Happy reading and sorry for typo:v
Entah berapa kali Alexa melirik pada ketiga mahluk yang nampak asyik melakukan kegiatan mereka di atas permadani.
"Papi sukanya yang merah? Yang galak-galak berarti?" Zio melirik Zea yang mangut-mangut dipangkuan sang ayah.
"Iya, merah. Terang soalnya bang," Alex menatap kagum kedua anaknya. Tak dapat dipungkiri benaknya bergejolak bangga sedari melihat kedua anaknya.
"Bang? Itu siapa?" Zea mendongak menatap Alex yang gemas melihat mata sang putri yang berbinar. Tak tahan dikecupnya gemas kedua pipi gembil sang putri.
"Bang itu like big brother. He is your big brother right?" Alex melirik Zio yang menampilkan wajah kagum.
"Mereka manggil satu sama lain apa Sayang?" Alexa tersentak dari lamunannya mendengar pertanyaan sang suami.
"My brother papi. Zea manggil Zio my brother kalo Zio manggilnya my queen," celoteh Zio mendahului Alexa. Alex mangut-mangut mendengar penjelasan sang putra yang memang terbilang hiferaktif ini.
"Oh gitu. Kalo sekarang diganti manggil Abang sama adek, mau?" Alex memindahkan Zea ke pangkuan kanannya. Setelah itu mengangkut Zio untuk duduk dipangkuan kirinya.
"Adek mana?" Kali ini giliran Zea yang menimbrung. Zio hanya melirik dan lebih tertarik menyender dilengan sang ayah.
"Zio dipanggilnya abang. Itu artinya sama seperti my brother nah Zea dipanggil-"
"Teteh," suara Acha menyela kegiatan mereka. Alex sontak mendengus. Sedangkan Alexa terkekeh geli.
"Teyeh? Enak aunty. Manis," Zio menyambar cepat dan diakhiri dengan kekehannya sembari mendorong lengan Zea dan terus mengatakan zea teyeh manis.
"Bukan abang. Zea dipanggilnya kakak," Alex lebih memilih menenangkan kedua anaknya yang sudah saling mendorong.
"Loh kok kakak, hon. Bukannya adek?" Alexa melirik Acha yang melengos melihat seringaian Alex.
"Mami, I said call papi sayang not honey. Papi gak manis," Zea menimbrung yang di dukung segera oleh Zio.
"Papimu manis kok, teh. Tanya aja mami. Mami pernah ngerasain," Lagi suara sumbang Acha mengganggu quality time.
"Udah-udah. Jadi sekarang Zio dipanggilnya abang nah Zea dipanggilnya Teteh. Boleh nak?" Alex menahan tangan Zio dan memilih mengecup puncak kepala anak itu gemas.
Alexa yang memperhatikan interaksi mereka memilih bangkit dan berlalu menuju Kamar.
*****
Alex mengernyit memperhatikan sebuah map yang disodorkan Alexa. Diletakkannya handuk yang sedari tadi dibawanya."Apa?" Alexa memilih menatap lekat mata sang suami. Hah, rindunya terobati.
"Berkas sikembar dan beberapa album foto mereka," mengambil berkas itu lantas duduk diranjang Alex lakukan. Alexa memilih menatap sekeliling Kamar utama dan berniat menuju balkon kamar.
"Mau kemana?"Alex menahan pergelangan tangan Alexa yang sontak terhuyung dan jatuh dipangkuan Alex.
"Itu kan kamu butuh privasi. Aku tau semua ini terlalu mendadak. Kepulanganku, sikembar sampai-" Alexa bungkam seketika saat mendengar tawa sumbang Alex.
"Mendadak kamu bilang. Lucu kamu Al. Lima tahun kamu bilang mendadak. Definisi mendadak kamu selama ini ternyata," Alex masih tertawa dan lantas menenggelamkan wajahnya diceruk leher Alexa saat tersedak isakannya sendiri.
Alexa masih bungkam merasakan aura nelangsa sang suami. Betapa menderitanya Alex. Entah sebanyak apa dosa yang Alexa timbun.
Benak Alexa mulai berpikir untuk melakukan amal guna melebur dosa.
"Mikirin apa kamu?" Ternyata Lima tahun malah berhasil membuat Alex menjadi manusia bermulut cabe.
"Sikembar-"
"Aku tau Mereka anak-anak aku. Gak perlu dites DNA lagi. Kamu kira aku gak bisa mikir. Melakukan berarti menghasilkan. Benih aku kualitas super," Alex mendelik melihat Alexa yang mencibir.
"Apa? Mau protes kamu. Mau kubuktiin. Ayo," Alex mengecup gemas bibir Alexa.
"Al-"
"Al-al panggil suami tuh yang bener. Gak sopan kamu," entah Alex tengah berada di fase apa tapi pria ini sukses membuat ibu dari Zio dan Zea ini menggigit bahu sang suami gemas.
"Dikasih tau malah ngegigit. Genit kamu. Jangan ajarin ke anak-anak aku," Alex berkata demikian tapi malah melakukan sebaliknya. Membalas gigitan Alexa dengan kecupan ringan tanpa jeda.
"Gegayaan sibapak. Mentang-mentang punya anak. Bangga ya pak?"
Tawa Alex menguar dan memilih mendekap erat sang istri.
"Cinta kamu," Cup satu kecupan di dahi.
"Rindu kamu," Cup satu kecupan di pelipis.
"Kangen kamu," Cup kecupan dikedua mata dan hidung.
"Pengen kamu," satu kecupan panjang dibibir menutup malam keduanya.
"Terimakasih sudah kembali sayangku. Terimakasih untuk kedua anak yang menakjubkan itu dan terimakasih untuk masih bersedia menjadi istriku. I love you to the moon and back maminya abang dan teteh."
Alexa tersenyum dan memilih menyembunyikan isakannya didekapan sang suami.
End.
Done. Selesai sampai disini teman-teman.
Makasih untuk dukungannya selama ini ya dan juga maaf jika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Salldone. Sayonarata :v
Alex
Alexa
Abang Zio
Teteh Zea.

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLEMAKER OR CEO? [tamat]
Lãng mạn"Ada saat seseorang berada pada titik kejenuhan.Jenuh nggak di anggap,nggak di hargai dan jenuh menunggu.Gue berusaha pertahanin loe,walaupun sakit gue berusaha selalu ada buat loe.Tapi kayaknya pertahanan gue cukup sampai di sini.Gue bakal melepas...