Extra 1

52 5 0
                                    

Musim gugur.

Cuaca mulai mendingin. Lebih banyak angin yang berhembus di musim ini. Pohon-pohon yang kokoh dan hijau mulai mencokelatkan daun dan menggugurkannya. Pakaian hangat pun perlu di kenakan jika kau tidak kuat menghadapi angin musim gugur. Dan puncak semua rasa dingin ini adalah saat musim dingin nanti.

Tamaki lebih menyukai musim semi.

Di musim ini udara mulai menghangat. Tunas-tunas tumbuhan yang baru lahir akan muncul. Pohon-pohon yang tertidur pun mulai membangunkan daun-daun hijaunya. Musim semi adalah lambang semangat baru, bagi Tamaki.

Di pertengahan musim semi, adalah pertama kali Ryota menyapa dia di atap sekolah.

Dengan alasan itu, Tamaki semakin menyukai musim semi.

Namun meskipun musim berubah, Tamaki rasa, cintanya tidak akan berubah. Berpikir seperti itu, Tamaki menjadi malu sendiri dan menunduk, padahal pelajaran matematika sedang berlangsung.

Waktu istirahat yang di nantikan semua orang tiba. Begitu guru keluar dari kelas, Tamaki ikut bangkit dari kursi dan berjalan keluar.

"Taki, kau tidak makan siang bersama kami?" ujar salah seorang cowok, dia sedang bersama teman-teman yang biasanya makan siang dengannya, ada Uzaki juga di antara mereka.

Tamaki melambai. "Aku mau makan ke kantin."

Dia berdiri bersandar pada pintu kelasnya. Sesaat kemudian Ryota keluar. Ketika pandangan mereka bertemu, wajah Ryota langsung cerah bagai sinar matahari.

"Maaf membuatmu menunggu!" ujar Ryota.

Tamaki menggeleng pelan. "Ayo ke kantin."

Semalam, Ryota mengajak Tamaki ke kantin. Mereka jarang bertemu ketika istirahat sekolah karena sibuk dengan tugas juga mereka memiliki teman masing-masing. Dan karena hari ini menu kantin sekolah adalah kare, Ryota ingin makan di sana.

Setelah mendapat makanan dan duduk, mereka mulai makan dan mengobrol. Meskipun mereka menjadi kekasih, tidak banyak hal-hal yang berubah dari keseharian mereka. Di luar pun mereka tetap terlihat seperti teman dekat. Dan mereka harus memertahankan itu setidaknya di sekolah. Menurut Ryota, sekolah adalah tempat menuntut ilmu, kau tidak boleh bermesraan di sini.

"Tiba-tiba Kodama-sensei memukul kepala Kamisuwa dengan buku paket, lalu Kamisuwa terbangun kaget dan berteriak, 'Bukan aku yang mengambil rok itu!'" cerita Ryota tentang apa yang tadi terjadi di dalam kelas. Mereka berdua tertawa. "Aku penasaran apa yang dia lakukan semalam!"

"Terdengar mencurigakan." Tamaki terkekeh.

"Saat aku ke kelas nanti, aku akan mengetahuinya. Anak-anak kelas pasti akan menanyainya."

Sejauh ini, Tamaki pernah melihat Ryota yang dingin, Ryota yang sedih, dan Ryota yang bernafsu. Namun, yang paling dia senangi adalah Ryota yang ceria. Dari awal itu adalah sifat yang Tamaki kenal, dan sekarang sifat itu membuatnya nyaman.

"Hei, kau luang pulang sekolah nanti?" tanya Tamaki.

"Hmm, iya. Kenapa?"

"Mau main ke rumahku?" ajak Tamaki. Setelah pacaran, beberapa Ryota main ke rumahnya. Namun yang paling sering adalah main di apartemen Ryota. Karena Ryota tinggal sendiri, lebih nyaman melakukan apa pun di apartemen itu. Ingin bereksperimen dalam memasak, atau menyanyi di dalam kamar sampai puas, tak ada yang melarang.

Pernah sekali, Ryota main ke rumah Tamaki saat ibu Tamaki ada di rumah. Mereka bermain game dengan berisik, dan ibu Tamaki meminta mereka untuk merendahkan suara karena dia ingin beristirahat. Ryota merasa tidak enak karena itu.

Love is Called Melody [COMPLETE]Where stories live. Discover now