.
.
.
.
."hah... aku bosan...!"
Pemuda berambut pirang dengan belahan biru untuk poninya itu merenggangkan kedua tangannya, sementara dia masih berada di atas kasurnya yang empuk. Sudah 2 jam dia memperhatikan ponselnya yang sebenarnya tidak ada hal yang menarik di dalamnya. Pemuda itu benar-benar terlihat sangat bosan.
"Apa Renjun dan Jisung masih belum pulang??"
Dia ingat jika kedua orang itu sejam yang lalu berkata akan pergi ke supermarket bersama manager untuk berbelanja kebutuhan untuk satu bulan kedepan. Dan sepertinya mereka masih belum pulang dari sana.
"Berarti tinggal aku dan si Nojam itu kan? Apa aku harus menghampiri nya? Aku terlalu bosan di sini!!"
Dengan langkah yang gontai, dia berjalan keluar kamarnya dan menuju ruang tv yang sudah terdapat seseorang yang tengah menonton film action. Dia pun memilih duduk di samping orang tersebut.
"Jen, Jeno~"
"Apa sih Na?" Yang ditanya menjawab tanpa menolehkan wajahnya kepada si penanya.
"Yak! Aku sedang berbicara padamu!"
"Dan aku sedang menonton film seru!"
"Aish!"
Pemuda itu mengacak-acak rambut nya itu dan pasrah untuk ikut menonton film yang menurutnya membosankan itu. Dia ingin menonton kartun.
"Hey!"
...
"Yak! Kau dengar aku tidak??"
...
Jeno tetap diam tanpa menghiraukan panggilan itu. Tapi dia punya ide yang bagus. Cocok untuk pemuda Na di sampingnya ini.
"Yak!"
"Yak!"
Mata pemuda Na itu membulat. Apa barusan orang di depannya ini meneriakinya?
"Hey!"
"Hey!"
Ah.. begitu...
"Berhentilah!"
"Berhentilah!"
Pemuda Na itu jengah, tapi pemuda Lee di depannya ini malah menikmatinya. Maka dari itu dia tetap meneruskan aksinya yang menurut pemuda di depannya itu menjengkelkan.
"Berhentilah mengikutiku!"
"Berhentilah mengikutiku!"
Hah... Jaemin lelah dengan pemuda Lee ini. Baiklah, jika si Lee ini masih mengikutinya maka dia akan memberikan kejutan untuknya. Rasakan ini Lee Jeno.
"Aku mencintai Huang Renjun."
"..."
Jaemin tersenyum puas. Dia yakin jika pemuda Lee ini akan berhenti mengikutinya. Akan tetapi dia tak melihat perubahan raut wajah Lee Jeno yang awalnya menyipitkan matanya karena senang, kini menjadi menatap tajam seorang Na Jaemin. Sementara Jaemin baru menyadarinya setelah dia puas tertawa.
"Na Jaemin... kau tau bukan jika Renjun itu milikku?"
Jeno bertanya dengan nada rendahnya. Sepertinya Na Jaemin sudah memancing amarah Lee Jeno.
"Kau punya waktu tiga detik untuk mulai berlari. Satu... Dua..."
Jaemin yang mendengar hal itu langsung saja berlari menjauh dari pemuda Lee di hadapannya ini. Sementara Jeno mengejarnya di belakang.
Mereka berlarian di dalam rumah. Hingga akhirnya Jaemin memilih opsi untuk membuka pintu dan berlari keluar rumah. Tapi nyatanya, di luar sana manager, Renjun, dan Jisung sudah sampai di halaman rumah. Langsung saja Jaemin berlari menuju mereka dan bersembunyi dibelakang punggung sempit milik Renjun.
Bukan hanya Renjun yang heran melihat tingkah visual Nct dream yang tengah bersembunyi dibelakang punggung nya itu. Jisung dan sang manager juga menatap aneh pemuda Na tersebut. Tetapi setelah mendengar teriakkan yang mereka yakini sebagai Jeno membuat mereka mengerti.
"Apa yang kau lakukan pada Jeno kali ini?" Tanya Renjun.
"Aku hanya bercanda dengannya! Sungguh!"
Renjun hanya merotasikan bola matanya. Begitu juga dengan sang maknae dan manager.
"NA JAEMIN! KEMARI KAU! HUANG RENJUN HANYA MILIKKU! KAU MENGERTI?! RENJUN ITU MILIKKU!"
Kurang lebih seperti itulah teriakkan yang dikeluarkan oleh pemuda Lee yang tengah mengamuk itu.
"Aku masih milik orang tuaku, Jen. Kau bahkan belum melamarku." Jawab Renjun santai. Sudah terlalu bosan dia melihat adegan ini.
Jeno menarik Renjun ke pelukannya. Tak peduli dengan barang belanjaan yang jatuh saat dia menarik tubuh mungil itu. Jeno berbisik sesuatu di telinga Renjun.
"Kau ingin aku melamarmu sekarang? hm? Akan aku lakukan di depan orang tua kita nanti."
Setelah membisikan untaian kata yang terdengar seperti janji itu, Jeno mengecup kening Renjun.
"Demi Tuhan Hyung! Kau masih berada di depan teras!" Pekikan maknae itu menyadarkan pemuda Lee Jeno tersebut.
"Ya, baiklah!"
Dengan santainya Jeno mengangkat tubuh ringan milik Renjun seperti sedang mengangkat karung beras di pundaknya. Sementara di mungil hanya pasrah sambil menahan pusing akibat posisi kepalanya yang berada di bawah. Jeno pun berjalan masuk menuju kamarnya tanpa peduli dengan teriakan dari maknae soal kantong belanjaan yang berceceran.
"Sudah, sudah. Jaemin, bantu Jisung membawa belanjaan."
"Aku?! Kenapa a—"
"Kau yang menyebabkan Jeno Hyung mengamuk dan mengambil alih Renjun Hyung! Anggap saja kau tengah meminta maaf padaku sekarang! Cepat bawa kantong belanjaan itu!"
Telak. Jaemin sudah tak bisa lagi berargumen dengan maknaenya ini. Dengan terpaksa dia mengangkut kantong plastik yang Renjun jatuhkan tadi dan membawanya masuk ke dalam rumah. Mungkin kedepannya dia tidak akan membawa nama Renjun saat dia sedang bercanda dengan Lee Jeno.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Norenmin
FanfictionHanya ada Jeno, Jaemin, Renjun Start : 26 - 08 - 19 End : ∞