Fight

3.3K 385 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Ketujuh member Dreams akhirnya sampai di dorm mereka setelah sukses menyelesaikan syuting video track Deja Vu. Kini, pemuda yang sering dipanggil Nana tengah berada di kamarnya. Sejak di lokasi syuting kepalanya sudah terasa pening dan berat. Itulah mengapa saat ada waktu senggang dia  lebih memilih menggunakannya untuk tidur dibandingkan teman-temannya yang memilih untuk bermain.

Setelah membersihkan badan, dirinya tengah berbaring di kamar sehabis meminum obat yang managernya bawa. Setidaknya dia bisa mulai istirahat sebelum pintu kamarnya dibuka lebar-lebar. Kamar yang awalnya gelap temaram kini mulai terang berkat pintunya yang dibuka lebar oleh seseorang.

"Nana-ya~"

Jaemin menghela napas. Jika bukan karena kondisinya yang sedang buruk dan mood nya yang berada di bawah, pasti nya ia akan melempar senyuman manis untuk kekasih mungilnya itu.

"Ada apa Renjunnie?" Jawab Jaemin berusaha untuk seperti biasanya.

Yang ditanya justru ikut naik ke ranjangnya dan memeluknya diluar selimut. Sambil mendusalkan kepalanya di tangan yang ukurannya sama seperti paha si mungil.

"Aku merindukanmu~"

Jaemin tersentuh. Mungkin karena selama ini kekasih nya lebih sering bersama Jeno atau pun lebih sering ditarik oleh maknae untuk bermain. Tak jarang dirinya juga sibuk dengan Doyoung untuk membahas konten yang diklaim hanya bisa dilakukan oleh Nct.

Tangan kirinya yang bebas terangkat dan mendarat tepat di surai rose gold itu. Mengusapnya pelan, memberi kenyamanan bagi yang dielus.

"Nana tadi kemana saat istirahat syuting? Kenapa tidak ikut bermain?" Tanya Renjun sambil menatap mata bambi milik Jaemin.

"Aku? Aku pergi ke toilet saat itu." Jawab Jaemin berbohong.

"Kenapa lama sekali?"

"Mengantri Injunie, toilet saat itu penuh."

Pemuda surai silver itu mengangguk mengerti. Kemudian dilanjutkannya kembali bermain dengan jari-jari besar dan panjang milik kekasih nya itu.

"Padahal aku ingin bermain dengan Nana juga... berhubung agensi benar-benar membatasiku dengan Jeno..." Gumam Renjun yang masih bisa di dengar Jaemin.

"Aku juga ingin mengajakmu bermain bola basket, bertanding bertiga bersama dengan Jeno juga. Aku lelah bertanding dengan para maknae. Chenle selalu menang dariku!"

Jaemin diam saja tanpa menyela sedikitpun ucapan Renjun.

"Kalau Nana ikut dan bertanding dengan Chenle pasti menang!"

Rasa pusing itu kembali menghampiri Jaemin, padahal sebelumnya sudah berkurang.

"Benar kan ucapan ku tadi Na? Harusnya kau ikut bermain!"

Just NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang