kening, kenapa tiba - tiba orang di sampingnya ini menggeleng, apa yang Anaya pikirkan, sampai dia menggeleng.

Arka baru sadar tujuannya datang ke mall ini, hanya karna melihat Anaya yang duduk sendirian, rute yang dia pikirkan tiba - tiba menghilang.

"Nay, gue duluan yah" ucap Arka, lalu berdiri dari duduknya, merapikan pakainnya.

Anaya mengangguk.

Arka menepuk puncak kepalanya pelan, "Hati- hati" sambungnya, lalu pergi.

Meningalkan Anaya yang hampir serangan jantung mendadak, karna baper.

Arka hilang kendali tadi, sungguh dia tidak niat untuk menepuk pelan puncak kepala Anaya tadi, itu di luar kendalinya.

Arka mengacak rambutnya kasar.

Tapi dia tidak menyesal atas kelakuanya tadi, melihat wajah Anaya yang merah karna ulahnya, membuat dirinya tersenyum senang.








Gimana?
Tetep pantengin cerita OUR
Jangan lupa vote komen dan kalo perlu share
Author makasih banget yang udah baca OUR sampe part6 kalian luar biasa
Author minta maaf kalo ada salah di cerita ini, sesungguhnya author sering salah
Oke deh salam author ISTRI SAH NAMJOON 😘😘🤪
See you

OUR [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang