.
.
.
.
."Na ... Apa kau bisa menemaniku hari ini?"
"Tidak bisa Renjun, aku ada meeting dengan klien penting hari ini."
"Bagaimana jika setelah meeting? Apa kau punya waktu untukku?"
"Tidak, masih banyak pekerjaan yang menungguku. Aku sibuk!"
"Tapi, Na ... "
"Diamlah Renjun! Ini masih pagi dan jangan membuatku emosi!"
Huang Renjun atau sekarang Na Renjun tengah menatap punggung suaminya yang berjalan menuju keluar rumah. Perdebatan seperti tadi sering kali terjadi di setiap pagi. Hanya satu alasannya, Renjun yang ingin ditemani suaminya disaat kehamilannya sekarang ini. Benar, saat ini Renjun tengah hamil 7 bulan dan selama itu juga Jaemin masih bersikap biasa. Tidak ada perhatian ekstra, tidak ada waktu berdua. Bahkan Renjun harus mati-matian menahan hasrat ngidam seperti orang hamil kebanyakan. Alasannya? Renjun tidak mau merepotkan suaminya yang super sibuk itu. Bahkan mungkin jika dia meminta sesuatu pada Jaemin hasilnya akan seperti perdebatan tadi.
Yang bisa Renjun lakukan sekarang adalah mengelus perutnya yang bulat dan berusaha menenangkan sang janin di dalam perutnya.
"Maaf ya sayang, eomma tidak bisa mengajak Appa mu bersama kita. Mungkin lain kali dia bisa pergi bersama kita berdua."
Sambil tersenyum Renjun mengatakan janji kosong itu pada anaknya. Dia tau Jaemin tidak akan pernah ikut bersamanya menemui dokter kandungan dan melihat kondisi sang jabang bayi. Hari ini memang sudah waktunya Renjun untuk check up kehamilannya, maka dari itu dia berusaha untuk mengajak suaminya tadi. Tapi usahanya sia-sia. Jaemin akan seperti itu, menolaknya. Bahkan mungkin hingga Renjun melahirkan sekalipun.
Jika kalian bertanya "Bagaimana reaksi Jaemin saat Renjun hamil?" jawabannya dia senang. Ya, hanya sebatas senang. Jaemin hanya memeluk dan mencium kening Renjun, setelah itu semua kembali seperti biasa. Jaemin yang kembali sibuk dengan perusahaannya yang mulai berkembang. Sementara Renjun yang menjalani kehamilannya sendirian.
Setelah membereskan sarapan yang tidak dia habiskan Renjun bersiap-siap untuk pergi menuju rumah sakit. Renjun selalu datang awal disetiap pemeriksaan. Alasannya? Dia malu datang ke dokter kandungan sendirian tanpa didampingi sosok suami di sampingnya. Melihat mereka yang datang bersama suami mereka adalah hal yang paling menyakitkan yang pernah Renjun lihat. Renjun hanya iri pada mereka yang menjalankan kehamilannya dengan tenang. Tidak seperti dia yang harus melakukan apa pun sendirian.
Dengan langkah perlahan berkat perutnya yang besar, dia turun ke lobby apartemen dan menyetop taksi untuk pergi ke rumah sakit. Beruntung kali ini sang sopir taksi sangat pengertian. Begitu sampai rumah sakit, sang sopir menuntun Renjun berjalan menuju lobby rumah sakit. Renjun tersenyum dan berterimakasih pada sopir taksi tersebut sambil membayangkan jika yang melakukan hal tersebut adalah Jaemin, suaminya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Norenmin
FanfictionHanya ada Jeno, Jaemin, Renjun Start : 26 - 08 - 19 End : ∞